Analisis Struktur Industri Minuman Ringan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisis Struktur Industri Minuman Ringan

Minuman ringan sering diidentikkan dengan minuman bersoda atau berkarbonasi oleh konsumen. Berangkat dari hal tersebut, masyarakat tentunya mengenal PT Coca-Cola Bottling salah satu produsen minuman ringan. Dalam pengertian sesungguhnya, konteks minuman ringan tidak hanya mengacu pada minuman bersoda, melainkan berbagai jenis minuman ringan lainnya seperti minuman teh dan minuman sari buah. Definisi lengkap mengenai minuman ringan yang diteliti dalam skripsi ini telah dijelaskan pada bab gambaran umum sebelumnya. Selain PT Coca-Cola Bottling, PT Sinar Sosro dengan produk minuman teh kemasannya juga sangat dikenal konsumen minuman ringan. Kondisi tersebut memungkinkan untuk terjadinya praktek persaingan tidak sehat dalam industri minuman mengingat pangsa pasar kedua perusahaan sangat besar. Kondisi struktur persaingan pasar dalam industri minuman dapat dianalisis dengan menggunakan pangsa pasar masing-masing perusahaan dalam industri minuman, namun karena adanya keterbatasan data masing-masing perusahaan maka struktur pasar dalam penelitian ini dianalisis melalui konsentrasi empat perusahaan terbesar CR 4 dalam industri minuman. Data CR 4 dalam industri minuman ringan dapat dilihat pada Lampiran 2. Tren nilai CR 4 dari industri minuman ringan dari tahun 1980 sampai 2005 cenderung mengalami penurunan seperti yang ditunjukan pada Gambar 5.1. Faktor penyebabnya adalah semakin bertambahnya perusahaan yang bermain dalam pasar industri minuman ringan Lampiran 1, pesaing-pesaing baru yang potensial tentunya dapat mengambil pasar dari perusahaan-perusahaan besar yang telah ada sebelumnya. Sumber: BPS, 1980-2005 diolah Gambar 5.1. Fluktuasi Nilai CR 4 Pada tahun 1980 sampai tahun 1984, nilai CR 4 mengalami peningkatan yang diduga terjadi karena pada awal periode 1980-an jumlah perusahaan dalam industri minuman ringan belum terlalu banyak, selain itu jenis minuman ringan yang diproduksipun relatif sedikit sehingga perusahaan-perusahaan terbesar pada saat itu menguasai pasar yang dengan konsentrasi yang tinggi. Pada periode ini struktur persaingan industri minuman ringan berada pada tingkatan oligopoli ketat. 10 20 30 40 50 60 70 80 P er se n Tahun CR4 Tahun 1984 sampai tahun 1988, nilai CR 4 mengalami penurunan yang cukup tajam. Hal ini diduga karena meluasnya pasar industri minuman ringan sehingga bermunculan perusahaan-perusahaan baru dalam industri sehingga konsentrasi dari keempat perusahaan terbesar mengalami penurunan. Fluktuasi nilai CR 4 dari tahun 1988 sampai tahun 2005 tidak terlalu tajam. Pada periode ini kondisi persaingan dalam industri industri mulai mengalami tren penurunan dimana industri minuman ringan mempunyai tingkat persaingan oligopoli sedang. Antara tahun 2000 sampai 2005 memang sempat terjadi peningkatan yang kemudian menurun kembali pada tahun 2005, namun peningkatannya masih berada pada kisaran oligopoli sedang. Konsentrasi empat perusahaan tertinggi dicapai pada tahun 1984 dengan nilai 73,12 persen. Sementara nilai konsentrasi terendah bernilai 30,21 persen pada tahun 2004. Nilai rata-rata CR 4 adalah 44,08 persen juga mengindikasikan bahwa industri minuman di Indonesia memiliki struktur pasar oligopoli sedang dimana terdapat saling ketergantungan antar perusahaan. Setiap perusahaan tidak bisa menentukan kebijakan penjualan produk tanpa melihat kebijakan pesaingnya. 5.2. Analisis Perilaku Industri Minuman Ringan 5.2.1. Strategi Produk