domestik maupun ekspor. Pelabuhan laut Soekarno-Hatta menjadi persinggahan kapal-kapal penumpang, jelas sangat menguntungkan bagi Kota Makassar.
Kegiatan perekonomian di Kota Makassar lebih didominasi oleh sektor jasa. Kota ini sangat bergantung pada sektor penerimaan pajak dan retribusi.
Tahun 2001 Pemda Kota Makassar telah memasukkan 45,7 milyar dari pajak dan retribusi.
3.5.3. Perdagangan
Kegiatan perdagangan di Kota Makassar tergolong maju. Pusat-pusat perrniagaan dari pasar-pasar tradisional, pasar grosir sampai mal-mal modern
sangat berkembang pesat. Sektor perdagangan dalam total kegiatan ekonomi tahun 2000 bernilai Rp. 1,7 trilium. Sebagai kontributor utama, sektor ini mampu
menyerap pasar tenaga kerja sebesar 34,24 dari total 904.644 penduduk usia kerja berdasarkan data survei Sosial Ekonomi Nasional Sensus 2000.
Dari sektor industri, sebelum dipasarkan sebagian besar komoditas sumberdaya alam mengalami proses pengolahan di Kota Makassar. Beragam
industri pengolahan telah tersediah di Kota Makassar, mulai dari industri rumah tangga sampai industri modern. Di Kecamatan Tallo menjadi sentra industri
furniture dan industri logam atau pusat kerajinan tenun sutera. Hanya yang menjadi permasalahan saat ini karena kebanyakan industri
dan pabrik termasuk dalam skala besar bercampur dengan permukiman dan sarana umum, sehingga Kota Makassar lebih terkesan terlalu padat. Sebagai
solusi dari permasalahan tersebut di atas, pemda telah mengalokasikan areal Kawasan Industri Makassar KIMA seluas 200 hektar di Kecamatan
Biringkanaya.
3.6. Tata Ruang dan Karakateristik Penggunaan
Pantai Losari Makassar yang terbentang di sepanjang Jalan Metro Tanjung Bunga sampai pada Plasa Fort Rotterdam memiliki beberapa
karakteristik fungsi lahan yang berbeda tiap segmen. Pengelompokan segmen sebagaimana terdapat dalam Pemerintah Kota 2001, membagi kawasan ke
dalam 5 lima segmen, yakni :
Segmen A. Dimulai dari ujung Jalan Metro Tanjung Bunga Kanal Lette sampai
dengan Gorong-gorong Haji Bau, berada disekitar laguna. Berkarakter tradisional dengan fungsi lahan permukiman penduduk dengan tingkat
kepadatan tinggi. Sebagian masyarakat di daerah tersebut merupakan masyarakat yang bekerja pada sektor informalpedagang kaki lima dan nelayan.
Segmen B. Berada pada simpang jalan Haji Bau-Penghibur Oriz Cafe sampai
dengan simpang Jalan Datumuseng-Penhibur Rumah Sakit Stella Maris. Karakter fungsi lahan perumahan, Kegiatan Pengelolaan Pusat Jajan Wisata
Laguna, dan fasilitas umum rumah sakit dengan sifat aktifitas yang relatif tenang perumahan, hotel dan rumah sakit.
Segmen C. Berada pada simpang jalan Datumuseng – Penghibur ruko sampai
dengan Jalan Bau Massepe – Penhibur Ruko. Karakter fungsi lahan perumahan didominasi oleh rukopertokoan dengan sifat aktifitas sebagai lokasi
usaha dengan intensitas aktifitas yang tidak terlalu besar. Termasuk dalam segmen ini adalah Kawasan Perbelanjaan Somba Opu.
Segmen D. Dimulai dari simpang Jalan Bau Massepe – Penhibur Ruko dan
Hotel Makassar Golden sampai dengan simpang Jl. Pattimura – Jl. Pasar Ikan. Hotel Pantai Gapura Karakter fungsi lahan komersial, yang didominasi oleh
hotel dan pusat-pusat perbelanjaan dengan sifat aktifitas sebagai lokasi usahakomersial dengan intensitas yang relatif besar.
Segmen E. Dimulai dari Simpang Jl. Pattimura – Jl. Pasar Ikan sampai dengan
Simpang Tiga Jl. Ujung Pandang – Jl. Riburane – Jl. Ahmad Yani. Karakteri fungsi lahan rekreasi dan dermaga perahuboat. Keberadaan Benteng Fort
Rotterdam memberi nuansa historis terhadap segmen kawasan ini.
3.7. Pengendalian Limbah