Uji Validitas kinerja output model

5.5.4.2. Verifikasi Model Kualitas Air wilayah pesisir

Konsentrasi COD di perairan dipengaruhi oleh beban limbah di DAS inlet. Hasil simulasi menunjukkan bahwa rata – rata konsentrasi COD pada periode 2002 - 2028 meningkat dari 49,67 mgl menjadi 62,95 mgl, nilai ini berada di atas nilai baku mutu COD yaitu 30 mgl Gambar 82. Gambar 82. Nilai baku mutu COD dan perkembangan konsentrasi COD Beban limbah yang terus meningkat akan mempengaruhi konsentrasi BOD di perairan pesisir. Hasil simulasi menunjukkan bahwa rata – rata konsentrasi BOD pada periode 2002 - 2028 meningkat dari 4,34 mgl menjadi 12,43 mgl, nilai ini berada di atas nilai baku mutu BOD yaitu 20 mgl Gambar 82. Gambar 82. Nilai baku mutu BOD dan perkembangan konsentrasi BOD Time KA_BOD 1 BM_BOD 2 2.004 2.008 2.012 2.016 2.020 2.024 2.028 20 40 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 Time KA_COD 1 BM_COD 2 2.004 2.008 2.012 2.016 2.020 2.024 2.028 20 30 40 50 60 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

5.6. Model Kebijakan Pengelolaan Landscap di Wilayah Pesisir Kota Makassar

5.6.1. Model Dinamik Landscape

Pengembangan model dinamik Landscape yaitu perkembangan jumlah pohon di Kota Makasar. Simulasi dilakukan selama periode waktu 25 tahun dimulai 2003 - 2028, skenario modelnya adalah : Kebijakan penurunan dan penambahan fraksi jumlah pohon. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis estetika dan keindahan Kota Makasar. Model dinamik jumlah pohon ditunjukkan pada Gambar 83. Model dinamik jumlah pohon di Kota Makasar dibangun berdasarkan persamaan matematik sebagai berikut : t C dt TJP d + = .................................................................................12b ∫ = = + = n t t dt t C TJP 2002 .................................................................................13 Dalam model dinamik sederhana persamaan 14 ditulis menjadi : TJP = J Pohonfk pohon......................................................................15 Keterangan : TJP = Total Jumlah pohon J Pohon = Jumlah pohon Gambar 83. Model dinamik jumlah pohon di Pesisir Kota Makassar

5.6.2. Analisis Kecenderungan Sistem

Perilaku simulasi ditetapkan selama 25 tahun, yakni dimulai tahun 2003 sampai dengan 2028. Simulasi tersebut menunjukkan kecenderungan jumlah pohon berkembang secara tidak linier, tetapi mengikuti bentuk persamaan polinomial. Persamaan tersebut memiliki kecenderungan yang mengikuti persamaan y = 1852x 2 -7x10 6 x+ 7x10 9 dengan koefisien determinasi sebesar R 2 = 0,993 Gambar 84. Gambar 84. Kecenderungan Jumlah Pohon

5.6.3. Uji Validitas

Secara garis besar uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah model yang dikembangkan dapat diterima dan dibenarkan secara akademik atau tidak. Dalam penelitian ini dilakukan dua pengujian validasi yaitu uji validitas struktur dan validitas kinerja.

a. Uji Validitas Struktur

Uji ini bertujuan untuk memperoleh keyakinan sejauh mana keserupaan struktur model mendekati struktur nyata Muhamadi 2001. Secara empirik pertambahan jumlah pohon dipengaruhi oleh laju peningkatan penanaman pohon setiap tahun. Tabel 46. Jumlah Pohon Persamaan Polinomial Tabel 46. Simulasi jumlah pohon di Kota Makassar

