2. Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Kesesuaian Lahan untuk kawasan Pemukiman

148

2. Kesesuaian Lahan untuk Kawasan Industri

Parameter yang digunakan dalam menganalisis kesesuaian lahan untuk kawasan industri meliputi 5 parameter, yaitu; i kemiringan lahan, ii jarak dari jalan iii ketersediaan air tanah, iv drainase dan v land use. Berdasarkan hasil analisis spasial yang dilakukan terhadap 8 kecamatan di wilayah pesisir Kota Makassar ternyata kategori sangat sesuai seluas 2.493,4 ha, kategori sesuai seluas 6.867,6 ha, dan kategori tidak sesuai seluas 1.804,7. ha untuk lebih jelasnya luas dan lokasi kesesuaian lahan untuk kawasan industri dapat dilihat pada tabel 27. Sedangkan peta kesesuaian lahan untuk kawasan industri dapat dilihat pada Gambar 50. U T B S Kesesuaian Industri TAMALANREA BIRINGKANAYA TAMALATE TALLO MARISO WAIO UJUNGTANAH UJUNGPANDANG P. Barrang Lompo P. Lae-lae Kodingareng Lompo P. Barrang Caddi P. Samalona P. Lae-lae Caddi P. Bonetambung P. Kodingareng Keke TAMALANREA BIRINGKANAYA TAMALATE TALLO MARISO WAIO UJUNGTANAH UJUNGPANDANG Laut Sangat Sesuai Sesuai Sesuai Bersyarat Tidak Sesuai Batas Kecamatan Jalan Sungai Pantai Batas 4 nM Batas 12 nM 5°1 5 5° 1 5 5°1 2 5° 1 2 5°9 5° 9 5°6 5° 6 5°3 5° 3 119°18 119°18 119°21 119°21 119°24 119°24 119°27 119°27 119°30 119°30 119°33 119°33 2 2 Km Gambar 50. Peta kesesuaian lahan untuk kawasan industri di lokasi penelitian 149 Tabel. 27. Luas dan lokasi kesesuaian lahan untuk kawasan industri Kecamatan Tidak Sesuai Ha Sesuai Bersyarat Ha Sesuai Ha Sangat Sesuai Ha JUMLAH Ha Biringkanaya 274.7 389.9 2,476.7 808.0 3,949.3 Mariso 13.7 69.0 203.4 286.1 Tallo 285.1 47.8 499.5 832.4 Tamalanrea 912.4 446.0 1,791.1 594.0 3,743.5 Tamalate 293.3 135.7 1,194.9 1,091.3 2,715.3 Ujung pandang 0.0 0.0 288.2 288.3 Ujung tanah 25.5 6.3 220.3 252.0 Waio 0.0 0.0 193.4 193.5 JUMLAH 1,804.7 1,094.7 6,867.6 2,493.4 12,260.4 Tabel 28. Kesesuaian Lahan dibanding RTRW Kecamatan Tidak Sesuai Ha Sesuai Bersyarat Ha Sesuai Ha Sangat Sesuai Ha JUMLAH Ha Biringkanaya 53.440 135.9 15.5 204.9 Tallo 0.0 0.0 37.9 37.9 Tamalanrea 0.4 23.2 252.2 77.6 353.4 Ujungtanah 0.0 - 8.9 8.9 JUMLAH 0.4 76.6 434.9 93.1 605.0 Pembangunan industri bertujuan untuk memperluas kesempatan kerja, pemerataan kesempatan berusaha, meningkatkan eksport dalam menunjang pembangunan daerah dengan pemanfaatan sumberdaya alam dan energi serta sumberdaya manusia sejalan dengan hal tersebut, maka dewasa ini pemerintah memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk membuka berbagai kegiatan dalam bidang industri karena ditunjang oleh ketersediaan dan kesesuain lahan yang tinggi. 150 Pada kegiatan pengembangan industri harus mempertimbangkan jenis industri yang akan dikembangkan, karakter dan volume limbah yang dihasilkan dan metode atau teknik pengolahan limbah. Untuk menentukan lokasi pembuangan limbah industri harus diatur sedemikian rupa, sehingga relatif kecil pengaruhnya terhadap lingkungan. Beberapa pedoman dalam kaitannya dengan pengendalian limbah industri harus memiliki kriteria antara lain i tidak mencemari lingkungan sekitarnya, ii tidak mengganggu baik secara higienis maupun secara estetika iii terhindar dari pengaruh banjir, dengan demikian buangan limbah industri mempunyai pengaruh yang minim terhadap kerusakan lingkungan. Buangan limbah industri mempunyai potensi merusak lingkungan, selain bersifat toksik terhadap organisme laut. Semua jenis limbah industri terutama yang bersifat toksik dilarang dibuang ke sungai, saluran, estuaria, perairan pantai maupun daerah lepas pantai tampa melalui proses pengolahan limbah terlebih dahulu. Buangan limbah industri dari hasil pengolahan harus memenuhi ketentuan standar baku mutu yang berlaku. RTRW Kota Makassar 2005-2015 Dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Makassar 2005- 2015 sektor industri merupakan salah satu sektor pengembangan perekonomian Kota Makassar yang perlu dipacu pertumbuhan dan perkembangannya. Sektor industri yang potensil untuk dikembangkan adalah industri hasil perikanan dan pertanian agro industri baik dalam skala kecil, menengah maupun besar, dalam mendukung sektor industri tersebut, maka perlu juga direncanakan industri pendukung dalam bentuk industri pengolahan air mineral, industri kerajinan, bahkan industri kimia dan logam. Mengantisipasi kebutuhan kebutuhan pengembangan sektor industri tersebut, maka setiap jenis industri dalam struktur tata ruang Kota Makassar, perlu memiliki ruang masing-masing dengan penempatan pada suatu kawasan yang sesuai dengan kriteria kesesuaian lahannya, sehingga dapat tercipta aglomerasi kegiatan yang sejenis. yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi, baik dari segi hubungan antar industri, penyediaan dan pemanfaatan fasilitas. maupun yang bersifat organisasi dan koordinasi. Pengembangan kegiatan industri di wilayah pesisir Kota Makassar bertujuan untuk memenuhi kebutuhan penduduk, disatu sisi akan memberikan keuntungan pada lingkungannya, yakni menyerap tenaga kerja, memperlancar pemenuhan kebutuhan serta meningkatkan perekonomian. Pada sisi lain 151 kegiatan industri akan menghasilkan buangan limbah yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Hasil analisis spasial tersebut diatas kegiatan- kegiatan industri yang menjadi prioritas untuk dikembangkan di wilayah pesisir Kota Makassar dapat dialokasikan untuk kegiatan industri karena didukung oleh tingkat kesesuaian dan kesediaan lahan yang tinggi, sehingga dimasa yang akan datang dapat menunjang tingkat pendapatan asli daerah PAD Dalam penentuan lokasi yang potensil bagi kawasan industri perlu mempertimbangkan segi keuntungan ekonomis yang diperoleh apabila suatu industri berlangsung di tempat tersebut dibandingkan dengan tempat lainnya, kriteria ekonomis dalam menilai faktor lokasi yaitu; i orientasi bahan baku, ii sifat pengolahan industri iii orientasi pemasaran dan iv kemudahan memperoleh tenaga kerja dan aglomerasi serata deglomerasi, selain kriteria ekonomi tersebut, masih ada masih ada kriteria lain yang perlu dipertimbangkan dalam penempatan suatu jenis industri yaitu; i bagi industri yang tidak mengelola sumberdaya alam dapat ditempatkan di wilayah perkotaan dan kawasan industri, dan ii bagi industri yang mengolah sumberdaya alam harus ditempatkan di kawasan industri. Kegiatan industri yang berskala besar saat ini di wilayah pesisir Kota Makassar adalah industri pengolahan hasil perikanan dan industri pengolahan kayu. Potensi sumber pencemaran air di wilayah pesisir Kota Makassar dapat berasal dari kawasan industri, kawasan pemukiman, rumah sakit, perhotelan, kegiatan pertanian dan kegiatan pertambakan. Kegiatan-kegiatan ini memiliki potensi mencemari lingkungan jika limbahnya tidak mendapat perlakuan sebagaimana mestinya. Walaupun pemerintah telah menyediakan atau menentukan suatu kawasan industri, namun hingga saat ini terdapat industri yang didirikan tidak sesuai seperti yang telah disediakan oleh pemerintah. Limbah industri sebagian besar mengalir ke parairan pantai Makassar, limbah yang terbuang tersebut terdiri dari cairan organik, cairan limbah pengolahan hasil perikanan dan pertanian, plastik, kaleng, pestisida dan sampah alami derbis yang dihasilkan penduduk di sekitar wilayah pantai yang banyak ditemukan sampah dan limbah rumah tangga yang berpotensi mencemari lingkungan. 152

