Analisis Skalogram Metode Analisis Data
yang ditunjukkan dengan aktivitas masyarakat yang ada diwilayah tersebut, dan data tentang fasilitas umum yang meliputi data jumlah sarana pendidikan, sarana
kesehatan, sarana peribadatan dan jenis data penunjang lainnya. Variabel yang digunakan dalam metode skalogram dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Variabel yang Digunakan Dalam Metode Skalogram
No. Variabel
1. Jarak tempuh dari kantor kepala desa lurah ke kantor camat
2. Jarak tempuh dari kantor kepala desa lurah ke kantor bupatiwalikota
3. Jarak desa ke kecamatan
4. Waktu tempuh dari desa ke kecamatan
5. Jarak dari desa ke kabupaten
6. Waktu tempuh dari desa ke kabupaten
7. Jarak dari desa ke kabupaten terdekat
8. Waktu tempuh dari desa ke kabupaten terdekat
9. Jumlah penduduk laki-laki terhadap jumlah penduduk
10. Jumlah penduduk perempuan terhadap jumlah penduduk
11. Jumlah keluarga terhadap jumlah penduduk
12. Jumlah keluarga pertanian
13. Jumlah pelanggan listrik PLN
14. Jumlah industri kerajinan dari kayu
15. Jumlah industri kerajinan dari logam mulia dan bahan dari logam
16. Jumlah industri kerajinan dari anyamangerabah
17. Jumlah industri kerajinan lainnya
18. Jumlah yang menerima kartu ASKEMASASKESDA
19. Jarak ke kantor pos terdekat
20. Jumlah industri makanan
21. Jumlah TK
22. Jumlah SD
23. Jumlah SLTP
24. Jumlah SMUSMK
25. Jumlah PT
26. Jumlah RS umum
27. Jumlah PuskesmasPoskesdesPosyandu
28. Jumlah tempat praktek dokter
29. Jumlah apotik
30. Jumlah mini market
31. Jumlah restoranrumah
makan 32.
Jumlah tokowarung kelontong 33. Jumlah
hotelpenginapan 34.
Jumlah bank umum kantor pusatcabangcapem 35. Jumlah
KUD 36.
Jumlah koperasi simpan pinjam 37.
Jumlah koperasi non KUD lainnya 38.
Jumlah sarana ibadah
34
Selanjutnya masing-masing data atau variabel tersebut dilakukan pembobotan dan standarisasi. Struktur pusat pelayanan dalam suatu wilayah dapat
dinilai berdasarkan indeks perkembangan wilayah tersebut. Masing-masing wilayah akan diurutkan hirarkinya berdasarkan akumulasi dari sarana yang ada di
wilayah tersebut setelah dilakukan pembobotan dan standarisasi. Wilayah dengan tingkat hirarki yang terbesar merupakan wilayah yang memiliki ketersediaan
sarana terlengkap, demikian seterusnya hingga urutan hirarki terkecil atau merupakan pusat pelayanan bagi wilayah yang hirarki wilayahnya lebih rendah.
Urutan hirarki yang diperoleh kemudian dapat dikelompokkan lagi menurut selang hirarki.
Nilai indeks perkembangan masing-masing desa selanjutnya dikelompokkan clustering untuk menentukan hirarki desa dengan tingkat perkembangan maju,
sedang dan rendah. Penentuan pengelompokkan menggunakan selang hirarki berdasarkan nilai standar deviasi dan nilai rataan. Hirarki I maju adalah nilai
rata-rata – standar deviasi, hirarki II sedang adalah nilai yang berada diantara nilai hirarki I dan III, hirarki III rendah adalah nilai rata-rata + standar deviasi.
Data yang digunakan adalah podes Kota Sabang tahun 2008 dan 2011. Analisis skalogram dilakukan dengan Microsoft Excel dan pemetaan hirarki wilayah
dilakukan dengan menggunakan ArGIS.