152
3. Kesesuaian Lahan untuk Kawasan Budidaya Tambak
Parameter yang digunakan dalam menganalisis kesesuaian lahan untuk
kawasan budidaya tambak meliputi 7 parameter, yaitu i salinitas perairan, ii jenis tanah, iii jarak dari sungai iv jarak dari jalan, v jarak dari pantai, vi
landuse, dan vii kemiringan lahan Tabel 29. luas dan lokasi kesesuaian lahan untuk kawasan budidaya tambak
Kecamatan Tidak
Sesuai Ha
Sesuai Bersyarat
Ha Sesuai
Ha Sangat
Sesuai Ha
JUMLAH Ha
Biringkanaya 1.995,9
17,5 1.836,7
99,2 3.949,3
Mariso 0,2
198,2 -
87,7 286,1
Tallo 82,8
207,4 270,3
271,9 832,4
Tamalanrea 618,8
132,5 2.230,8
761,5 3.743,5
Tamalate 761,8
19,6 1.455,7
478,3 2.715,3
Ujungpandang 31,2 225,6
16,1 15,4
288,3 Ujungtanah
114,6 54,5
37,6 45,2
252,0 Waio
187,4 6,1
193,5 JUMLAH
3.792,7 855,2
5.853,2 1.759,3
12.260,4
Gambar 51. Peta kesesuain lahan untuk budidaya tambak di lokasi penelitian
P. Barrang Lompo
P. Lae-lae . Kodingareng Lompo
P. Barrang Caddi
P. Samalona P. Lae-lae Caddi
P. Kodingareng Keke
TAMALANREA BIRINGKANAYA
TAMALATE TALLO
MARISO WAIO
UJUNGTANAH UJUNGPANDANG
Kesesuaian Tambak
U T
B S
Laut Sangat Sesuai
Sesuai Sesuai Bersyarat
Tidak Sesuai Batas Kecamatan
Jalan Sungai
Pantai Batas 4 nM
Batas 12 nM
2 2 Km
5°1 2
5° 12
5°8 5°
8 5°
4 5°
4
119°16 119°16
119°20 119°20
119°24 119°24
119°28 119°28
119°32 119°32
153
Berdasarkan hasil analisis spasial yang dilakukan terhadap 8 kecamatan di wilayah pesisir Kota Makassar ternyata kategori sangat sesuai seluas 1.759,3
ha, kategori sesuai seluas 5.853,2 ha dan kategori tidak sesuai seluas 3.792,7 ha. Untuk lebih jelasnya luas dan lokasi kesesuaian lahan untuk kawasan
budidaya tambak dapat dilihat pada tabel 29. Sedangkan peta lokasi kesesuaian lahan untuk kawasan budidaya tambak dapat dilihat pada Gambar 51.
Dalam program pengembangan tambak yang berwawasan lingkungan dan bernuansa wisata tetap menjadi prioritas pemerintah daerah Kota Makassar dan
upaya untuk memenuhi kebutuhan pembangunan Kota Makassar yang berorientasi pembangunan yang aman dan lestari dengan sasaran pada 2 aspek
yaitu aspek produksi dan aspek wisata tambak sasaran aspek produksi adalah untuk tetap mempertahankan dan mengembangkan produksi tambak yang sudah
dicapai selama ini, sedangkan sasaran aspek wisata tambak adalah untuk memberikan nilai tambah terhadap lahan pertambakan yang ada agar dapat
berfungsi ganda, yakni disamping sebagai sarana produksi sekaligus juga sebagai sarana obyek wisata yang merupakan ungkapan yang merefleksikan
sekaligus mengabadikan kebanggaan, potensi dan kekhasan Kota Makassar yakni hutan mangrove yang merupakan green belt yang melingkari Kota
Makassar yang memiliki fungsi-fungsi fisik, ekologis, dan sosial ekonomi yang menjadi andalan jaminan keberlangsungan kota.
