II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1. Teori Ekonomi Industri
Ekonomi Industri merupakan suatu keahlian khusus dalam ilmu ekonomi yang menjelaskan tentang perlunya pengorganisasian pasar dan bagaimana
pengorganisasian pasar ini dapat mempengaruhi cara kerja pasar industri. Ekonomi industri menelaah struktur pasar dan perusahaan yang secara relatif
lebih menekankan kepada studi empiris dari faktor-faktor yang mempengaruhi struktur, perilaku, dan kinerja pasar Jaya, 2001.
Menurut Hasibuan 1993, pengertian industri dibagi menjadi dua. Pertama, pengertian industri dalam lingkup mikro yaitu kumpulan dari
perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang yang homogen atau barang-barang bersifat saling menggantikan. Kedua, pengertian industri dalam
lingkup makro adalah kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah. Organisasi industri adalah suatu ilmu yang khusus dalam ekonomi, yang
dapat membantu dalam menjelaskan mengapa sebuah pasar tersusun dan terorganisir, serta apa dampak dari organisasi yang demikian terhadap perilaku
perusahaan yang muncul dalam pasar Clarkson dan Le Roy 1983 dalam Lestari 2006.
Menurut Dumairy 2000, industri mempunyai dua pengertian. Pertama, industri merupakan gabungan dari beberapa perusahaan sejenis. Dalam konteks
penelitian ini, industri minuman ringan adalah sekelompok perusahaan yang
menghasilkan produk sejenis yaitu minuman ringan. Kedua, industri diartikan sebagai sebuah sektor ekonomi dengan kegiatan produktif yang mengolah bahan
mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi dengan pengolahan yang bersifat mesinal, elektrikal, ataupun manual.
2.2. Teori Structure-Conduct-Performance SCP
Untuk lebih memahami organisasi industri minuman ringan diperlukan pengetahuan tentang teori dalam ekonomi industri. Teori-teori yang terdapat
dalam ekonomi industri menekankan pada studi empiris dari faktor-faktor yang mempengaruhi struktur pasar structure, perilaku conduct, dan kinerja
performance sehingga tercapai tingkat efisiensi bagi perusahaan, industri, serta perekonomian nasional secara keseluruhan Jaya, 2001. Konsep dan teori yang
diuraikan ini dikenal dengan teori Structure-Conduct-Performance SCP. Menurut Mason 1939 dan Bain 1956 dalam Alistair 2004, ajaran
dasar pendekatan SCP adalah kinerja ekonomi suatu industri yaitu suatu fungsi dari perilaku pembeli dan penjual yang selanjutnya menyangkut fungsi struktur
industri. Kinerja ekonomi diukur dengan derajat maksimalisasi kesejahteraan. Perilaku mengacu pada aktivitas penjual dan pembeli dalam industri. Aktivitas
penjual meliputi pemanfaatan dan instalasi kapasitas, kebijakan promosi dan harga, riset dan pengembangan, dan berkompetisi atau kerjasama antar
perusahaan. Struktur industri meliputi variabel jumlah dan ukuran pembeli dan penjual, teknologi, derajat diferensiasi, integrasi vertikal dan hambatan keluar
masuk pasar Scherer, 1974.
Gambar 2.1. Hubungan Struktur, Perilaku, dan Kinerja
Sumber : Diolah dari Hasibuan 1993 dan Jaya 2001
Struktur Structure Jumlah pembeli
Kondisi penjual Diferensiasi produk
Struktur biaya Hambatan masuk
Integrasi vertikal Diversifikasi
Skala ekonomi
Perilaku Conduct Strategi harga
Tingkat kerjasama Strategi produk
Advertensi Strategi promosi
Riset dan inovasi
Kinerja Performance Efisiensi
Pemerataan Pertumbuhan
Keuntungan Kemajuan teknologi
Kesempatan kerja
2.2.1. Struktur Structure
Struktur pasar didefinisikan sebagai jumlah penjual dan pembeli serta besarnya pangsa pasar market share yang ditentukan oleh adanya diferensiasi
produk, serta dipengaruhi oleh keluar masuknya pendatang atau pesaing Greer, 1992. Sementara menurut Jaya 2001, struktur pasar menunjukkan atribut pasar
yang mempengaruhi sifat proses persaingan. Struktur industri biasanya dijelaskan oleh ukuran distribusi perusahaan
dalam pasar. Terdapat ukuran-ukuran utama yang biasa diperhatikan dalam struktur pasar yaitu pangsa pasar market share, konsentrasi pasar, dan hambatan
masuk pasar. Struktur pasar penting karena akan menentukan perilaku perusahaan yang kemudian akan menentukan kinerja perusahaan.
