Kota Tasikmalaya. Selanjutnya data hasil wawancara diolah untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat di lokasi penyimpangan dan bagaimana
persepsi masyarakat mengenai rencana tata ruang Kota Tasikmalaya.
3.6. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan dan analisis data dilakukan untuk mendapatkan penggunaan lahan eksisting yang dilakukan dengan cara interpretasi foto udara tahun 2007 dan
land use tahun 2006. Untuk mengetahui penyimpangan penggunaan lahan dan luas penyimpangan dari RTRW dilakukan proses tumpang tindih antara land use
eksisting dengan peta RTRW Kota Tasikmalaya tahun 2004-2014. Faktor- faktor yang mempengaruhi terjadinya penyimpangan penggunaan lahan melalui proses
analisis PCA Principal Component Analysis dan wawancara dengan kuesioner pada masyarakat dan instansi pemerintah. Terakhir dilakukan analisis deskriptif
untuk menyusun arahan Rencana Tata Ruang Kota Tasikmalaya yang baru.
3.7. Analisis Penggunaan Laha n Eksisting
Analisis untuk mendapatkan peta penggunaan lahan eksisting meliputi analisis spasial dan analisis atribut. Analisis peta penggunaan lahan eksisting
berdasarkan peta land use Kota Tasikmalaya tahun 2006 dan interpretasi foto udara tahun 2007 yang menghasilkan poligon-poligon baru berupa kelas
penggunaan lahan. Interpretasi secara visual dilakukan dengan melihat pola, warna, tekstur, bayangan, bentuk, rona dan lain sebagainya yang sejenis dan
dikelompokan sehingga didapat poligon-poligon baru yang dapat memberikan informasi kelas penggunaan lahan. Hasil klasifikasi penggunaan lahan ini
kemudian dilanjutkan ground check ke lapangan dengan bantuan alat GPS, untuk melihat lokasi- lokasi yang dianggap perlu pembuktian untuk melihat jenis
penggunaannya dilapangan. Sebelum kelapangan terlebih dahulu menentukan titik koordinat tempat-tempat yang akan ditinjau di dalam peta, selanjutnya titik-titik
tersebut di setting ke GPS untuk memudahkan pencarĂan lokasi yang dimaksud yang dituju. Hasil analisis disajikan dalam bentuk peta penggunaan lahan
eksisting tahun 2007 Kota Tasikmalaya. Analisis data atribut dilakukan untuk mengetahui jenis penggunaan lahan dan luas penyimpangan. Basis data SIG yang
menyangkut data atribut dan penutupan lahan dieksport ke microsoft excel dan diolah. Pengolahan dilakukan dengan cara membuat kolom baru yang
memberikan informasi mengenai jenis penutupan lahan yang berada pada kawasan-kawasan yang telah ditetapkan dalam RTRW. Selanjutnya hasil
pengolahan data tersebut dikembalikan ke dalam basis data SIG, agar dapat dimanipulasi untuk menampilkan data spasial berupa peta penggunaan lahan
eksisting. Proses selanjutnya adalah menganalisis penyimpangan penggunaan lahan.
Penyimpangan adalah kondisi akhir dari penutupanpenggunaan lahan yang tidak sesuai penggunaannya dengan Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW. Peta
penyimpangan diperoleh dengan melakukan tumpang tindih antara peta land use eksisting tahun 2007 dengan peta RTRW tahun 2004-2014. Dari proses tersebut
menghasilkan peta, luas dan jenis-jenis penyimpangan penggunaan lahan dari Rencana Tata Ruang Kota Tasikmalaya. Kemudian dilakukan check lapangan.
Untuk mengetahui faktor- faktor yang diduga mempengaruhi penyimpangan penggunaan lahan dilakukan: 1 analisis Principal Component Analysis PCA
untuk menduga faktor- faktor yang mempengaruhi penyimpangan yang kemudian dilanjutkan dengan analisis regresi berganda untuk mengetahui keeratan hubungan
antara peubah-peubah penduga dengan luas penyimpangan, 2 wawancara dan kuesioner dilokasi penyimpangan untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi
masyarakat yang dapat mempengaruhi terjadinya penyimpangan penggunaan lahan.
3.8. Analisis Penyimpangan Penggunaan Lahan dari RTRW