4. Kesesuaian Lahan untuk Kawasan Pelabuhan Umum
Parameter yang digunakan dalam menganalisis kesesuaian lahan untuk kawasan pelabuhan umum meliputi 6 parameter, antara lain 5 parameter untuk
wilayah perairan yaitu kedalaman perairan, material dasar perairan, tinggi gelombang, kecepatan arus dan keterlindungan, serta 1 parameter untuk wilayah
daratan yaitu kemiringan lahan. Analisis kesesuaian lahan untuk kawasan pelabuhan umum dilakukan dengan cara menggabungk an wilayah daratan
dengan wilayah perairan sesuai kriteria kesesuaian lahannya. Berdasarkan analisis spatial yang dilakukan terhadap parameter tersebut,
diketahui bahwa total luas lahan yang sangat sesuai adalah 51,3 ha, lahan yang sesuai seluas 42,5 ha, dan lahan tidak sesuai seluas 11.876,2 ha. Untuk lebih
jelasnya luas dan lokasi kesesuaian lahan untuk kawasan pelabuhan umum dapat dilihat pada Tabel 30, sedangkan peta lokasi kesesuaian lahan untuk
kawasan pelabuhan umum dapat dilihat pada Gambar 52.
154
Gambar 52. Peta kesesuaian lahan untuk pelabuhan umum di lokasi penelitian Tabel 30. Luas dan lokasi kesesuaian lahan untuk kawasan pelabuhan umum
Kecamatan Tidak
Sesuai Ha
Sesuai Bersyarat
Ha Sesuai
Ha Sangat
Sesuai Ha
JUMLAH Ha
Biringkanaya 3.908,4 14,8 14,8 11,3 3.949,3
Mariso 268,7 16,8
0,2 0,5
286,1 Tallo 817,0
14,0 0,026
1,4 832,4
Tamalanrea 3.649,8 63,7 27,4 2,6 3.743,5 Tamalate 2.656,3
48,4 - 10,6
2.715,3 Ujungpandang 246,7
41,5 0,0
- 288,3
Ujungtanah 170,8 56,3 0,0 24,8 252,0
Waio 158,5 34,887
0,0 -
193,5 JUMLAH 11.876,2
290,3 42,5
51,3 12.260,4
Pelabuhan-pelabuhan laut di Kota Makassar merupakan entry gate yang sangat penting bagi pendistribusian barang kebutuhan konsumsi, produksi dan
konstruksi di berbagai daerah di Sulawesi Selatan. Melalui pelabuhan Kota Makassar distribusi barang kebutuhan dan penumpang sebagian disalurkan
melalui transportasi darat dan selebihnya melalui laut. Pelabuhan laut Kota Makassar juga merupakan gerbang ekspor keluar negeri Terutama Taiwan dan
Jepang dan berbagai wilayah dalam negeri untuk komoditas pertanian dan
P. Barrang Lompo
P. Lae-lae P. Kodingareng Lompo
P. Barrang Caddi P. Samalona
P. Lae-lae Caddi P. Bonetambung
P. Kodingareng Keke P. Bonebatang
TAMALANREA BIRINGKANAYA
TAMALATE TALLO
MARISO W AIO
UJUNGTANAH UJUNGPANDANG
Kesesuaian Pelabuhan Umum
U T
B S
Laut Sangat Sesuai
Sesuai Sesuai Bersyarat
Tidak Sesuai Batas Kecamatan
Jalan Sungai
Pantai Batas 4 nM
Batas 12 nM
2 2
4 Km
5°1 6
5° 16
5° 1
2 5°
1 2
5° 8
5° 8
5° 4
5° 4
5°0 5°
00
119°12 119°12
119°16 119°16
119°20 119°20
119°24 119°24
119°28 119°28
119°32 119°32
155
perikanan, produk asal Sulawesi Selatan, terutama ikan beku, udang beku, coklat, kopra dan kayu gergajian.
Besarnya volume lalulintas kapal penumpang dan barang dari dan menuju Kota Makassar, merupakan indikator tingkat kemudahan pencapaian
Kota Makassar, menggunakan moda laut, serta pengaruhnya terhadap bagian- bagian lain di Kota Makassar.
Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan tersebut diatas diketahui bahwa total luas perairan yang sangat sesuai untuk dilalui kapal adalah seluas
51,3 ha
2
dan total luas daratan yang sesuai untuk pembangunan sarana dan
prasarana pelabuhan adalah 42,5 ha perairan kelas ini dicirikan dengan karakteristik sebagai berikut: memiliki
kedalaman perairan 9 m, material dasar perairan adalah lempung berpasir, tinggi gelombang 0 – 20 cm, kecepatan arus
0 – 20 cmdet, amplitudo pasut 0 – 0,5 m, tipe pasut harian tunggal dan keterlidungannya adalah pada daerah yang perairannya sangat terlindung, untuk
daratan kemiringan lahannya 0 - 2 .
