8. Menentukan urutan alternatif-alternatif dengan memperhatikan logical
consistency. Tabel 6. Rincian Data Calon Responden AHP dan A’WOT
No. Asal Responden
Jumlah orang
1. Unsur Pemerintah:
a. Bapedda Kota Sabang 3
b. Bagian Perekonomian Setda Kota Sabang 1
c. Bagian Pembangunan Setda Kota Sabang 1
d. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Sabang 1
e. Dinas Kelautan dan Perikanan 1
f. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 1
g. DPRD
1 2.
Unsur Non Pemerintah: Badan Pengusahaan Pelabuhan dan Perdagangan Bebas
Kota Sabang BPKS 2
3. Unsur Akademisi:
a. Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan UNSYIAH 1
b. Tenaga Pengajar dosen Ekonomi Pembangunan
UNSYIAH 1
4. Unsur Lembaga Swadaya Masyarakat LSM:
a. Yayasan Peduli Sabang 1
b. Forum Rakyat Penyelamatan Negeri Aceh Sabang FORPENAS
1 5. Unsur
Swasta: Pengusaha yang bergerak dibidang pengolahan dan
pemasaran hasil industri 1
Jumlah responden 16
Data yang dianalisis diperoleh dari hasil kuesioner terhadap para responden terpilih yang terdiri dari unsur -unsur Pemda, DPRD, Swasta, Akademisi, BPKS
dan LSM Tabel 6. Penyebaran kuesioner dilakukan pada saat penelitian. Skor yang diberikan oleh setiap responden bersifat subyektif, artinya sesuai dengan
persepsi masing-masing responden terhadap kebijakan pembangunan di Kota Sabang. Nilai skor yang diperoleh dari hasil kuesioner tersebut dianalisis dengan
bantuan program Microsoft Excel. Dengan memperhatikan tahapan-tahapan di atas, maka rancangan struktur hierarkhi AHP dalam penelitian ini seperti yang
terlihat pada Gambar 5.
Gambar 5. Struktur Hirarkhi AHP Level 1
Tujuan
Level 2 Kriteria
Level 3 Sasaran
Level 4 Alternatif
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KOTA SABANG
Sektor Ekonomi Penyerapan TK
Industri Dan
Perdagangan Peningkatan
Kualitas SDM Pengurangan
Jumlah Penduduk Miskin
Jasa Kepelabuhan
an Perikanan
Pariwisata Pendidikan
Kesehatan Layanan
Pendidikan Layanan
Kesehatan
Pengembangan Sektor Unggulan
Pengembangan Masyarakat
3.4.7 Analisis A’WOT
Merumuskan arahan kebijakan pembangunan di Kota Sabang berdasarkan
sektor unggulan dalam kerangka pengembangan wilayah, dapat dianalisis dengan
berbagai metode yang dikembangkan untuk menganalisis secara bersama-sama faktor internal dan eksternal kawasan. Analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman SWOT adalah metode yang umum digunakan melalui pendekatan sistematis dalam mendukung situasi keputusan, namun metode SWOT masih
memiliki beberapa titik kelemahan. SWOT tidak bisa menilai situasi pengambilan keputusan yang strategis komprehensif dan SWOT tidak menyediakan sarana
analitis menentukan pentingnya faktor-faktor atau untuk menilai alternatif keputusan sesuai dengan faktor-faktor. Namun bila SWOT digunakan dengan
benar akan bisa memberikan dasar yang baik dalam perumusan masalah. Menurut Leskinen et al. 2006 A’WOT merupakan metode hibrid yang
menggabungkan metode SWOT dengan metode Analytical Hierarchy Process AHP.
Dalam penelitian yang dilakukan, studi kasus di balai penelitian hutan di Finlandia. A’WOT diterapkan untuk menganalisis perencanaan strategi dari balai
penelitian hutan untuk mengantisipasi perubahan lingkungan dari seluruh hutan dan organisasi itu sendiri. Osuna dan Aranda 2007 melakukan kombinasi antara
SWOT dengan AHP untuk evaluasi akhir dari strategi dalam rencana pengembangan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan.
Metode A’WOT yang diterapkan dalam penelitian ini menggunakan AHP untuk menentukan pembobotan dalam analisis SWOT. Tujuannya adalah untuk
mengurangi subyektivitas penilaian terhadap faktor-faktor internal dan eksternal, baik menyangkut kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman SWOT dalam
pengambilan suatu keputusan strategi. Pelaksanaan analisis A’WOT melalui beberapa tahapan analisis, diawali
dengan pengumpulan data melalui survey dan wawancara kuesioner. Data yang didapat dikerucutkan dari semua jawaban responden, baik itu data internal
kekuatan dan kelemahan maupun data eksternal peluang dan ancaman. Data internal dan eksternal yang didapat dijadikan bahan untuk kuesioner kedua untuk
mendapatkan bobot dan rating masing-masing faktor SWOT, dimana bobot didapat dari AHP. Selanjutnya dilakukan analisis faktor strategi internal IFAS
dan eksternal EFAS, analisis matriks internal-eksternal IE, analisis matriks
space, dan tahap pengambilan keputusan dengan analisis SWOT.
3.4.7.1 Analysis Faktor Strategi Internal dan Eksternal
Analisis faktor strategi internal dan eksternal dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam merumuskan
kebijakan pembangunan di Kota Sabang.
1. Analisis Faktor Strategi Internal
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor kekuatan dan kelemahan yang menentukan strategi kebijakan pembangunan di Kota Sabang.
Bagian dari analisis ini adalah membuat matriks Internal Strategic Factor Analysis Summary IFAS yang ditunjukkan pada Tabel 7.
Tabel 7. Internal Strategic Factor Analysis Summary IFAS Faktor-Faktor
Strategi Internal Bobot
Rating Skor
Kekuatan : 1. ...................
2. ................... dst
Kelemahan 1. ..................
2. .................. dst
Total 1,000
Sumber : Diadaptasi dari Rangkuti 2009
Langkah-langkah pembuatannya sebagai berikut : a. Menyusun sebanyak 5 sampai dengan 10 faktor-faktor kekuatan dan
kelemahan pada kolom 1 yang menentukan strategi kebijakan pembangunan di Kota Sabang.
b. Memasukkan bobot masing-masing faktor kekuatan dan kelemahan pada kolom 2 dari hasil AHP gabungan semua responden setelah dikalikan
setengah, sehingga nilai total bobot sama dengan satu. c. Pada kolom 3 dimasukkan rating pengaruh masing-masing faktor kekuatan
dan kelemahan dengan memberi skala dari 4 sangat kuat sampai dengan 1
40