Uji Normalitas Uji Multikolinearitas Uji Autokorelasi Uji Heteroskedastisitas

H 1 : bi ≠ 0 atau bi 0 atau bi 0 yang artinya variabel independen-i mempengaruhi variabel dependennya. Kriteria uji : Probability t-Statistic α, maka tolak H dan simpulkan variabel independen-i berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependennya. Probability t-Statistic α, maka terima H dan simpulkan variabel independen-i tidak mempengaruhi variabel dependennya secara signifikan.

3.7.4. Uji Normalitas

Jika jumlah sampel data yang digunakan kurang dari 30, maka perlu dilakukan uji normalitas karena jika sampel lebih dari 30 maka error term akan terdistribusi normal. Uji ini disebut Jarque-Bera Test. Hipotesis H = error term terdistribusi normal H 1 = error term tidak terdistribusi normal Kriteria : Jika nilai probabilitasnya taraf nyata maka terima H dan kesimpulannya error term terdistribusi normal.

3.7.5. Uji Multikolinearitas

Suatu model dapat dikatakan baik jika telah memenuhi asumsi bahwa tidak terjadi gejala multikolinearitas di dalamnya. Multikolinearitas adalah adanya korelasi yang kuat pada sesama variabel independennya. Uji multikolinearitas dilakukan dengan menganalisis koefisien korelasi antar variabel independennya yang terdapat pada matriks korelasi. Jika ada nilai koefisien korelasi lebih besar │0.8│maka terdapat gejala multikolinearitas.

3.7.6. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah hasil estimasi model tidak mengandung korelasi serial diantara disturbance term. Hipotesis : H : ρ = 0 H 1 : ρ ≠ 0 Kriteria uji : Probability ObsR-Squared α, maka tolak H yang artinya terjadi autokorelasi positif ataupun negatif dalam model Probability ObsR-Squared α, maka terima H tidak ada autokorelasi

3.7.7. Uji Heteroskedastisitas

Adanya gejala heteroskesastisitas menunjukkan bahwa model tersebut tidak memenuhi kriteria sebagai model yang baik. Model yang baik harus memenuhi kriteria homoskedastisitas atau memenuhi ragam error yang sama. Gejala adanya heteroskedatisitas dapat ditunjukkan oleh probability ObsR- Squared pada uji White heteroskedastisitas. Hipotesis : H0 : µ = 0 H1 : µ ≠ 0 Kriteria uji : Probability ObsR-Squared α, maka tolak H yang artinya terjadi heteroskedastisitas Probability ObsR-Squared α, maka terima H tidak ada heteroskedastisitas

IV. GAMBARAN UMUM INDUSTRI MINUMAN RINGAN

4.1. Definisi Minuman Ringan

Minuman ringan adalah minuman yang tidak mengandung alkohol, merupakan minuman olahan dalam bentuk bubuk atau bentuk cair yang mengandung bahan makanan dan atau bahan tambahan lainnya baik menggunakan bahan alami maupun sintetik yang dikemas dalam kemasan sehingga dapat langsung dikonsumsi Ditjen Bea Cukai, 2002. Bahan makanan dan atau bahan tambahan lainnya yang disebutkan dalam pengertian minuman ringan di atas dapat diperjelas sebagai berikut: a. Bahan makanan alami meliputi buah-buahan dan atau produk dari buah-buahan, daun-daunan dan atau produk dari daun, akar-akaran, batang atau kayu tumbuhan, rumput laut, susu dan atau produk dari susu. b. Bahan makanan sintetik meliputi sari kelapa, vitamin, stimulan. c. Tambahan lainnya meliputi: pemberi rasa, pemberi asam, pemberi aroma, pewarna dan pengawet, garam. Minuman ringan terdiri dari dua jenis yaitu minuman ringan berkarbonasi dan minuman ringan tanpa karbonasi. Minuman ringan berkarbonasi dibuat dengan cara mengabsorpsikan karbondioksida ke dalam air minum, salah satu contohnya adalah Coca Cola. Sementara minuman ringan tanpa karbonasi adalah minuman ringan selain minuman ringan dengan karbonasi. Teh, air mineral dan sari buah merupakan beberapa contoh minuman ringan tanpa karbonasi.