Hubungan Struktur dan Faktor-Faktor Lain yang Mempengaruhi Kinerja. Penelitian Terdahulu

 Kemajuan teknologi dan penggunaanya  Keseimbangan dalam distribusi  Dimensi lain berupa kebebasan individu dalam memilih, keamanan dari bahaya yang mengancam dan keanekaragaman budaya yang ada

2.3. Hubungan Struktur dan Faktor-Faktor Lain yang Mempengaruhi Kinerja.

Keterkaitan antara struktur, perilaku, dan kinerja yang saling berinteraksi mempengaruhi proses alokasi hasil produksi kepada masyarakat secara efektif dan efisien. Hubungan antara struktur, perilaku, dan kinerja ini bukan hanya bersifat searah, tetapi dapat berhubungan timbal balik. Keterangannya adalah sebagai berikut :  Struktur mempengaruhi perilaku semakin rendah konsentrasi, semakin tinggi tingkat persaingan di pasar  Perilaku mempengaruhi kinerja semakin tinggi tingkat kompetisi, semakin rendah market power atau semakin rendah keuntungan perusahaan  Struktur mempengaruhi kinerja semakin rendah tingkat konsentrasi pasar, semakin rendah pula tingkat kolusi atau semakin tinggi tingkat kompetisi, dan market power pun semakin rendah Hubungan antara struktur pasar dan kinerja industri dapat dijelaskan dengan tiga macam hipotesis. Pertama, traditional hypothesis yang menjelaskan bahwa adanya hubungan yang positif antara konsentrasi industri dengan profitabilitas. Kedua, efficient structure hypothesis yang menyatakan bahwa konsentrasi industri tidak terjadi secara acak, melainkan lebih merupakan hasil dari efisiensi perusahaan. Ketiga, product differentiation yang menyebutkan bahwa besarnya pangsa pasar disebabkan oleh adanya diferensiasi produk.

2.4. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang ekonomi industri dengan menggunakan kerangka analisis SCP sudah umum digunakan. Menurut pendekatan SCP, struktur pasar akan menentukan perilaku perusahaan yang selanjutnya akan menentukan kinerja pasar baik industri ataupun perusahaan. Andiani 2006 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Susu Indonesia. Metode yang digunakan adalah pendekatan Structure Conduct Performance SCP dan Metode Kuadrat Terkecil OLS. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa industri susu memiliki struktur oligopoli ketat. Winsih 2007 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Manufaktur Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitiannya adalah pendekatan Structure Conduct Performance SCP untuk menganalisis struktur, perilaku, dan kinerja industri manufaktur dan pendekatan panel data untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja industri manufaktur Indonesia. Dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa industri manufaktur Indonesia mempunyai struktur pasar oligopoli yang tingkatannya bervariasi, dan hasil analisis panel data menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terbesar pada PCM adalah produktifitas dan efisiensi X, sedangkan variabel CR 4 , growth, ekspor, dan impor tidak signifikan pada peningkatan keuntungan. Sarifah 2007 melakukan penelitian pada Industri Air Minum Dalam Kemasan AMDK dengan judul Analisis Struktur, Perilaku, dan Kinerja Industri Air Minum Dalam Kemasan AMDK di Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa struktur pasar pada industri AMDK sampai saat ini cenderung mengarah pada struktur oligopoli longgar. Perilaku industri AMDK pada strategi harga menciptakan second brand yaitu produk lapis kedua yang harganya lebih murah dibanding produk pertama. Kinerja industri AMDK dapat dilihat dari nilai X-eff yang mencerminkan kemampuan industri untuk meminimumkan jumlah biaya input yang digunakan untuk proses produksi dikelola dengan baik.

2.5. Kerangka Pemikiran