3. Kesesuaian Lahan untuk Kawasan Budidaya Tambak

Parameter yang digunakan dalam menganalisis kesesuaian lahan untuk kawasan budidaya tambak meliputi 7 parameter, yaitu i salinitas perairan, ii jenis tanah, iii jarak dari sungai iv jarak dari jalan, v jarak dari pantai, vi landuse, dan vii kemiringan lahan Tabel 29. luas dan lokasi kesesuaian lahan untuk kawasan budidaya tambak Kecamatan Tidak Sesuai Ha Sesuai Bersyarat Ha Sesuai Ha Sangat Sesuai Ha JUMLAH Ha Biringkanaya 1.995,9 17,5 1.836,7 99,2 3.949,3 Mariso 0,2 198,2 - 87,7 286,1 Tallo 82,8 207,4 270,3 271,9 832,4 Tamalanrea 618,8 132,5 2.230,8 761,5 3.743,5 Tamalate 761,8 19,6 1.455,7 478,3 2.715,3 Ujungpandang 31,2 225,6 16,1 15,4 288,3 Ujungtanah 114,6 54,5 37,6 45,2 252,0 Waio 187,4 6,1 193,5 JUMLAH 3.792,7 855,2 5.853,2 1.759,3 12.260,4 Gambar 51. Peta kesesuain lahan untuk budidaya tambak di lokasi penelitian P. Barrang Lompo P. Lae-lae . Kodingareng Lompo P. Barrang Caddi P. Samalona P. Lae-lae Caddi P. Kodingareng Keke TAMALANREA BIRINGKANAYA TAMALATE TALLO MARISO WAIO UJUNGTANAH UJUNGPANDANG Kesesuaian Tambak U T B S Laut Sangat Sesuai Sesuai Sesuai Bersyarat Tidak Sesuai Batas Kecamatan Jalan Sungai Pantai Batas 4 nM Batas 12 nM 2 2 Km 5°1 2 5° 12 5°8 5° 8 5° 4 5° 4 119°16 119°16 119°20 119°20 119°24 119°24 119°28 119°28 119°32 119°32