Analisis Penyimpangan Penggunaan Lahan dari RTRW Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyimpangan

menyangkut data atribut dan penutupan lahan dieksport ke microsoft excel dan diolah. Pengolahan dilakukan dengan cara membuat kolom baru yang memberikan informasi mengenai jenis penutupan lahan yang berada pada kawasan-kawasan yang telah ditetapkan dalam RTRW. Selanjutnya hasil pengolahan data tersebut dikembalikan ke dalam basis data SIG, agar dapat dimanipulasi untuk menampilkan data spasial berupa peta penggunaan lahan eksisting. Proses selanjutnya adalah menganalisis penyimpangan penggunaan lahan. Penyimpangan adalah kondisi akhir dari penutupanpenggunaan lahan yang tidak sesuai penggunaannya dengan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW. Peta penyimpangan diperoleh dengan melakukan tumpang tindih antara peta land use eksisting tahun 2007 dengan peta RTRW tahun 2004-2014. Dari proses tersebut menghasilkan peta, luas dan jenis-jenis penyimpangan penggunaan lahan dari Rencana Tata Ruang Kota Tasikmalaya. Kemudian dilakukan check lapangan. Untuk mengetahui faktor- faktor yang diduga mempengaruhi penyimpangan penggunaan lahan dilakukan: 1 analisis Principal Component Analysis PCA untuk menduga faktor- faktor yang mempengaruhi penyimpangan yang kemudian dilanjutkan dengan analisis regresi berganda untuk mengetahui keeratan hubungan antara peubah-peubah penduga dengan luas penyimpangan, 2 wawancara dan kuesioner dilokasi penyimpangan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat yang dapat mempengaruhi terjadinya penyimpangan penggunaan lahan.

3.8. Analisis Penyimpangan Penggunaan Lahan dari RTRW

Tujuan analisis ini adalah untuk melihat penggunaan lahan yang sejalan dengan RTRW dan yang tidak sejalan menyimpang dari RTRW. Analisis dilakukan dengan menumpangtindihkan peta Land Use Eksisting dengan RTRW tahun 2004-2014. Proses tumpang tindih menghasilkan sebuah peta penyimpangan penggunaan lahan dari RTRW, atau penggunaan lahan yang tidak sejalan dengan arahan Rencana Tata Ruang Kota Tasikmalaya. Kriteria penyimpangan adalah bentuk penggunaan lahan yang menyimpang atau merupakan pelanggaran batas-batas penggunaan lahan yang ditetapkan dalam RTRW. Kategoribentuk penyimpangan penggunaan lahan yang dianalisis adalah penyimpangan permukiman pada lahan pertanian lahan basah dan lahan kering, pada kawasan hutan dan pada garis sempadan SUTET, Sungai dan Danau. Bentuk penyimpangan pemanfaatan ruang adalah pemukiman berada di kawasan peruntukkan Perdagangan dan Industri dan pemukiman pada lahan peruntukkan TPU.

