Analisis Prospektif METODE PENELITIAN
132
sebagai tujuan khusus yaitu 1 menilai indeks dan status keberlanjutan wilayah pesisir Kota Makassar dari dimensi ekologi, ekonomi, sosial budaya, infrastruktur
dan teknologi serta hukum dan kelembagaan. 2 mengidentifikasi atribut-atribut variabel yang sensitif berpengaruh pada perkembangan wilayah pesisir 3
mengevaluasi pengaruh galat pada pendugaan nilai ordinansi pengembangan wilayah pesisir dan 4 mengidentifikasi indikator-indikator keberlanjutan yang
dapat dicapai melalui perbaikan setiap atribut. Kota Makassar memiliki sumberdaya pesisir yang cukup potensial
dikembangkan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pendapatan daerah. Berbagai potensi tersebut seperti perikanan, pariwisata,
perhotelan, kepelabuhanan, dan industri pesisir. Mengingat potensi yang besar tersebut, maka dalam pengelolaannya perlu dilakukan secara terpadu
integrated coastal manajemen dengan melibatkan semua stakeholder yang terkait. Namun
demikian, kenyataan menunjukkan bahwa pengelolaan wilayah pesisir Kota Makassar cenderung dilakukan secara parsial dengan mengandalkan
egosektoral masing-masing instansi yang menyebabkan pengelolaannya menjadi tidak optimal dan syarat dengan konflik kepentingan yang sangat mengancam
keberlanjutan dalam pengelolaannya. Dalam pengelolaan wilayah pesisir yang berkelanjutan, diamanatkan
bahwa sumberdaya yang terkandung di dalamnya dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kesejahteraan masyarakat baik generasi masa kini maupun
generasi yang akan datang. Untuk mengukur tingkat keberlanjutan pengelolaan wilayah pesisir, dapat dilihat dari tiga dimensi pembangunan keberlanjutan yang
meliputi dimensi ekologi, ekonomi, dan sosial Munasinghe, 1993. Dalam perkembangannya, ketiga dimensi keberlanjutan tersebut, selanjutnya dapat
dikembangkan pada beberapa dimensi seperti yang di kemukakan oleh Kavanagh 2001 yang membagi menjadi lima dimensi yaitu dimensi ekologi,
ekonomi, sosial, dan infrastruktur dan teknologi, serta hukum dan kelembagan. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, perlu dilakukan penelitian untuk
mengetahui sejauhmana status keberlanjutan pengelolaan wilayah pesisir di kota Makassar dimana hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan pembangunan di wilayah pesisir Kota Makassar.
133
HASIL DAN PEMBAHASAN a. Status Keberlanjutan Dimensi Ekologi
Atribut yang dipertimbangkan memberikan pengaruh terhadap tingkat keberlanjutan pada dimensi ekologi terdiri dari 14 atribut yaitu 1 status
kepemilikan lahan usaha perikanan 2 Frekwensi kejadian kekeringan 3 Frekwensi kejadian banjir 4 Pencetakan tambak baru oleh pemerintah 5
Intensitas konversi lahan perikanan 6 Kondisi sarana jalan usaha perikanan 7 Kondisi sarana jalan desa 8 Produktifitas usaha perikanan 9 Zona agriklimat
10 Curah hujan 11 Temperatur 12 Penggunaan pupuk 13 Kelas kesesuaian lahan 14 Kegiatan petambak berpindah.
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Rap- COASTALMAK diperoleh nilai indeks keberlanjutan dimensi ekologi sebesar 47,12 dengan
status kurang berkelanjutan. Hasil analisis leverage diperoleh 4 atribut yang sensitif berpegaruh terhadap nilai indeks keberlanjutan dimensi ekologi yaitu 1
Pembangunan wilayah Pesisir Kota
Makassar
Pemanfaatan Potensi wilayah Pesisir secara
Optimal dan Berkelanjutan
Peningkatan Kesejahteraan dan
Pendapatan Asli Daerah PAD
Permasalahan Pemanfaatan Tidak
Optimal, Konflik Kepentingan, dan
Pencemaran Perlu Dikaji lima Dimensi
Keberlanjutan
Ekologi Ekonomi
Sosial Budaya
Infrastuktur dan Teknologi
Hukum dan Kelembagaan
Pembangunan wilayah Pesisir yang Berkelanjutan
Kebijakan Pembangunan
Wilayah Pesisir
Gambar 42. Kerangka pemikiran
134
Intensitas konversi lahan perikanan 2 Kondisi prasarana jalan desa 3 ketersediaan informasi zona agroklimat 4 Produktifitas usaha perikanan
Atribut-atribut tersebut perlu mendapat perhatian dan dikelola dengan baik agar nilai indeks keberlanjutan dimensi ekologi meningkat untuk masa yang
akan datang, pengelolaan atribut dilakukan dengan cara meningkatkan peran setiap yang memberikan dampak positip dan menekan setiap atribut yang dapat
berdampak negatip terhadap indeks keberlanjutan dimensi ekologi. Hasil MDS dan leverage dapat dilihat seperti Gambar 43
Gambar 3. Indeks dan status keberlanjutan, serta atribut sensitif mempengaruhi keberlanjutan dimensi ekologi
Gambar 43. Hasil analisis MDS dan leverage pada dimensi kologi wilayah pesisir Kota Makassar