Analisis Kebijakan Policy Analysis of Reclamation Impact to Coastal Fisheries in Jakarta Bay

32 Perhitungan indeks konsistensi CI dengan rumus : CI = λ maks – n n-1 Perhitungan Rasio Konsistensi CR adalah : CR = CIRI, dimana; RI = Indeks acak random Indeks dari matriks berordo 1 sampai 15 Tabel 7. CR dikatakan mempunyai tingkat konsistensi yang tinggi dan dapat dipertanggungjawabkan bila bernilai lebih kecil atau sama dengan 0,1. Hal ini dikarenakan merupakan tolok ukur bagi konsistensi atau tidaknya suatu hasil perbandingan berpasangan dalam suatu matriks pendapat Saaty 1993. Saaty 1993 menyatakan bahwa AHP memberi suatu sarana yang berguna untuk menstruktur hierarki, baik untuk perencanaan yang diproyeksikan deskriptif maupun perencaan ideal normative. Tabel 7 Nilai indeks acak RI matriks berordo 1 sd 15 N RI N RI N RI 1 0,00 6 1,24 11 1,51 2 0,00 7 1.32 12 1,48 3 0,59 8 1,41 13 1,56 4 0,90 9 1,45 14 1,57 5 1,12 10 1,49 15 1,59 Sumber : Saaty 1993

2.6 Analisis Kebijakan

Analis kebijakan merupakan sebuah konsep yang diambil dari berbagai disiplin dan profesi yang bersifat deskriptif, evaluatif dan prespektif. Analisis kebijakan adalah sebuah disiplin ilmu sosial terapan yang menggunakan berbagai metode penelitian dan argumen untuk menghasilkan dan memindahkan informasi yang ada hubungannya dengan kebijakan sehingga dapat dimanfaatkan ditingkat politik dalam rangka memecahkan masalah-masalah kebijakan Dunn, 2000. Analisis kebijakan adalah salah satu diantara sejumlah banyak faktor di dalam sistem kebijakan. Suatu sistem kebijakan policy system atau seluruh pola institusional dimana didalamnya kebijakan dibuat, mencakup hubungan timbal balik antara tiga unsur yaitu : kebijakan publik, pelaku kebijakan dan lingkungan kebijakan. Sistem kebijakan adalah produk manusia yang 33 subjektif. yang diciptakan melalui pilihan-pilihan yang sadar oleh para pelaku kebijakan. Kebijakan publik public policies merupakan rangkaian pilihan yang kurang lebih berhubungan termasuk keputusan-keputusan untuk tidak bertindak yang dibuat oleh badan dan pejabat pemerintah yang diformulasikan dalam berbagai bidang termasuk lingkungan hidup. Masalah kebijakan tergantung pula pada pola keterlibatan pelaku kebijakan policy stakeholders yang khusus, yaitu para individu atau kelompok individu yang mempunyai andil didalam kebijakan karena mereka mempengaruhi dan dipengaruhi oleh keputusan pemerintah. Lingkungan kebijakan policy environment yaitu konteks khusus dimana kejadian-kejadian disekeliling isu kebijakan terjadi, mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pembuat kebijakan dan kebijakan publik. Salah satu faktor yang menyebabkan sulitnya mengambil keputusan kebijakan adalah sulitnya memperoleh informasi yang cukup serta bukti-bukti yang sulit disimpulkan. Karena itu dalam pengambilan keputusan akan lebih mudah bila menggunakan model tertentu. Model kebijakan adalah sajian yang disederhanakan melalui aspek-aspek terpilih dari situasi problematik yang disusun untuk tujuan-tujuan khusus. Model-model kebijakan tersebut yaitu model deskriptif, model normatif, model verbal, model simbolik, model prosedural, model pengganti dan model perspektif. Setiap model kebijakan yang ada tidak dapat diterapkan untuk semua perumusan kebijakan karena masing-masing model menfokuskan pada aspek- aspek yang berbeda. Menurut Dunn 2000, persoalan kebijakan tidak terletak pada menggunakan atau membuang model, persoalannya hanyalah terletak pada pemilihan diantara berbagai alternatif. Menurut Dunn 2000 proses analisis kebijakan adalah serangkaian aktifitas intelektual yang dilakukan didalam proses kegiatan yang pada dasarnya bersifat politis. Aktivitas politis tersebut dijelaskan sebagai proses pembuatan kebijakan dan divisualisasikan sebagai rangkaian tahap yang saling bergantung yang diatur menurut urutan waktu yaitu penyusunan agenda, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi kebijakan dan penilaian kebijakan. 34

2.7 Dampak Reklamasi