Pemanfaatan jalur SUTET melintasi beberapa kelurahan di kecamatan Tawang, Kawalu, cihideung, Mangkubumi dan Indihiang. Koridor Perdagangan
ditetapkan dalan RTRW menyebar sepanjang jalan arteri, jalan kolektor dan jalan primer, sedangkan kawasan perkantoran ditempatkan menyebar di kelurahan
Tawangsari, Empangsari dan Yudanegara di kecamatan Cihideung. Ruang permukiman menyebar di seluruh kecamatan dan terkonsentrasi di kecamatan
Cihideung. Penempatan lahan basah menyebar diseluruh kecamatan, kecuali di kecamatan Cihideung yang merupakan pusat Kota, sedangkan lahan kering juga
menyebar di seluruh kecamatan namun terbanyak penyebarannya di kecamatan Kawalu dan Tamansari.
5.2. Penggunaan Lahan Eksisting Kota Tasikmalaya
Hasil analisis peta land use tahun 2006 Gambar 5 dan interpretasi foto udara tahun 2007 didapat kelas penggunaan lahan eksisting di Kota Tasikmalaya
yang terdiri dari: Bandara, Danau, Hutan, Padang Rumput, Perkebunan, Permukiman, Sawah, Kebun Campuran, Tanah Berbatu, Tanah Ladang dan
DanauSitu. Distribusi penggunaan lahan eksisting dapat dilihat pada Tabel 14 dan peta penggunaan lahan eksisting Tahun 2007 pada Gambar 6.
Tabel 14. Distribusi Penggunaan Lahan Eksisting Kota Tasikmalaya Tahun 2007 No
Penggunaan Lahan Tahun 2007
ha
1 Bandara
32,70 0,19
2 Danau
48,50 0,28
3 Hutan
150,30 0,87
4 Padang Rumput
32,70 0,19
5 Perkebunan
1.729,10 10,07
6 Permukiman
4.718,10 25,75
7 Sawah
5.106,30 29,76
8 Kebun campuran
4.639,70 27,04
9 Tanah Berbatu
1,90 0,01
10 Tanah Ladang
696,80 4,06
Jumlah 17.156,20
100,00
Sumber: Hasil olahan
KAWAL U TAMANSARI
INDIHIANG
CIBEUREUM MANGKUBUMI
CIPEDES TAWANG
CIHIDEUNG
1 8 5 0 0 0
1 8 5 0 0 0 1 9 0 0 0 0
1 9 0 0 0 0 1 9 5 0 0 0
1 9 5 0 0 0 2 0 0 0 0 0
2 0 0 0 0 0 9
1 8 0 0
0 0 9
1 8
9 1 8
5 0 0 0
9 1
8 5
9 1 9
0 0 0 0
9 1
9 9
1 9 5 0
0 0 9
1 9
5
PETA RTRW KOTA TASI KMALAYA
PROPINSI JAWA BARAT
N E
W S
1 1
2 Km
SUM BER : Peta R TRW Kota Tasikm alaya Tahun 2004-2014
PS. I LM U PEREN CANAAN WI LAYAH INST ITUT PERTAN IAN BO GOR
TAHUN 2008 Indek Peta
Huta n In du stri
Kese ha ta n Kori do r Pe rda gan gan
Mak am dan TP U Pasa r
Pen did ik an Perg uda ng an
Perka ntora n Permu kim an
Pertan ia n La ha n Ba sah Pertan ia n La ha n Ke rin g
Pusa t Ko ta Rek reas i da n Ol ah Rag a
Ren ca na Gard u PLN Semp ad an Dana u
Semp ad an Su te t Termi nal
Batas Ke cama tan RTRW Kota Tas ikmal aya
Gambar 4. Peta RTRW 2004-2014 Kota Tasikmalaya
Gambar 5. Peta Land Use Kota Tasikmalaya Tahun 2006
KEC. INDIHIANG KEC. CIPEDES
KEC. CIBEUREM KEC. CIHEDEUNG
KEC. TAMANSARI KEC. TAWANG
KEC. KAWALU KEC. MANGKUBUMI
1 8 6 0 0 0
1 8 6 0 0 0 1 8 9 0 0 0
1 8 9 0 0 0 1 9 2 0 0 0
1 9 2 0 0 0 1 9 5 0 0 0
1 9 5 0 0 0 1 9 8 0 0 0
1 9 8 0 0 0 2 0 1 0 0 0
2 0 1 0 0 0 2 0 4 0 0 0
2 0 4 0 0 0 9
1 7 7
0 0 9
1 7
7 9
1 8 0 0
9 1
8 9
1 8 3
0 0 9
1 8
3 9
1 8
6 0 9
1 8
6 9
1 8 9 0
9 1
8 9
9 1 9
2 0 0
9 1
9 2
9 1
9 5 0
9 1
9 5
PETA PENGGUNAAN LAHAN EKSISTING
KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2007
LEGEN DA
Tatguna eksisting.shp Bandara
Danau Hutan
Padang Rumput Perkebunan
Permukiman Sawah
Kebun Campuran Tanah Berbatu
Tanah Ladang Bt s_kec_grs.shp
PS. PER ENCANAAN WILAYAH INSTITUT PER TANIAN BOGOR
TAHUN 2009
N
1 1
2 Kilometers
Indeks Peta
Gambar 6. Peta Land Use Existing Tahun 97
Distribusi penggunaan lahan eksisting, yaitu berupa lahan basah sawah luasnya mencapai 5.106,35 ha atau 29,76 dan tersebar di seluruh kecamatan.
