Strategi Harga Analisis Perilaku Industri Minuman Ringan 1. Strategi Produk

Ketiga, melakukan diferensiasi produk dengan tidak hanya memproduksi satu jenis produk saja. Cara ini dilakukan agar saat konsumen merasa bosan atau tidak menyukai produk yang satu maka mereka dapat memilih untuk mengkonsumsi produk lainnya yang diproduksi oleh perusahaan yang sama. Penjualan yang rendah pada salah satu produk akan ditutupi oleh penjualan dari produk lainnya, dengan begitu perusahaan tetap bisa beroperasi dan bertahan dalam persaingan industri tersebut. Contoh, PT Sinar Sosro tidak hanya memproduksi minuman dengan tema teh, mereka juga memproduksi air mineral dalam kemasan dengan merk Prima, dan minuman sari buah atau jus dengan merk Happy Jus dan Country Choice. Minuman bertema teh pun terdiri dari berbagai jenis yaitu Teh Botol untuk rasa teh asli, Fruit Tea dengan teh rasa buah, dan Tebs untuk teh bersoda.

5.2.2. Strategi Harga

Industri minuman ringan memiliki struktur persaingan usaha dalam bentuk oligopoli, berarti adanya saling ketergantungan dan saling mempengaruhi antara suatu perusahaan dengan pesaing-pesaing lainnya. Dalam persaingan oligopoli, keputusan seorang oligopolis akan dipengaruhi oleh harapan atau perkiraan oligopolis tersebut terhadap apa yang akan dilakukan oligopolis lain. Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa penetapan harga oleh suatu perusahaan dalam industri minuman ringan akan dipengaruhi oleh penetapan harga oleh pesaingnya. Kolusi rawan terjadi pada kondisi oligopoli ketat. Jika kolusi terjadi, maka masyarakat akan dirugikan karena perusahaan-perusahaan dalam industri dapat menetapkankan harga tinggi pada produknya yang dapat merugikan konsumen. Mengingat industri minuman ringan berada pada struktur persaingan oligopoli sedang bahkan cenderung bersifat longgar, maka perusahaan-perusahaan dalam industri minuman ringan kurang potensial untuk melakukan kolusi. Mereka tetap harus mempertimbangkan willingness to pay masyarakat yang masih memiliki kekuatan dalam mempengaruhi penetapan harga. Artinya perusahaan tidak bisa menentukan harga sesuai dengan keinginan mereka. Penetapan harga pada perusahaan dalam industri minuman dipengaruhi penetapan harga oleh pesaing, terbukti pada harga-harga minuman ringan yang tidak berbeda jauh antara yang satu dan lainnya selama produk tersebut masih sejenis. Sebagai contoh harga minuman sari buah atau jus kemasan tetra pack dengan isi 250 ml, Country Choice Rp 3000, ABC Sari Buah Rp 3300, Buavita Rp 3500 dimana ketiga merek tersebut merupakan output dari tiga perusahaan berbeda. Penentuan harga oleh produsen juga dapat dipertimbangkan dari perilaku konsumen. Beberapa konsumen mengasumsikan bahwa semakin mahal harga suatu produk maka kualitas produk tersebut semakin tinggi. Namun bukan berarti konsumen akan selalu memilih produk yang berharga mahal, sebagian akan memilih untuk mencari produk yang serupa namun dengan harga yang lebih murah. Peluang ini dimanfaatkan perusahaan untuk memproduksi second brand product yaitu produk yang serupa dengan produk utama namun lebih murah dari segi harganya. Contoh, PT Sinar Sosro memproduksi minuman teh rasa asli dalam kemasan botol dengan dua merk, produk utamanya adalah Teh Botol Sosro sementara merk second brand product nya adalah S-Tee. Keduanya sama-sama mematok harga sebesar Rp 2.000,00 namun dengan jumlah isi yang berbeda, Teh Botol Sosro berisi 220 ml sedangkan S-Tee berisi 318 ml. Dengan harga yang sama, konsumen akan mendapatkan jumlah yang lebih banyak jika memilih S- Tee, dengan kata lain S-Tee lebih murah dibanding Teh Botol Sosro. Second brand product merupakan srategi untuk meningkatkan jumlah penjualan dengan membidik pasar konsumen yang memiliki budget konsumsi relatif lebih rendah, namun tidak menutup kemungkinan konsumen dengan budget lebih tinggi pun akan memilih produk ini. Pemilihan untuk membidik konsumen dengan budget relatif lebih rendah bukan tanpa alasan, sebagian besar penduduk Indonesia adalah penduduk kalangan menengah ke bawah yang tentunya anggaran belanjanya lebih rendah dibandingkan dengan kalangan yang berpenghasilan tinggi.

5.2.3. Strategi Promosi