III. METODE PENELITIAN
3.1.    Kerangka Pemikiran Penelitian
Diresmikannya Kota Tasikmalaya sebagai daerah otonom pada tanggal 17 Oktober 2001 mengandung konsekuensi adanya tuntutan peningkatan pelayanan
pemerintah kepada masyarakat. Hal itu sejalan dengan tujuan pembentukan Kota Tasikmalaya yang dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2001,
terpisah dari Kabupaten Tasikmalaya dengan luas wilayah ditetapkan 17.156,20 ha atau 17,15 km² .  Pertumbuhan penduduk  yang terjadi sangat pesat di Kota
Tasikmalaya menyebabkan  aktivitas  ekonomi  meningkat.  Hal tersebut menyebabkan  kebutuhan lahan ruang  bertambah,  terutama untuk memenuhi
kebutuhan tempat tinggal perumahan Penyusunan RTRW dan Peraturan-Peraturan Daerah  Kota Tasikmalaya
merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Untuk memajukan daerahnya, berbagai aktivitas pembangunan  di rencanakan dan
dibuat sehingga  dalam pelaksanaannya  sekecil mungkin  terjadi penyimpangan penggunaan lahan dan pemanfaatannya. Berbagai hal yang dapat menyebabkan
terjadinya penyimpangan penggunaan lahan    dari  RTRW  diantaranya dapat diakibatkan  dari:  ketidaktahuan  dan ketidakpedulian  masyarakat mengenai
RTRW,  kurangnya koordinasi antar Satuan Kerja Pemerintahan,  lemahnya pengawasan    dan ketidak konsistenan pemberian ijin pembangunan. Hal ini
mendorong  terjadi perubahan fungsi lahankonverasi lahan, yang dapat berakibat terjadi  penurunan kualitas lingkungan.
Perubahan penggunaan lahan di Kota Tasikmalaya untuk tujuan pemanfaatan ruang, menimbulkan  persoalan dalam pemenuhan kebutuhan ruang
dan lingkungan.  Karena lemahnya pengawasan,  ditambah  kurangnya informasi dan sosialisasi dari pemerintah kepada masyarakat tentang penggunaan laha n dan
penataan ruang, sehingga kurangnya pemahaman masyarakat tentang itu. Dalam penelitian ini  untuk mengevaluasi penggunaan lahan dilakukan
analisis spasial dengan sistem informasi geografis, yaitu proses tumpang tindih land use eksisting dan peta RTRW. untuk mengetahui  daerah  penyimpangan dan
luas penyimpangan penggunaan lahan dari RTRW.  Kemudian dilakukan survei
lapangan ground check ke lapangan untuk mengetahui penggunaan lahan secara langsung serta kondisi sosial ekonomi masyarakat, khususnya di daerah terjadinya
penyimpangan. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyimpangan dilakukan  wawancara serta menyebar kuesioner. Selanjutnya
dilakukan analisis deskriptif untuk dapat    merumuskan arahan dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah Kota Tasikmalaya.
Adapun kerangka pemikiran  dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini,  secara garis besar di jabarkan pada Gambar 1.
3.2.   Lokasi  dan waktu   Penelitian