proses yang menimbulkan manfaat maupun dampak negatif pada orang lain disebut eksternalitas. Bila manfaat yang dirasakan oleh orang lain, maka disebut
ekternalitas positif dan bila kerugian disebut eksternalitas negatif karena mekanisme pasar sistem perekonomian yang berlangsung saat ini pada
umumnya tidak memasukkan biaya eksternalitas dalam biaya produksi WWF, 2004.
Dampak lingkungan atau eksternal negatif timbul ketika satu variabel yang dikontrol oleh suatu agen ekonomi tertentu mengganggu fungsi utilitas
kegunaan agen ekonomi yang lain. Dalam pengertian lain, efek samping atau eksternalitas terjadi ketika kegiatan konsumsi atau produksi dari suatu individu
atau kelompok atau perusahaan mempunyai dampak yang tidak diinginkan terhadap utilitas atau fungsi produksi individu, kelompok atau perusahaan lain
Fauzi, 2004.
Faktor-Faktor Penyebab Eksternalitas
Eksternalitas timbul pada dasarnya karena ektivitas manusia yang tidak mengikuti prinsip-prinsif ekonomi yang berwawasan lingkungan. Dalam
pandangan ekonomi, eksternalitas dan ketidak efisienan timbul karena salah satu atau lebih dari prinsip-prinsip alokasi sumberdaya yang efisien tidak terpenuhi.
Karakteristik barang atau sumberdaya publik, ketidak sempurnaan pasar, kegagalan pemerintah merupakan keadaan-keadaan dimana unsur hak
pemilikan atau pengusahaan sumberdaya property rights tidak terpenuhi.
Sejauh semua faktor ini tidak ditangani dengan baik, maka eksternalitas dan ketidakefisienan ini tidak bisa dihindari. Kalau ini dibiarkan, maka ini akan
memberikan dampak yang tidak menguntungkan terhadap ekonomi terutama dalam jangka panjang. Adapun penjelasan mengenai faktor-faktor penyebab
terjadinya eksternalitas adalah sebagai berkut Ginting,2002
1. Keberadaan Barang Publik
Barang publik public goods adalah barang yang apabila dikonsumsi oleh
individu tertentu tidak akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut, selanjutnya, barang publk sempurna
pure public good didefinisikan sebagai barang yang harus disediakan dalam jumlah dan
kualitas yang sama terhadap seluruh anggota masyarakat. Ada dua ciri utama dari barang publik ini. Pertama, barang ini merupakan konsumsi
umum yang dicirikan oleh penawaran gabungan joint supply dan tidak
bersaing dalam mengkonsumsinya non-rivalry in consumption. Ciri kedua
adalah tidak eksklusif non-exclusion dalam pengertian bahwa penawaran
tidak hanya diperuntukkan untuk seseorang dan mengabaikan yang lainnya. Satu-satunya mekanisme yang membedakannya adalah dengan
menetapkan harga nilai monoter terhadap barang publik tersebut sehingga menjadi bidang privat dagang sehingga benefit yang diperoleh dari harga
itu bisa dipakai untuk mengendalikan atau memperbaiki kualitas lingkungan itu sendiri. Tapi dalam menetapkan harga ini menjadi masalah tersendiri
dalam analisa ekonomi lingkungan. Karena ciri-cirinya diatas, barang publik tidak diperjualbelikan sehingga tidak memiliki harga, barang publik
dimanfaatkan berlebihan dan tidak mempunyai insentif untuk melestarikannya. Keadaan seperti ini akhirnya cenderung mengakibatkan
berkurangnya insentif atau ransangan untuk memberikan kontribusi terhadap penyediaan dan pengelolaan barang publik. Kalaupun ada kontribusi, maka
sumbangan itu tidaklah cukup besar untuk membiayai barang publik yang efisien, karena masyarakat cenderung memberikan nilai lebih rendah dari
yang seharusnya udervalued.
2. Sumberdaya Bersama
Keberadaan sumberdaya bersama-SDB common resources atau akses
terbuka terhadap sumberdaya tertentu ini tidak jauh berbeda dengan keberadaan barang publik diatas.
Sumber-sumberdaya milik bersama, sama halnya dengan barang-barang publik, tidak eskludabel. Sumber-sumbernya ini terbuka bagi siapa saja yang
ingin memanfaatkannya, dan cuma-cuma. Namun tidak seperti barang publik, sumberdaya milik bersama memiliki persaingan. Pemanfaatannya
oleh seseorang, akan mengurangi peluang bagi orang lain untuk melakukan hal yang sama. Jadi, keberadaan sumberdaya milik bersama ini, pemerintah
juga perlu mempertimbangkan seberapa banyak pemanfaatannya yang efisien. Contoh klasik tentang bagaimana eksternalitas terjadi pada kasus
SDB ini adalah seperti yang diperkenalkan oleh Hardin 1968 yang dikenal tragedi barang umum
the tragedy of the commons.
3. Ketidaksempurnaan Pasar