5. Kesesuaian Lahan Untuk Kawasan Pelabuhan Pantai
Parameter yang digunakan dalam menganalisis kesesuaian lahan untuk kawasan pelabuhan perikanan pantai meliputi 12 parameter antara lain 7
parameter untuk perairan yaitu kedalaman perairan, tinggi gelembung, amplitudo pasut, tipe pasut tinggi gelombang, material dasar perairan dan keterlindungan ;
2 parameter untuk daratan yaitu kemiringan lahan dan fasilitas transportasi serta 3 parameter untuk teknis perikanan yaitu produktifitas perikanan, jarak dari
fishing ground dan jarak ke pemukiman nelayan. analisis kesesuaian lahan kawasan pelabuhan perikanan dilakukan dengan cara menggabungkan wilayah
daratan kategori sesuai dengan luas 44,9 ha dengan wilayah perairan sesuai kriteria kesesuaiannya serta pertimbangan teknis perikanan.
Berdasarkan analisis spasial yang dilakukan terhadap parameter tersebut, diketahui bahwa total luas perairan yang sangat sesuai untuk dilalui
kapal adalah 51,3 ha. Perairan dengan kelas ini dicirikan dengan karakter sebagai berikut : memiliki kedalaman perairan 9 m, material dasar perairannya
lempung berpasir, tinggi gelombang 0 – 20 cm, kecepatan arus 0 – 20 cmdetik, amplitudo pasut 0 – 0,5 m. Tipe pasut harian tunggal dan keterlindungannya
adalah pada daerah yang perairannya sangat terlindung; untuk daratan, kemiringan lahannya 0 – 2 dan untuk fasilitas transportasi diberikan nilai 3
156
pada daerah yang sarana dan prasarana transportasinya telah tersedia dan dapat diakses dengan mudah, sedangkan untuk sisi teknis perikanan,
produktifitas perikanan 800 tontahun, jarak dari fishing ground 5 m, jarak ke pemukiman nelayan 5 km.
Kawasan pelabuhan perikanan yang termasuk kategori sesuai, total luas perairan yang sesuai untuk dilalui oleh kapal adalah 44,9 ha, dan total luas
daratan yang sesuai untuk pembangunan sarana dan prasarana pelabuhan adalah 44,9 ha. Perairan dengan kelas ini dicirikan dengan karakter kedalaman 6
– 9 m, material dasar perairannya adalah pasir berlumpur, tinggi gelombang 21 – 40 cm. Kecepatan arus 21 – 30 cmdetik, amplitudo pasut 0,6 – 1,5 m, tipe pasut
adalah campuran tunggal dan keterlindungan adalah pada daerah yang perairannya terlindung. Kemiringan lahan daratnya 0 – 2 untuk fasilitas
transportasi diberikan nilai 2 pada daerah yang dekat dengan sarana prasarana yang telah tersedia. Pada kegiatan perikanan, produktifitas perikanannya
mencapai 600 – 800 tontahun, dan untuk kegiatan perikanan ini jarak dari fishing
ground 6 – 12 mil dan dari pemukiman nelayan 5 – 10 km. Adapun luas dan lokasi kesesuaian lahan untuk kawasan pelabuhan pantai dapat dilihat pada
Tabel 31. Tabel 31. Luas dan lokasi kesesuaian lahan untuk kawasan pelabuhan pantai
Kecamatan Tidak
Sesuai Ha
Sesuai Bersyarat
Ha Sesuai
Ha Sangat
Sesuai Ha
JUMLAHHa Biringkanaya 3.908,4
26,1 14,8
- 3.949,3
Mariso 271,2 14,9
- - 286,1
Tallo 828,0 4,3
- -
832,4 Tamalanrea 3.652,1 85,0 6,3
3.743,5 Tamalate 2.604,9
4,7 23,7
82,0 2.715,3 Ujungpandang 282,4
5,9 -
- 288,3
Ujungtanah 249,1 2,9 - -
252,0 Waio 193,5
- -
- 193,5
JUMLAH 11.989,6 143,8
44,9 82,0 12.260,4
Kawasan pelabuhan perikanan yang termasuk kategori sesuai bersyarat, total luas perairan yang sesuai bersyarat untuk dilalui oleh kapal adalah 143,8 ha
dan total luas daratan yang sesuai untuk pembangunan sarana dan prasarana pelabuhan adalah 44,9 ha
. Perairan dengan kelas ini dicirikan dengan
karakteristisk sebagai berikut : memiliki kedalaman perairan 3 – 6 meter, material dasar perairannya adalah pasir berkarang, tinggi gelombang 41 – 50 cm,