Kondisi Geologis GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.3. Kondisi Geologis

Kondisi Kota Tasikmalaya secara geologis ditunjukkan dengan struktur geologi yang dihasilkan oleh bentukan material- materialbreksi gunung berapi. Material asal yang memberi pengaruh terhadap pembentukan struktur geologi di wilayah Kota Tasikmalaya merupakan dominasi dari pengaruh Gunung Galunggung. Pengaruh lainnya berasal dari Gunung Sawal dan Gunung Cakrabuana. Karakteristik material berupa batuan induk telah mendasari bentukan struktur geologi Kota Tasikmalaya, yaitu berupa susunan batuan yang terdiri dari breksi gunung api termampat lemah dan bongkah lava andesit yang dihasilkan pada tingkatan gunung api tua. Pada tingkatan gunung api muda susunan batuan yang dihasilkan mulai dari breksi gunung api, lahar, tufa tersusun, batuan andesit sampai basal. Sedangkan pada formasi bentang, strukturnya terdiri dari batu pasir tufa, batu pasir, tanah gamping, dan lainnya. Jenis tanah yang menjadi struktur permukaan, yang terjadi secara merata di wilayah Kota Tasikmalaya, adalah jenis tanah asosiasi regosol kelabu, regosol kelabu coklat, litosol dan latosol coklat kemerah- merahan. Jenis tanah yang mempunyai sebaran terluas adalah dari jenis asosiasi regosol kelabu dan litosol yang tersebar di bagian tengah, selatan, timur dan barat. Sedangkan di bagian utara wilayah Kota Tasikmalaya, sebaran terdiri dari jenis tanah latosol coklat kemerah- merahan. Jenis bahan tambang dan galian dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Jenis Bahan Tambang Galian No. Jenis Bahan TambangGalian Lokasi 1. Fospat Ds. Urug, Kec. Kawalu 2. Pasir Kec. Indihiang, Kec. Mangkubumi 3. Lempung Kec. Cibeureum 4. Dolomit Ds. Setiawangi, Kec. Cibeureum 5. Sirtu Kec. Indihiang, Kec. Mangkubumi 6. Batu Gunung Ds. Bantarsari, Kec. Indihiang 7. Batu Kali Kec. Indihiang, Kec. Mangkubumi Sumber : RTRW Kota Tasikmalaya 2004 Berdasarkan kedalamannya, kondisi kedalaman efektif tanah di Kota Tasikmalaya terdapat dua bagian, yaitu pada tingkatan kedalaman efektif tanah adalah 30 – 660 cm dengan sebaran di bagian barat dan timur. Pada bagian lainnya, di bagian utara, selatan, dan tengah wilayah Kota Tasikmalaya tingkatan kedalaman efektif tanahnya adalah 60 – 90 cm.

4.4. Kondisi Topografi

Dokumen yang terkait

Evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi Jawa Barat

0 38 118

Evaluasi Penggunaan Lahan Dan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Di Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara

5 33 86

Evaluasi penggunaan Lahan Eksisting dan Arahan Penyusunan Rencana Tata Ruang Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

2 23 118

EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN IMPLEMENTASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH DI KABUPATEN Evaluasi Penggunaan Lahan Implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah Di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010-2030 Melalui Pemanfaatan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geogra

0 3 12

EVALUASI KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA SALATIGA TAHUN 2010-2014 TERHADAP RENCANA TATA RUANG WILAYAH Evaluasi Kesesuaian Penggunaan Lahan Kota Salatifa Tahun 2010-2014 Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030.

0 2 15

EVALUASI KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA SALATIGA TAHUN 2010-2014 TERHADAP RENCANA TATA RUANG WILAYAH Evaluasi Kesesuaian Penggunaan Lahan Kota Salatifa Tahun 2010-2014 Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030.

4 9 17

PEMODELAN ARAHAN FUNGSI KAWASAN LAHAN UNTUK EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN EKSISTING Pemodelan Arahan Fungsi Kawasan Lahan Untuk Evaluasi Penggunaan Lahan Eksisting Menggunakan Data Penginderaan Jauh Di Sub Daerah Aliran Sungai Opak Hulu.

0 2 12

PEMODELAN ARAHAN FUNGSI KAWASAN LAHAN UNTUK EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN EKSISTING Pemodelan Arahan Fungsi Kawasan Lahan Untuk Evaluasi Penggunaan Lahan Eksisting Menggunakan Data Penginderaan Jauh Di Sub Daerah Aliran Sungai Opak Hulu.

0 1 16

ANALISIS KESELARASAN PENGGUNAAN LAHAN AKTUAL TERHADAP RENCANA TATA RUANG WILAYAH DI KOTA TEGAL

0 3 53

Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

0 0 59