140
Gambar 48. Diagram layang
kite diagram nilai Indeks keberlanjutan wilayah pesisir Kota Makassar
f. Status Keberlanjutan Multidimensi
Secara multidimensi, nilai indeks keberlanjutan wilayah pesisir Kota Makassar untuk pengembangan wilayah pesisir saat ini
existing condition, sebesar 41,09 persen dan termasuk dalam kategori kurang berkelanjutan. ini
berarti bahwa jika dilihat dari sisi strength sustainibility, dapat dikatakan bahwa wilayah pesisir Kota Makassar termasuk dalam kategori belum berkelanjutan
untuk pengembangan wilayah pesisir, karena masih ada dimensi keberlanjutan berada pada kategori kurang berkelanjutan atau tidak berkelanjutan, yaitu
dimensi ekologi, sosial budaya, infrstruktur dan teknologi. Nilai ini diperoleh berdasarkan penilaian terhadap 52 atribut dari lima dimensi keberlanjutan. Dari
52 atribut yang dianalisis, terdapat 14 atribut sensitif berpengaruh atau perlu diintervensi untuk meningkatkan status keberlanjutan wilayah pesisir Kota
Makassar. Atribut-atribut yang perlu diintervensi meliputi atribut intensitas konversi
lahan perikanan, kondisi prasarana jalan desa, ketersediaan informasi zona agroklimat dan produktifitas usaha perikanan dimensi ekologi, kontribusi sektor
perikanan terhadap PDRB kota Makassar dan kelayakan usaha perikanan dimensi ekonomi, pola hubungan masyarakat dalam kegiatan perikanan, peran
masyarakat adat dalam perikanan, pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan perikanan dimensi sosial budaya, dukungan sarana dan prasarana jalan, tingkat
penguasaan teknologi perikanan
53.89
34.82 47.12
50.74
13.28 20
40 60
80 100
Ekologi
Ekonomi
Sosial dan Budaya Infrastruktur dan Teknologi
Hukum dan Kelembagaan
141
dimensi infrastruktur dan teknologi, ketersediaan lembaga sosial, keberadaan lembaga keuangan mikro, mekanisme lintas sektoral dalam pengembangan
wilayah pesisir dimensi hukum dan kelembagaan perbaikan terhadap atribut-atribut tersebut merupakan tanggung jawab
bersama dari seluruh stakeholder yang terkait dalam pengembangan wilayah
pesisir, namun yang paling penting adalah peran dari pemerintah, baik pemerintah pusat, pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, maupun pemerintah
Kota Makassar sebagai fasilitator dalam membuat program pengembangan wilayah pesisir Kota Makassar dan selanjutnya menyerahkan kepada masyarakat
setempat untuk pengembangannya secara mandiri. Untuk melihat tingkat kesalahan dalam analisis MDS dengan Rap-
COASTALMAK, dilakukan analisis Monte Carlo, analiss ini dilakukan pada
tingkat kepercayaan sekitar 95 persen. Berdasarkan hasil analisis Monte Carlo,
menujukkan bahwa kesalahan dalam analisis MDS dapat diperkecil. Ini terlihat dari nilai indeks keberlanjutan pada analisis MDS tidak banyak berbeda dengan
nilai indeks pada analisis Monte Carlo. Ini berarti, kesalahan dalam proses
analisis dapat diperkecil. Ini terlihat dari nilai indeks keberlanjutan pada analisis MDS tidak banyak berbeda dengan nilai indek pada analisis
Monte Carlo. Ini berarti, kesalahan dalam proses analisis dapat diperkecil, baik dalam hal
pembuatan skoring seiap atribut, variasi pemberian skoring karena perbedaan opini relatif kecil, dan proses analisis data yang dikaukan secara berulang-ulang
stabil, serta kesalahan dalam menginput data dan data hilang dapat dihindari. Perbedan nilai indeks keberlanjutan analisis MDS dan Monte Carlo seperti pada
Tabel 24. Tabel 24. Perbedaan nilai indeks keberlanjutan nalisis Rap-COASTALMAK
MDS dengan analisis monte carlo Dimensi Keberlanjutan
Nilai Indeks Keberlanjutan Perbedaan
MDS Monte Carlo
Ekologi 47,13 47,72
0,59 Ekonomi 53,89
54,05 0,16
Sosial dan Budaya 34,82
35,78 0,96
Infrastruktur dan Teknologi 13,28
15,21 1,93
Hukum dan Kelembagaan 50,74
49,69 1,05
Multidimensi 41,09 42,19
1,10 Sumber : Data diolah tahun 2008
Untuk mengetahui apakah atribut-atribut yang dikaji dalam analisis MDS dilakukan cukup akurat dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, dilihat
142
dari nilai stress dan nilai koefisien determinasi R. Nilai ini diperoleh secara otomatis dalam analisis MDS dengan menggunakan
software Rapfish yang dimodifikasi menjadi Rap-COASTALMAK. hasil analisis dianggap akurat dan
dapat dipertanggung jawabkan apabila memiliki nilai stress lebih kecil dari 0,25 atau 25 persen dan nilai koefisien determinasi R mendekati nilai 1,0 atau 100
persen Kavanagh dan Pitcher, 2004. Hasil analisis MDS dengan Rap- COASTALMAK menunjukkan bahwa semua atribut yang dikaji, cukup akurat
dan dapat dipertanggung jawabkan. Ini terlihat dari nilai stress yang hanya berkisar antara 12 sampai14 persen dan nilai koefisien determinasi Ryang
diperoleh berkisar 0,93 sampai 0,95. Adapun nilai stress dan koefisien determinasi seperti Tabel 25. berikut.
Tabel 25. Hasil analisis Rap-COASTALMAK untuk nilai stress dan koefisien determinasi R
2
Parameter Dimensi Keberlanjutan
A B C D E F
Stress 0,122 0,127 0,136 0,133 0,139 0,115
R
2
0,946 0,942 0,939 0,925 0,952 0,936 Iterasi 3
3 3
3 3
3
Keterangan : A = Dimensi ekologi, B = Dimensi ekonomi, C = Dimensi sosial-budaya, D = Dimensi infrastruktur-teknologi, E = Dimensi hukum-
kelembagaan, dan F = multidimensi Sumber : Data diolah tahun 2008
Berdasarkan hasil analisis MDS dengan Rap-COASTALMAK wilayah pesisir Kota Makassar untuk pengembangan kawasan pesisir dapat disimpulkan
sebagai berikut. Secara multidimensi, wilayah pesisir Kota Makassar untuk
pengembangan kawasan pesisir termasuk dalam status kurang berkelanjutan dengan nilai indeks keberlanjutan 41,09 .
Status keberlanjutan wilayah pesisir Kota Makassar pada setiap dimensi masing-masing dimensi ekologi termasuk dalam status kurang berkelanjutan
47,13, dimensi ekonomi cukup berkelanjutan 53,89, dimensi sosial- budaya kurang berkelanjutan 34,82 , dimensi infrastruktur dan teknologi tidak
berkelanjutan 13,28 dan dimensi hukum dan kelembagaan cukup berkelanjutan 50,74
Atribut-atribut yang sensitif berpengaruh atau perlu diintervensi terhadap peningkatan status keberlanjutan wilayah pesisir Kota Makassar untuk