b. Uji Validitas kinerja output model

Jenis teknik uji statistik yang dapat digunakan dalam pengujian validasi kinerja model antara lain adalah absolute mean error AME dan absolute variation error AVE serta U-Theil’s, dengan batas penyimpangan yang dapat ditolerir adalah 5-10. Disamping itu juga digunakan uji Durbin Watson DW dan Kalman filter KF. Dalam penelitian ini pengujian validasi kinerja terhadap model yang dibangun menggunakan uji Kalman Filter, dengan tingkat fitting kecocokan yang dapat diterima 47,5-52,5 Barlas 1996 dalam Kholil 2005. Pengujian validitas kinerja ini dilakukan terhadap model Landscape co model yaitu jumlah pohon. Validasi kinerja terhadap model Jumnlah pohon untuk variabel jumlah pohon dengan menggunakan rumus AME, AVE, KF dan DW diperoleh nilai masing – masing 0,0229 2,29, 0,0228 2,28, 0,50 50, dan 0,00193, dengan demikian nilai – nilai AME dan AVE tersebut berada pada 15.000.000 Time 2.002 2.003 2.004 2.005 2.006 2.007 2.008 2.009 2.010 2.011 2.012 2.013 2.014 2.015 2.016 2.017 2.018 2.019 2.020 2.021 2.022 2.023 2.024 2.025 2.026 2.027 2.028 J_Pohon Fk_Pohon 175.255,00 -0,374 110.418,27 -0,174 91.437,47 -0,374 57.612,22 0,0564 60.829,48 0,129 68.603,46 0,129 77.370,60 0,129 87.257,74 0,129 98.407,91 0,129 110.982,39 0,129 125.163,06 0,129 141.155,01 0,129 159.189,51 0,129 179.527,33 0,129 202.462,55 0,129 228.326,76 0,129 257.493,88 0,129 290.385,54 0,129 327.477,16 0,129 369.304,84 0,129 416.473,08 0,129 469.663,50 0,129 529.644,68 0,129 597.283,26 0,129 673.556,44 0,129 759.566,04 0,129 856.554,48 0,129 batas 5-10 dan 47,5-52,5 untuk KF serta DW2 menunjukkan pola fluktuasi kurang tajam. Hasil simulasi dan aktual untuk variabel jumlah penduduk ditunjukkan pada Gambar 85. Gambar 85. Grafik perbandingan jumlah pohon hasil simulasi dan aktual

5.6.4. Verifikasi Model Landscape

Hasil simulasi periode 2002 – 2028 menunjukkan bahwa jumlah pohon meningkat dari 175.255 pohon menjadi 856.554,48 pohon. Oleh sebab itu dibutuhkan penananganan terhadap jumlah pohon demi mempertahankan estetika kota melalui intervensi kebijakan Gambar 86. Gambar 86. Perkembangan Jumlah Pohon 5.6.5. Analisis Kebijakan 5.6.5.1. Skenario – Skenario Kebijakan Model Beban Limbah dan Kualitas Air Skenario yang dilakukan adalah skenario pesimis P, moderat M, optimis O dan sangat optimis SO. Skenario pesimis adalah kondisi eksisting dimana laju pertumbuhan penduduk adalah: 1,95 Das Tallo, 2,53 Das Jeneberang, 1 pengunjung hotel di Das Tallo dan Das Jeneberang. Skenario moderat adalah intervensi fungsional terhadap laju pertambahan penduduk dari 1,95 menjadi 1 Das Tallo, 1 pengunjung hotel, dan 2,53 Das Jeneberang. Skenario optimis adalah intervensi fungsional terhadap laju pertambahan penduduk sebesar 1,95 Das Tallo, 1 pengunjung hotel, dan 2,53 menjadi 1 Das Jeneberang. Skenario sangat optimis adalah intervensi fungsional terhadap laju pertambahan penduduk sebesar 1,95 menjadi 1 Das Tallo, 1 menjadi 0,05 pengunjung hotel dan 2,53 menjadi 1 Das Jeneberang Gambar 87.