Penggunaan lahan eksisting berupa Padang Rumput, Perkebunan, Kebun Campuran, Tanah Berbatu dan Tanah Ladang dengan luas total 7.100,10 ha
41,38, dimana pemanfaatannya dalam RTRW sebagai lahan kering. Penggunaan lahan hutan hanya berada di kecamatan Kawalu yang luasnya 150,3
ha atau 0,87, sedangkan penggunaan lahan permukiman seluas 4.718,10 ha atau 27,5 dari luas wilayah Kota Tasikmalaya dimana sebagian besar terkonsentrasi
di pusat kota dan pemanfaatannya dalam RTRW 2004-2014 adalah sebagai pemukimanperumahan, Industri, kesehatan, Perdagangan, MakamTTPU, Pasar,
Pendidikan, Pergudangan, Perkantoran, Pusat Kota, Rekreasi dan Olah Raga sertaTerminal yang luasnya 6.761,77ha. Penggunaan lahan lainnya seperti:
Bandara, Danau, porsinya tidak begitu besar yaitu masing- masing 32,70 ha dan 48,5 ha. Pemanfaatan ruang yang ditetapkan dalam RTRW 2004-2014, jika
dipadukan dengan penggunaan lahan eksisting tahun 2007 tertera pada Tabel 15
serta perbandingan luas penggunaan lahan eksisting dan RTRW 2004-2014 pada Tabel 16.
Tabel 15. Padanan Penggunaan Lahan Eksisting dan Pemanfaatan Ruang RTRW
No Penggunaan Lahan
Eksisting Rencana Pemanfaatan Ruang
RTRW
1 Permukiman
Industri, Perdagangan, Pasar, Pendidikan, Pergudangan,
Perkantoran, Pusat Kota, Pemukiman, Rekreasi dan Olah Raga, Sempadan
SUTET dan Terminal.
2 Sawah
Lahan Basah 3
Padang Rumput, Perkebunan, Semak Belukar, Tanah
Berbatu, Tanah Ladang. Lahan Kering
4 Danau
Sempadan Danau 5
Hutan Hutan Negara
6 Bandara
Sebagian MakamTPU Tabel 16. Perbandingan Luas Penggunaan Laha n Eksisting dan RTRW 2004-2014
No Jenis
Penggunaan Luas Land
Use Eksisting ha
RTRW 2004-2014
ha Kesesuaian Luas
Penggunaan
1 Permukiman
4.718,10 6.761,77
Belum terealisasi seluruhnya
2 Lahan Basah
5.959,35 5.061,35
Melebihi rencana 3
Lahan Kering 6.200,02
5.040,36 Melebihi rencana
4 Bandara
32,70 104,27
Beralih fungsi 5
Hutan 150,30
155,74 Terjadi penurunan
6 Danau
48,50 42,43
Melebihi rencana
Jumlah 17.156,20
17.156,20
Permukiman yang belum terealisasi berdasarkan rencana tata ruang wilayah RTRW seluas 2.043,67 ha, pada kondisi eksisting berupa lahan basah dan lahan
kering seperti terlihat pada tabel diatas, sedangkan penggunaan lahan basah dan lahan kering pemanfaatannya melebihi rencana tata ruang. Penggunan lahan
Bandara 32,70 ha beralih fungsi pemanfaatannya dalam RTRW menjadi makamTPU seluas 104,27 ha dan sebagian memanfaatkan lahan basah.