3.9. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyimpangan

Analisis selanjutnya dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang diduga mempengaruhi terjadinya penyimpangan penggunaan lahan. Dalam penelitian ini análisis yang digunakan adalah PCA. PCA merupakan salah satu bentuk analisis variabel ganda multivariate. Tujuan PCA adalah untuk menemukan suatu variabel- variabel baru, yang disebut komponen utama, yang dapat mewakili variabel- variabel indikator asal. Komponen utama tersebut mencerminkan sebagian atau semua variabel yang saling berkaitan berkorelasi diubah menjadi saling ortogonal, menyederhanakan variabel dan mentransformasi secara linier variabel asal menjadi variabel baru yang lebih sederhana. Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data dari Podes tahun 2006 Kota Tasikmalaya. Data-data tersebut adalah variabel yang digunakan untuk menduga faktor- fakrtor yang mempengaruhi penyimpangan penggunaan lahan Kota Tasikmalaya yang meliputi data kependudukan, struktur penutupan lahan, struktur aktifitas perekonomian masyarakat, struktur pendidikan dan ketersediaan fasilitas umum. Variabel asal yang terkoleksi 81 variabel disederhanakan menjadi 15 variabel. Analisis PCA merupakan salah satu teknik analisis untuk mereduksi suatu set datapeubah dengan jumlah yang banyak menjadi set data baru yang lebih sederhana dengan jumlah datapeubah lebih sedikit dan saling orthogonal tidak saling berkorelasi Rustiadi, et. al 2004. Sebelum data tersebut diolah dengan metode PCA, terlebih dahulu dilakukan seleksi dan standarisasi data. Seleksi data dilakukan untuk memperoleh data kuantitatif yang terkait dengan penggunaan lahan, sedangkan standarisasi dilakukan untuk memperoleh keseragaman satuan data. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan kesalahan dalam menginterpretasikan hasil analisis data. Program ststistika versi 6 digunakan dalam proses analisis PCA yang menghasilkan antara lain: Faktor Loading, Faktor skor dan akar ciri eigenvalues yang menunjukan bobot dan skor dari peubah komponen utama. Semakin besar total kumulatif Eigenvalue maka semakin besar pula keragaman data awal yang dapat diterangkan. Variabel penduga penyimpangan tertera pada Tabel 1. Tabel 1. Variabel Penduga Penyimpangan Penggunaan Lahan dari data Podes. Var Variabel Penduga 1 Kepadatan Penduduk 2 jumlah petani 3 jumluh rumah permukiman kumuh 4 jumal keuarlga pemukiman kumuh 5 jumlah keluarga di sekitar bantaran 6 jumlah bangunan rumah di sekitar bantaran 7 luas lahan sawah 8 luas lahan sawah dengan pengairan yang diusahakan 9 luas lahan bukan sawah 10 luas lahan pertanian 11 Luas ladang yang diusahakan 12 luas lahan untuk non pertanian 13 jarrk desa. ke pusat Kota 14 Jumhah jenis Fasilitas pasilitas 15 Jumlah fasilitas pelayanan Analisis Regresi dilakukan untuk mengetahui keeratan hubungan antara faktor- faktor penduga penyimpangan dengan luas penyimpangan dari RTRW. Atribut Peta penyimpangan berupa data luas penyimpangan penggunaan lahan dalam unit analisis desa yang dijadikan variabel bebas di regresikan dengan variabel faktor- faktor yang mempengaruhi penyimpangan dari RTRW, atau Faktor skor hasil analisis PCA dijadikan sebagai variabel bebas x, sedangkan luas penyimpangan RTRW dijadikan sebagai variabel tak bebas y. Secara umum hubungan antara variabel- variabel tersebut dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan sebagai berikut : Y i = A + B 1 X 1i + B 2 X 2i + .... + B j Xj i + …. + BnXn i Dimana : Y i = Luas Area penyimpangan pada desa ke –i A = Intercept adalah nilai yang berpengaruh B = Koefisien variabel j Xj Xj i = faktor- faktor yang mempengaruhi ke – j di desa ke –i Dengan analisis regresi berganda dapat diketahui model persamaan yang menjelaskan hubungan antara luas penyimpangan dan faktor-faktor yang menentukan penyimpangan. Wawancara dan kuesioner bertujuan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat di lokasi penyimpangan serta persepsitingkat pemahaman masyarakat terhadap rencana tata ruang Kota Tasikmalaya. Pengambilan sampel diambil secara purposive sampling, yaitu pengambilan sampel dipilih secara cermat dan selektif yang dianggap dapat mewakili orang-orang sekitarnya dalam memberikan informasi yang representatif tentang masyarakat setempat dan kondisi lapangan. Pertanyaan diarahkan pada penghasilan, pekerjaan, pendidikan, luas lahan yang dikuasai, ijin kepemilikan. Dari hasil kuesioner dapat diketahui faktor–faktor yang mempengaruhi penyimpangan di daerah penyimpangan. Matrik tujuan dan 0ut put penelitian tertera pada Tabel 2.

3.10. Analisis Deskriptif

Dokumen yang terkait

Evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi Jawa Barat

0 38 118

Evaluasi Penggunaan Lahan Dan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Di Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara

5 33 86

Evaluasi penggunaan Lahan Eksisting dan Arahan Penyusunan Rencana Tata Ruang Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

2 23 118

EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN IMPLEMENTASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH DI KABUPATEN Evaluasi Penggunaan Lahan Implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah Di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010-2030 Melalui Pemanfaatan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geogra

0 3 12

EVALUASI KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA SALATIGA TAHUN 2010-2014 TERHADAP RENCANA TATA RUANG WILAYAH Evaluasi Kesesuaian Penggunaan Lahan Kota Salatifa Tahun 2010-2014 Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030.

0 2 15

EVALUASI KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA SALATIGA TAHUN 2010-2014 TERHADAP RENCANA TATA RUANG WILAYAH Evaluasi Kesesuaian Penggunaan Lahan Kota Salatifa Tahun 2010-2014 Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030.

4 9 17

PEMODELAN ARAHAN FUNGSI KAWASAN LAHAN UNTUK EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN EKSISTING Pemodelan Arahan Fungsi Kawasan Lahan Untuk Evaluasi Penggunaan Lahan Eksisting Menggunakan Data Penginderaan Jauh Di Sub Daerah Aliran Sungai Opak Hulu.

0 2 12

PEMODELAN ARAHAN FUNGSI KAWASAN LAHAN UNTUK EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN EKSISTING Pemodelan Arahan Fungsi Kawasan Lahan Untuk Evaluasi Penggunaan Lahan Eksisting Menggunakan Data Penginderaan Jauh Di Sub Daerah Aliran Sungai Opak Hulu.

0 1 16

ANALISIS KESELARASAN PENGGUNAAN LAHAN AKTUAL TERHADAP RENCANA TATA RUANG WILAYAH DI KOTA TEGAL

0 3 53

Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

0 0 59