Kemajuan bidang pendidikan yang dicapai suatu daerah juga dapat dilihat melalui minat baca penduduknya. Tercatat pada tahun 2010 sekitar 3.020 orang
yang mengunjungi perpustakaan dan 2.861 orang diantaranya melakukan peminjaman buku. Selain melayani pembaca diperpustakaan umum, di Kota
Sabang juga terdapat layanan perpustakaan keliling yang mengunjungi kelurahan, sekolah dan taman baca yang berlokasi di sekitar kawasan wisata Sabang Fair.
Tidak hanya itu, perpustakaan umum kota Sabang juga memiliki fasilitas internet yang bisa diakses oleh pengunjung, dan pada tahun 2010 dan sebanyak 234 orang
menggunakan layanan ini. Peta sebaran fasilitas pendidikan Kota Sabang disajikan dalam Gambar 15.
Gambar 15. Peta Sebaran Fasilitas Pendidikan Kota Sabang
57
4.2.3 Ketenagakerjaan
Komposisi distribusi penduduk menurut lapangan usahapekerjaan pada tahun 2010 yang bermata pencaharian kepala keluarga terbesar adalah tenaga
pegawai yaitu 1.609 kepala keluarga. Selanjutnya diikuti oleh tenaga perikanan yang terdiri dari 1.021 kepala keluarga, sedangkan yang bermata pencaharian
terkecil adalah dari tenaga jasa, yaitu hanya 273 kepala keluarga dari total kepala keluarga di Kota Sabang. Distribusi kepala keluarga menurut mata pencaharian di
Kota Sabang dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Jumlah Kepala Keluarga Menurut Mata Pencaharian dan Kecamatan di
Kota Sabang tahun 2010 Uraian
Kecamatan Jumlah
Sukajaya Sukakarya
Pertanian 521 379
900 Perikanan 510
511 1.021
Buruh 310 217
527 Perdagangan 269
621 890
Jasa 198 75
273 Angkutan 246
169 415
Pegawai 324 1.285
1.609 Lainnya 452
460 912
Jumlah 2.830 4.238
7.068
Sumber : BPS Kota Sabang 2011
4.2.4 Budaya
Dengan beraneka ragam suku sudah pasti budayanya beraneka ragam namun demikian yang lebih kuat mempengaruhinya adalah budaya Aceh. Adat
istiadat merupakan pengaturan tata tertib masyarakat serta kebiasaan turun menurun masyarakat di Kota Sabang. Adat Istiadat yang berlaku sangat
dipengaruhi nuansa Islam, dimana pihak laki-laki sebagai pemimpin Patriachat. Pengaruh Budaya Aceh sangat kuat tertanam pada masyarakat, ini tak lain karena
mayoritas masyarakatnya adalah Suku Aceh dan beragama Islam. Bahasa sehari- hari yang umumya digunakan bahasa Aceh dan bahasa Indonesia.
Penerapan syariat islam di seluruh Provinsi Aceh, termasuk di dalamnya Kota Sabang memberikan nuansa keagamaan yang cukup kental dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari. Dengan adanya penerapan syariat islam tersebut bukan
suatu hambatan khususnya untuk sektor pariwisata, bahkan dipandang sebagai suatu ciri khas dan keunikan tersendiri bagi kepariwisataan di Kota Sabang.
4.2.5 Kelembagaan Berdasarkan UU No 22 tahun 1999, penyelenggaraan pemerintahan Kota
Sabang berada dibawah tanggung jawab Walikota. Walikota sebagai Kepala Wilayah merupakan penguasa tunggal di bidang pemerintahan dalam wilayahnya,
artinya memimpin pemerintahan, mengkoordinasikan pembangunan dan membina kehidupan masyarakat di segala bidang. Sebagai pimpinan penyelenggaraan
pemerintahan daerah Kota Sabang, maka Walikota Sabang bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Menteri Dalam Negeri. Walikota memimpin seluruh
perangkat pemerintahan daerahnya. Dengan demikian Walikota Sabang dalam kedudukan selaku unsur Pemerintah Daerah mempunyai tugas menetapkan
landasan kebijakan umum bersama DPRD, serta menyelenggarakan segala urusan pemerintahan Kota.
Disisi lain, wilayah Kota Sabang ditetapkan sebagai kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Sabang sebagaimana diatur dalam Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang No 2 tahun 2000, yang selanjutnya ditetapkan menjadi Undang-undang No 37 tahun 2000, adalah suatu kawasan
yang berada dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terpisah dari daerah pabean sehingga bebas dari pengenaan bea masuk, pajak
pertambahan nilai, pajak penjualan atas barang mewah dan cukai. Dari ketentuan diatas, analisis aspek kelembagaan pemerintahan Kota
Sabang akan mengacu pada kedua ketentuan yaitu mengacu pada UU No 22 tahun 1999 yang menjadikan dasar desentralisasi wilayah Kota Sabang dan UU No 37
tahun 2000 sebagai dasar terbentuk kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Sabang.
4.3 Perekonomian
Laju pertumbuhan ekonomi Kota Sabang pada tahun 2007 pertumbuhan
ekonomi mencapai 7,32 persen, pada tahun 2008 menurun menjadi 4,40 persen, pada tahun 2009 naik menjadi 4,72 persen dan pada tahun 2010 kembali
meningkat menjadi 5,21 persen. Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi Kota
59