Penggunaan lahan Hutan eksisting 150,30 ha di kecamatan Kawalu mengalami penurunan luas dari ketetapan dalam RTRW, yaitu seluas 155,74 ha. Hal ini
terjadi karena adanya permukiman di areal Hutan. Penggunaan lahan Danau 48,50 ha melebihi rencana tata ruang 42,43 ha, karena telah dibangunnya
tempat-tempat rekreasi berupa pemancingan dan restoran yang luasnya mencapai 6,07 hadan terlihat menyerupai danau di kecamatan Cibeureum, sehingga luas
Danau bertambah. Ruang terbuka hijau RTH baik ditingkat kecamatan maupun di wilayah
Kota Tasikmalaya secara keseluruhan masih memenuhi syarat, yaitu 53,84. Dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007, ruang terbuka hijau sekurang-
kurangnya 30 dari luas wilayah. Ruang Terbuka Hijau di Kota Tasikmalaya ditetapkan dalam RTRW 2004-2014 terdiri dari lahan pertanian lahan kering dan
basah dan taman kota.
Peningkatan luas penggunaan lahan permukiman di Kota Tasikmalaya dapat dipengaruhi oleh aksesibilitas di Kota Tasikmalaya yang semakin baik, misalnya:
adanya jalan lingkar Ring Road yang menghubungkan kecamatan-kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya menuju Terminal atau Kota, dibangunnya jalan-jalan
kolektor dan berkembangnya jalan desa dan jalan lingkungan serta dibangunnya pusat pemerintahan Kota Tasikmalaya yang baru. Hal ini menyebabkan terjadinya
penurunan luas penggunaan lahan kebun campurantegalan atau pertanian lahan sawah yang dikonversi menjadi kawasan terbangun, yaitu berupa permukiman dan
sarana prasarana sebagai penunjang kegiatan ekonomi dan pemerintahan. Konversi lahan di Kota Tasikmalaya banyak terjadi pada pertanian lahan
kering dan lahan basah, misalnya di kecamatan Mangkubumi kelurahan Cilembang telah dibangun fasilitas-fasilitas kantor pemerintah Wali Kota dan
dinas-dinas lainnya yang mendukung kegiatan pemerintahan Kota. Terjadinya perubahan penggunaan lahan untuk suatu kegiatan, mendorong berkembangnya
penggunaan lahan disekitarnya berupa pemukiman-pemukiman baru dan sarana pendukung lainnya. Terjadinya penyimpangan penggunaan lahan dari rencana tata
ruang karena terdesak untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal, seperti terjadi dibeberapa kecamatan yaitu perubahan dari pertanian lahan basah dan
lahan kering menjadi beberapa perumahan dan sarana lainnya. Hal tersebut dapat berdampak negatif terhadap kualitas lahan, seperti penurunan kapasitas air dalam
tanah, penyerapan air infiltrasi berkurang sehingga terjadi aliran permukaan run off meningkat yang berdampak pada peningkatan erosi dan sedimentasi serta
potensi banjir. Perubahan penggunaan lahan disebabkan karena terdesak kebutuhan ruang
sejalan dengan pertambahan penduduk yang terus meningkat di Kota Tasikmalaya. Pertumbuhan penduduk mencapai 2,95 per-tahun BPS, 2006
menyebabkan terjadinya peningkatan pada kegiatan ekonomi, terutama pada sektor Jasa, Perkantoran, Industri dan Perdagangan. Persaingan dalam
pemanfaatan ruang mendorong terjadinya perubahan penggunaan lahan guna memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal.
Perubahan penggunaan lahan pertanian di Kota Tasikmalaya menjadi permukiman kawasan industri, perdagangan, jasa, sarana pendidikan, sarana olah
raga dan lain- lain memiliki dampak terhadap peningkatan pendapatan asli daerah PAD Kota Tasikmalaya antara tahun 2003-2006, rata-rata mencapai 21,04 per-
tahun. Hal tersebut terjadi karena adanya tambahan dari sektor pajak PBB serta pertambahan lapangan pekerjaan, yang berarti juga peningkatan aktivitas
perekonomian. Indikator yang sering digunakan untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara makro adalah pendapatan per kapita. Semakin
tinggi pendapatan yang diterima penduduk disuatu wilayah maka tingkat kesejahteraan di wilayah yang bersangkutan dapat dikatakan bertambah baik.
5.3. Penyimpangan Penggunaan Lahan Kota Tasikmalaya