Jenis-Jenis Kemitraan Usaha Kerangka Pemikiran Teoritis

25 Selanjutnya pihak perusahaan juga di haruskan memberikan komitmen di dalam mendukung proses produksi dan produksi yang dihasilkan oleh petani ACIAR, 2009. Menurut Erappa, S 2006 dalam ACIAR 2009 perjanjian kemitraan usaha agribisnis mencakup tiga wilayah, antara lain : 1 Pasar, perusahaan dan petani menyepakati penjualan dan pembelian yang akan dilaksanakan di masa depan. 2 Sumberdaya, perusahaan menyepakati untuk menyediakan input dan dukungan teknis 3 Spesifikasi proses produksi, petani menyepakati untuk mengikuti persyaratan oleh pihak perusahaan dalam melaksanakan kegiatan proses produksi Sementara itu menurut Patrick et al 2004 dalam ACIAR 2009 kemitraan usaha agribisnis merupakan sebuah sistem intermediasi produksi dan pemasaran, yang membagi risiko produksi dan pemasaran di antara pihak agribisnis dengan petani. Hal ini dapat dilihat sebagai cara untuk mengurangi biaya transaksi yang tinggi yang diakibatkan oleh kegagalan pasar atau pemerintah di dalam menyediakan input-input yang dibutuhkan misalnya, kredit, asuransi, informasi, prasarana dan faktor-faktor produksi serta institusi pasar.

3.1.2 Jenis-Jenis Kemitraan Usaha

Menurut Daryanto, A 2007 Dalam pengembangan usaha kecil disektor peternakan di Indonesia, terdapat beberapa pola atau bentuk kemitraan antara usaha kecil atau petani dengan pengusaha besar, yang dapat digolongkan sebagai berikut : 1 Pola kemitraan inti plasma yaitu hubungan kemitraan antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra, dimana kelompok mitra bertindak sebagai plasma inti. Perusahaan mitra membina kelompok mitra dalam hal penyediaan dan penyiapan lahan kandang, pemberian saprodi sapronak, pemberian bimbingan teknis manajemen usaha dan produksi, perolehan, penguasaan dan peningkatan teknologi, pembiayaan, dan bantuan lain seperti efisiensi dan produktifitas usaha. 26 2 Pola kemitraan sub kontrak yaitu hubungan kemitraan antar kelompok mitra dengan perusahaan mitra dimana kelompok mitra memproduksi komponen yang diperlukan oleh perusahaan mitra sebagai bagian dari produksinya. 3 Pola kemitraan dagang umum yaitu hubungan usaha dalam pemasaran hasil produksi. Dalam pola ini pihak yang terlibat adalah pihak pemasaran dengan kelompok usaha pemasok komoditas tertentu. Penerapan pola banyak dijumpai pada kegiatan agribisnis hortikultura, dimana kelompok tani hortikultura bergabung dalam bentuk koperasi kemudian bermitra dengan swalayan atau kelompok supermarket. Pihak kelompok tani berkewajiban memasok barang-barang dengan persyaratan dan kualitas produk yang telah disepakati bersama. 4 Pola kemitraan kerjasama operasional, yaitu hubungan bisnis yang dijalankan oleh kelompok mitra dengan perusahaan mitra. Umumnya kelompok mitra adalah kelompok yang menyediakan lahan, sarana dan tenaga kerja. Sedangkan perusahaan mitra menyediakan biaya, modal, manajemen dan pengadaaan sarana produksi lainnya. Terkadang perusahaan mitra juga berperan sebagai penjamin pasar dengan meningkatkan nilai tambah produk melalui pengolahan dan pengemasan. Pola ini sering diterapkan pada usaha perkebunan tebu, tembakau, sayuran dan pertambakan. Dalam pola ini telah diatur tentang kesepakan pembagian hasil dan risiko.

3.1.3 Manfaat dan Masalah Kemitraan Usaha