a. Pangsa Pasar
Pangsa pasar adalah ukuran relatif dari sebuah perusahaan melalui perbandingan antara hasil penjualan dengan total penjualan industri keseluruhan.
Konsep pangsa pasar adalah persentase pangsa dari suatu perusahaan terhadap total industri dalam pasar yang berkisar antara 0 sampai 100 persen Jaya, 2001.
Pangsa pasar sering digunakan sebagai indikator untuk melihat adanya kekuatan pasar yang menjadi indikator seberapa pentingnya perusahaan tersebut dalam
pasar. Pangsa pasar merupakan salah satu aspek yang penting untuk diperhatikan
oleh suatu perusahaan karena secara umum terdapat korelasi yang positif antara pangsa pasar dengan profitabilitas atau keuntungan. Perusahaan dengan pangsa
pasar lebih baik akan mendapatkan keuntungan dari penjualan produk atau kenaikan harga sahamnya sehingga dapat dikatakan bahwa pangsa pasar
merupakan tujuan atau motivasi suatu perusahaan. Tabel 2.1. Tipe-tipe Pasar Berdasarkan Kondisi Utama
Ciri-ciri Monopoli
Perusahaan Dominan
Oligopoli Persaingan
Monopolistik Persaingan
Murni Kondisi
Utama Memiliki
100 pangsa
pasar Menguasai
50-100 pangsa pasar
tanpa pesaing ketat
Gabungan beberapa
perusahaan terkemuka yang
pangsa pasarnya
60-100 Banyak
pesaing yang efektif,
tidak satupun
memiliki lebih dari
10 pangsa pasar
Lebih dari
50 pesaing yang
tidak satupun
memiliki pangsa pasar
yang berarti
Indeks Hirschman-
Herfindahl IHH
IHH = 1 0.25IHH1
0.01IHH0.18 0.01IHH0.1
IHH0.01 Jumlah
Produsen Satu
Banyak Sedikit
Banyak Sangat
banyak EntryExit
Barrier Sangat
tinggi Tinggi
Tinggi Rendah
Sangat rendah
Tipe Produk Heterogen
Heterogen Homogen atau
Heterogen Heterogen
Homogen Kekuasaan
Menentukan Sangat
besar Relatif
Relatif Sedikit
Tidak ada Persaingan
selain Harga Tidak ada
Besar Besar
Besar Tidak ada
Informasi Sangat
terbatas Cukup
terbuka Terbatas
Cukup terbuka Terbuka
Profit Berlebih
Berlebih Agak berlebih
Normal Normal
Efisiensi Kurang
baik Kurang baik
Kurang baik Cukup baik
Baik
Sumber : Diolah dari Hasibuan 1993 dan Jaya 2001
Perusahaan dengan pangsa pasar 100 persen memiliki kekuatan monopoli yang artinya perusahaan tersebut dapat menentukan harga produk yang dijual
serta memiliki keleluasaan untuk mengatur pemasaran produknya karena tidak ada pesaing lain dalam industri tersebut. Perusahaan dengan pangsa pasar 50 sampai
100 persen dikatakan sebagai perusahaan dominan dimana terdapat beberapa pesaing namun jumlahnya tidak terlalu banyak.
Persaingan monopolistik dan persaingan murni adalah jenis-jenis persaingan yang banyak terjadi di pasar dimana setiap perusahaan memiliki tak
lebih dari 10 persen pangsa pasar dan terdapat banyak pesaing sehingga tidak ada suatu perusahaan dominan dan mereka tidak bisa menentukan harga pasar,
posisinya hanya sebagai price taker penerima harga.
b. Konsentrasi Pasar