Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

9 Hal ini yang mendorong untuk mengkaji lebih dalam tentang karakteristik peternak ayam broiler dalam melakukan kemitraan dan pelaksanaan kemitraan khususnya kemitraan antara peternak dengan perusahaan inti yang dilihat dari adanya tingkat partisipasi masyarakat Kota Depok yang cukup besar dengan diringin munculnya wabah penyakit avian influenza pada tahun 2009. Partisipasi diartikan tidak hanya menyumbang tenaga, tetapi partisipasi harus diartikan yang lebih luas, yaitu harus menyangkut taraf perencanaan, pelaksanaan, dan pemanfaatan. Mengingat begitu pentingnya karakteristik peternak ayam broiler sebagai plasma kemitraa di Kota Depok maka sangatlah perlu untuk mengetahui karakteristik apa yang paling dominan yang mempengaruhi berjalannya kemitraan di Kota Depok antara peternak plasma ayam broiler dengan perusahaan inti. Berdasarkan kondisi yang telah dipaparkan di atas, maka beberapa permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut : 1 Bagaimana karakteristik peternak mitra di Kota Depok dalam melakukan kemitraan? 2 Bagaimana gambaran pelaksanaan kemitraan antara peternak plasma dengan perusahaan inti di Kota Depok?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah : 1 Mengetahui karakteristik peternak mitra di Kota Depok dalam melakukan kemitraan 3 Mengetahui gambaran pelaksanaan kemitraan antara peternak plasma dengan perusahaan inti di Kota Depok 10

