32
3.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemitraan Usaha
Keterlibatan petani melakukan kemitraan adalah untuk memperkecil risiko ketidakpastian pemasaran hasil produk pertanian mereka. Bagi petani kecil, model
kemitraan merupakan salah satu jalan keluar untuk mananggulangi masalah-masalah klasik yang selalu dihadapinya selama ini
2
, yaitu : 1 Persaingan yang tidak seimbang antara petani kecil dan petani bermodal besar yang
lebih mampu membeli dan menyewa teknologi maju dalam proses produksi mereka.
2 Mahalnya teknologi, fasilitas dan ketersediaan sarana produksi masih sangat terbatas, apalagi di Negara-negara yang masih terbelakang seperti Indonesia.
3 Akses petani untuk mendapatkan kredit sulit. 4 Tidak mampunya pasar lokal menampung hasil pertanian yang tidak tahan lama
dan harga tidak pernah menetap bahkan kadang-kadang turun secara mendadak pada saat panen raya.
5 Sulitnya menembus pasar internasional, kecuali sebelumnya petani telah mempunyai jaringan yang luas.
Menurut Masakure dan Henson 2005, faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam mengambil keputusan untuk bermitra, diantaranya : mengurangi
ketidakpastian pasar, pasokan input, permintaan pasar, dan harga, memperoleh keterampilan dan penambahan pendapatan petani.
Menurut Purnaningsih 2007, bahwa alasan utama petani melakukan kemitraan karena adanya jaminan pemasaran, kemudian karena tersedia benih atau bibit,
saprodi, produktivitas yang tinggi, adanya petugas pendamping dan karena adanya keikutsertaan petani lain dalam melakukan kemitraan. Apabila komponen tersebut
sesuai dengan kebutuhan usaha, maka itulah alasan petani melakukan kemitraan. Alasan tersebut tidak semata-mata merupakan keuntungan secara ekonomi. Di satu sisi bahwa
kemudahan dalam prosedur atau aturan kerjasama, sistem penetapan harga, dan
2
Ibid, Hlm 5-6
33
kemungkinan petani mencapai standar mutu yang ditetapkan oleh mitranya, merupakan hal-hal positif yang dapat meningkatkan peluang petani melakukan kemitraan.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional