Kondisi Ekonomi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Profil dan dinamika penduduk dapat dilihat pada Gambar 5 dan data Jumlah Penduduk dari tahun 2002 – 2006 per kecamatan di Kota Tasikmalaya dapat di lihat pada Tabel 6. Tabel 6. Jumlah Penduduk Kota Tasikmalaya Tahun 2002 - 2006 No Kecamatan Jumlah Penduduk Jiwa Perkembangan Per Tahun 2002 2003 2004 2005 2006 1 Kawalu 70.442 76.850 80.427 82.332 83.403 3,68 2 Tamansari 50.947 55.375 56.976 58.292 58.852 3,10 3 Cibeureum 87.308 91.256 91.494 93.671 95.704 1,92 4 Tawang 60.302 62.192 64.469 65.957 66.823 2,16 5 Cihideung 67.104 67.056 69.949 71.829 73.007 1,76 6 Mangkubumi 68.307 72.708 75.325 77.337 78.506 2,98 7 Indihiang 76.682 80.841 80.649 82.379 83.955 1,89 8 Cipedes 66.484 69.809 73.755 76.486 77.517 3,31 Jumlah 547.576 576.087 593.044 608.283 617.767 12,82 S UMBER : BPS 2006

4.7. Kondisi Ekonomi

Pertumbuhan perekonomian Kota Tasikmalaya dapat dilihat dari pada Produk Domestik Regional Bruto PDRB dan digerakkan oleh pertumbuhan beberapa sektor. Ada tiga sektor yang peranannya cukup besar, yaitu sektor pertanian, perdagangan hotel dan restoran dan sektor industri pengolahan. Dari ketiga sektor tersebut pertanian mempunyai kontribusi yang besar terhadap pembentukan nilai tambah mencapai 29,92 pada tahun 2002. PDRB kota Tasikmalaya pada tahun 2006 atas dasar harga berlaku menurut lapangan usaha sebesar 4,62 triliun rupiah atau naik 21,9 persen dibanding Tahun 2005. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha tanpa dipengaruhi harga dan inflasi mencapai 2,95 triliun rupiah atau 4.24 persrn dibanding tahun sebelumnya. Kontribusi setiap sektor terhadap PDRB Kota Tasikmalaya tertera pada Tabel 7. Sektor perdagangan, Hotel dan Komunikasi memberkan nilai pendapatan tertinggi, kemudian berturut-turut sector Industri dan pengolahan serta Pengangkutan dan komunikasi. Tabel 7. Kontribusi setiap Sektor Terhadap PDRB Kota Tasikmalaya No Sektor Tahun 2005 Tahun 2006 1 Pertanian 8,54 7,91 2 Pertambangan dan Galian 0,75 0,70 3 Idustri dan pengolahan 14,52 14,66 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 1,90 1,98 5 Bangunan 8,91 9,42 6 Perdagangan, Hotel dan jasa 28,51 29,96 7 Pengangkutan dan Komunikasi 13,38 13,69 8 Persewaan dan Jasa Perusahaan 10,60 9,24 9 Jasa-Jasa Lainnya 13,45 13,12 Sumber: Kota Tasikmalaya Dalam Angka 2006 Perkembangan laju pertumbuhan ekonomi di Kota Tasikmalaya tahun 1997- 2000 menunjukkan, bahwa pada 1997–1998 laju pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan dari 1,83 menjadi –12,06. Keadaan tersebut terjadi sebagai dampak krisis ekonomi yang melanda negara kita secara keseluruhan. Pada tahun 1999 laju pertumbuhan ekonomi mulai membaik lagi menjadi 1,63 , tahun 2000 menjadi 2,12 dan pada tahun 2001 meningkat menjadi 4,05 . Hal ini disebabkan oleh naiknya kembali perkembangan produksi yang menyumbang cukup besar bagi PDRB Kota Tasikmalaya yaitu sektor Pengangkutan dan komunikasi dengan laju pertumbuha n pada tahun 2000 sebesar 6,62 pada tahun 2001 meningkat menjadi 9,76. Kedua yaitu sektor Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan pada tahun 2000 sebesar –13,73 dan pada tahun 2001 menjadi sebesar 6,80. Sub sektor yang ketiga adalah sewa bangunan pada tahun 2000 laju pertumbuhannya sebesar 2,84 pada tahun 2001 menjadi 4,87, dan sub sektor yang terakhir yaitu Jasa Perusahaan pada tahun 2000 laju pertumbuhannya sebesar 1,76 pada tahun 2001 sebesar 5,77. Besarnya inflasi pada tahun 2000 di Kota Tasikmalaya sebesar 4,57 dan pada tahun 2001 mengalami kenaikan dibanding tahun 2000 yaitu sebesar 16,71. Hal ini dipengaruhi oleh keluarnya kebijakan pemerintah dengan menaikan harga BBM pada bulan Juni 2001, kenaikan ini mempengaruhi kenaikan hampir semua kelompok barang dan jasa. Besarnya PDRB perkapita Kota Tasikmalaya pada tahun 2000 sebesar Rp. 3.692.282,01 dan pada tahun 2001 menjadi sebesar Rp. 4.136.695,35 atau selama kurun waktu 2000 – 2001 mengalami kenaikan Rp. 444.413,34,- atau sebesar 12,04.

4.8. Alokasi Penggunaan Lahan

Dokumen yang terkait

Evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bekasi Jawa Barat

0 38 118

Evaluasi Penggunaan Lahan Dan Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Di Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara

5 33 86

Evaluasi penggunaan Lahan Eksisting dan Arahan Penyusunan Rencana Tata Ruang Kota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

2 23 118

EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN IMPLEMENTASI RENCANA TATA RUANG WILAYAH DI KABUPATEN Evaluasi Penggunaan Lahan Implementasi Rencana Tata Ruang Wilayah Di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2010-2030 Melalui Pemanfaatan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geogra

0 3 12

EVALUASI KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA SALATIGA TAHUN 2010-2014 TERHADAP RENCANA TATA RUANG WILAYAH Evaluasi Kesesuaian Penggunaan Lahan Kota Salatifa Tahun 2010-2014 Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030.

0 2 15

EVALUASI KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN KOTA SALATIGA TAHUN 2010-2014 TERHADAP RENCANA TATA RUANG WILAYAH Evaluasi Kesesuaian Penggunaan Lahan Kota Salatifa Tahun 2010-2014 Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Salatiga Tahun 2010-2030.

4 9 17

PEMODELAN ARAHAN FUNGSI KAWASAN LAHAN UNTUK EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN EKSISTING Pemodelan Arahan Fungsi Kawasan Lahan Untuk Evaluasi Penggunaan Lahan Eksisting Menggunakan Data Penginderaan Jauh Di Sub Daerah Aliran Sungai Opak Hulu.

0 2 12

PEMODELAN ARAHAN FUNGSI KAWASAN LAHAN UNTUK EVALUASI PENGGUNAAN LAHAN EKSISTING Pemodelan Arahan Fungsi Kawasan Lahan Untuk Evaluasi Penggunaan Lahan Eksisting Menggunakan Data Penginderaan Jauh Di Sub Daerah Aliran Sungai Opak Hulu.

0 1 16

ANALISIS KESELARASAN PENGGUNAAN LAHAN AKTUAL TERHADAP RENCANA TATA RUANG WILAYAH DI KOTA TEGAL

0 3 53

Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

0 0 59