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki beberapa manfaat antara lain : 1 Informasi ilmiah yang sangat berharga untuk pengembangan kemitraan di daerah lain 2 Bahan masukan dan bahan pertimbangan bagi para pelaku kemitraan dalam rangka menyempurnakan kinerja pelaksanaan yang telah berlangsung 3 Bahan masukan bagi instansi terkait yang berhubungan dengan pengembangan kemitraan di masa yang akan dating 11 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha peternakan Ayam Broiler Ayam ras merupakan jenis ras unggul dari hasil persilangan antara bangsa- bangsa ayam yang dikenal memiliki daya produktivitas yang tinggi terhadap produksi daging karkas dan telur. Jenis-jenis ayam ras unggul ini merupakan final stock yang didatangkan dari luar negeri Samadi, 2010. Menurut Samadi 2010 secara umum, ayam ras memiliki faktor keturunan atau faktor genetis yang baik yaitu umumnya bertubuh besar, memiliki pertumbuhan yang cepat, produksi daging dan telur tinggi, serta memiliki daya alih konversi pakan menjadi produk protein daging dan telur tinggi. Pada dasarnya, ayam ras dibedakan menjadi tiga tipe yaitu : 1 Tipe pedaging ayam ras pedaging atau broiler 2 Tipe petelur ayam ras petelur atau layer 3 Tipe dwiguna ayam ras pedaging dan petelur Dari ketiga tipe ayam ras tersebut, yang paling banyak dibudidayakan oleh masyarakat adalah tipe pedaging ayam ras pedaging atau broiler dan tipe petelur ayam ras petelur atau layer. Oleh karena itu, di dalam masyarakat ayam ras hanya dikenal dua tipe yaitu ayam ras pedaging dan ayam ras petelur. Menurut keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia No. 940KptsOT.2101097, usaha peternakan adalah suatu usaha pembibitan dan atau budidaya peternakan dalam bentuk perusahaan peternakan atau peternakan rakyat, yang diselenggarakan secara teratur dan terus menerus pada suatu tempat dan dalam jangka waktu tertentu untuk tujuan komersial atau sebagai usaha sampingan untuk menghasilkan ternak bibit atau ternak potong, telur, susu serta menggemukkan suatu jenis ternak termasuk mengumpulkan, mengedarkan, dan memasarkan. Ayam ras pedaging atau yang lebih dikenal masyarakat dengan nama ayam broiler adalah merupakan jenis ras unggul hasil dari persilangan perkawinan antara ayam jantan ras White Cornish dari Inggris dengan ayam betina dari ras Plymouth rock 12 dari Amerika. Hasil dari persilangan ras tersebut menghasilkan anak-anak ayam yang memiliki pertumbuhan badan cepat dan memiliki daya alih konversi pakan menjadi produk daging yang tinggi, artinya dengan jumlah pakan yang dikonsumsi sedikit mampu bertumbuh dengan sangat cepat. Namun, daya alih pakan menjadi telur sangat rendah. Oleh karena itu, ayam broiler lebih cocok atau menggantungkan bila diternakan sebagai penghasil daging. Hal ini dikarenakan dengan pakan yang hemat mampu mengubahnya menjadi produk daging dengan sangat cepat Samadi, 2010 Sedangkan menurut Rasyaf 2006 Ayam ras pedaging disebut juga ayam broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an, dimana pemegang kekuasaan merencanakan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan diberbagai wilayah Indonesia. Rasyaf 1999 juga mengemukakan bahwa cirri khas ayam broiler adalah rasanya enak dan pengolahannya mudah tetapi mudah hancur dalam proses perebusan yang lama. Daging ayam merupakan sumber protein yang berkualitas bila dilihat dari kandungan gizi. Daging ayam dengan berat 100 gram mengandung di dalamnya 18,20 gram protein dan 404,00 kalori yang berguna untuk menambah energy. Kandungan gizi yang terkandung daam ayam broiler dapat dilihat pada Tabel 8. Berbagai cirri khas yang telah diuraikan sebelumnya, membuat usaha ternak ayam broiler banyak diminati. Selain karena periode produksi dan panen yang cepat serta kandungan gizi yang lengkap, usahanya pun dapat dilakukan dalam berbagai skala, baik skala besar maupun skala kecil. 13 Tabel 8. Kandungan Gizi Daging Ayam Nilai gizi per 100 gram Jumlah Kalori kkal 404,00 Protein gram 18,20 Lemak gram 25,00 Kolesterol mg 60,00 Vitamin A mg 243,00 Vitamin B1 gram 0,80 Vitamin B6 gram 0,16 Asam Linoleat mg 6,20 Kalsium gram 14,00 Posfor mg 200,00 Menurut Yunus, et al 2007, peluang investasi agribisnis ayam broiler memiliki prospek yang cukup cerah untuk masa yang akan datang. Investasi ayam broiler di sub sektor peternakan sangat prospektif karena terdapat beberapa kecenderungan, yaitu : 1 Daging unggas makin diminati oleh konsumen dengan alasan kesehatan kandungan kolesterol relatif lebih rendah 2 Konsumsi daging per kapita karena harga relatif murah 3 Produksi daging dalam negeri hampir seluruhnya dikonsumsi di dalam negeri, bahkan terjadi kekurangan supply sehingga terjadi impor, baik ternak besar maupun daging ayam 4 Daging ayam broiler menempati posisi pertama dalam pemenuhan permintaan dan konsumsi daging Berdasarkan Keppres No 22 tahun 1990 dinyatakan bahwa perusahaan berskala besar juga dapat melakukan budidaya ayam ras dengan skala dibebaskan dengan syarat melakukan pembinaan ke peternak rakyat. Usaha ternak dilakukan pada suatu tempat dalam jangka waktu tertentu untuk tujuan komersial yang meliputi kegiatan perusahaan pemotongan ayam, pabrik pakan, dan perusahaan perdagangan sarana produksi ternak. 14 Usaha peternakan ayam broiler dikembangkan dengan kecenderungan ke arah integritas vertikal dengan pertimbangan banyaknya usaha ternak skala kecil, keuntungan yang diperoleh dan mengurangi risiko usaha. Integritas vertikal merupakan bagian dari struktur industri tipe industrial dimana seluruh bidang pada satu alur produk disatukan dalam satu kelompok usaha yang kemudian dengan unit agribisnis industrial UAI. UAI mengintregasikan subsistem agribisnis hulu, usahaternak, hilir dan jasa penunjang. 1 Subsistem hulu Industri hulu dalam peternakan ayam broiler merupakan kegiatan ekonomi yang menghasilkan sarana produksi sapronak yang berkaitan dengan pembudidayaan ayam broiler Pambudy, 1999. Subsistem ini merupakan bagian awal dari agribisnis dan merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi agar usaha dapat berjalan dengan lancer. Industri pakan, obat-obatan, mesin dan peralatan serta pembibitan merupakan bagian dari subsistem ini. 2 Subsistem usahaternak Subsistem usahaternak inilah hasil dari industri hulu yng digunakan untuk menghasilkan komoditas ternak. Pelaksanaan pola kemitraan pelaku utama dari subsistem usahaternak adalah peternak plasma dan perusahaan inti berperan penting dalam mengajarkan dan mengontrol proses budidaya serta penerapan manajemen yang baik dalam proses tersebut Pambudy, 1999. 3 Subsistem Hilir Subsitem hilir menurut Pambudy 1999 adalah kegiatan mengolah komoditas peternakan primer menjadi produk olahan baik dalam bentuk antara intermediate product maupun dalam bentuk akhir finished product beserta kegiatan perdagangan dan distribusinya 4 Subsistem jasa penunjang Subsistem jasa penunjang merupakan bagian yang menyediakan jasa penunjang bagi ketiga subsistem agar kegiatan UAI berjalan lancer. Subsistem jasa penunjang mencakup bidang keuangan, infrastruktur, penelitian dan pengembangan, pendidikan dan konsultasi agrbisnis hingga kebijakan pemerintah baik mikro, regional dan perdagangan internasional Pambudy, 1999 15

2.2 Faktor Pendukung Pertumbuhan Ayam