Status Keberlanjutan Dimensi Sosial- Budaya

139 Gambar 47. Indeks dan status keberlanjutan, serta atribut yang sensitif mempengaruhi keberlanjutan dimensi hukum dan kelembagaan Munculnya atribut sensitif pertama, berupa ketersediaan lembaga sosial, lebih disebabkan karena wilayah ini belum banyak disentuh oleh lembaga- lembaga sosial sehingga banyak persoalan-persoalan sosial yang terabaikan, ada lembaga sosial tetapi belum berjalan secara optimal dan masih dalam jumlah yang terbatas. Dalam rangka rangka pengembangan wilayah pesisir diperlukan keberadaan lembaga-lembaga sosial sebagai kontrol dan dapat mempercepat pengembangan wilayah pesisir secara berkelanjutan. Munculnya atribut sensitif kedua, mengenai keberadaan lembaga keuangan mikro, di wilayah ini masih banyak persoalan keuangan skala mikro tidak terselesaikan hal ini terjadi karena lembaga ini belum berjalan optimal dan dalam jumlah yang sangat terbatas sehingga persoalan-persoalan skla mikro banyak tidak terselesaikan, sehingga masalah proses produksi banyak terhambat. Untuk pengembangan wilayah pesisir secara berkelanjutan, keberadaan lembaga keuangan mikro sangat dibutuhkan untuk menangani persoal-persoalan keuangan skala mikro terutama yang menyangkut proses produksi. Adapun nilai indeks keberlanjutan dimensi ekologi, ekonomi, sosisal budaya, infrastruktur dan teknologi, serta hukum dan kelembagaan, seperti pada Gambar 48. Berikut; RAPFISH Ordination Down Up Bad Good -60 -40 -20 20 40 60 20 40 60 80 100 120 Fisheries Status Ot h e r D is ti n g is h in g Fe a tur e s Real Fisheries Reference anchors Anchors Leverage of Attributes 1 2 3 4 5 6 7 8 Perjanjian kerjasama dgn swasta Ketersdiaan pengkat hukum adatagama Sinkronisasi kebijakan pusat dan daerah Ketersediaan peraturan perundangan pesisir Mekanisme lintas sektoal dlm pengemb kawasan pesisir Ketersediaan lembaga kelompok perikanan Keberadaan lembaga keuangan mikro Ketersediaan lembaga sosial Keberadaan Balai Penyuluh Perikanan BPP A ttr ib u te Root Mean Square Change in Ordination when Selected Attribute Removed on Status scale 0 to 100 50,74 140 Gambar 48. Diagram layang kite diagram nilai Indeks keberlanjutan wilayah pesisir Kota Makassar

f. Status Keberlanjutan Multidimensi

Secara multidimensi, nilai indeks keberlanjutan wilayah pesisir Kota Makassar untuk pengembangan wilayah pesisir saat ini existing condition, sebesar 41,09 persen dan termasuk dalam kategori kurang berkelanjutan. ini berarti bahwa jika dilihat dari sisi strength sustainibility, dapat dikatakan bahwa wilayah pesisir Kota Makassar termasuk dalam kategori belum berkelanjutan untuk pengembangan wilayah pesisir, karena masih ada dimensi keberlanjutan berada pada kategori kurang berkelanjutan atau tidak berkelanjutan, yaitu dimensi ekologi, sosial budaya, infrstruktur dan teknologi. Nilai ini diperoleh berdasarkan penilaian terhadap 52 atribut dari lima dimensi keberlanjutan. Dari 52 atribut yang dianalisis, terdapat 14 atribut sensitif berpengaruh atau perlu diintervensi untuk meningkatkan status keberlanjutan wilayah pesisir Kota Makassar. Atribut-atribut yang perlu diintervensi meliputi atribut intensitas konversi lahan perikanan, kondisi prasarana jalan desa, ketersediaan informasi zona agroklimat dan produktifitas usaha perikanan dimensi ekologi, kontribusi sektor perikanan terhadap PDRB kota Makassar dan kelayakan usaha perikanan dimensi ekonomi, pola hubungan masyarakat dalam kegiatan perikanan, peran masyarakat adat dalam perikanan, pemberdayaan masyarakat dalam kegiatan perikanan dimensi sosial budaya, dukungan sarana dan prasarana jalan, tingkat penguasaan teknologi perikanan 53.89 34.82 47.12 50.74 13.28 20 40 60 80 100 Ekologi Ekonomi Sosial dan Budaya Infrastruktur dan Teknologi Hukum dan Kelembagaan