14 3 Hormati sebanyak mungkin nilai-nilai yang berkembang di masyarakat.
4 Kebijakan harus mempertimbangkan aspek sosial, politik dan ekonomi. Dalam pengelolaan perikanan pemerintah bertindak sebagai pelaksana
mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pada pengawasan. Kelompok masyarakat pengguna hanya menerima informasi tentang produk-produk
kebijakan dari pemerintah dan keterlibatan masyarakat penggunan dalam perumusan kebijakan masih sangat rendah. Satria et al. 2002 mengemukakan
bahwa pengelolaan perikanan seperti ini mempunyai beberapa kelemahan yaitu: 1 Aturan-aturan yang dibuat menjadi kurang terinternalisasi dalam masyarakat,
sehingga menjadi sulit untuk ditegakkan. 2 Biaya transaksi yang harus dikeluarkan untuk pelaksanaan dan pengawasan
sangat besar, sehingga menyebabkan lemahnya penegakan hukum.
2.3 Alat Penangkapan Ikan
Dalam
Permen Kelautan dan Perikanan No. 02 tahun 2011, yang dimaksud dengan alat penangkapan ikan API adalah sarana dan
perlengkapan atau benda-benda lainnya yang dipergunakan untuk menangkap ikan. Jenis API yang beroperasi di perairan Teluk Jakarta sangat
beragam, namun yang akan terdampak langsung dari kegiatan reklamasi adalah dogol, bagan, payang dan
gillnet.
2.3.1 Jaring insang gillnet
Gillnet secara harfiah berarti jaring insang. Alat tangkap ini disebut jaring insang karena ikan yang tertangkap oleh gillnet umumnya tersangkut pada tutup
insangnya Sadhori 1985. Martasuganda 2002, mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan jaring insang adalah jaring yang berbentuk empat persegi
panjang, dimana mata jaring dari bagian jaring utama ukurannya sama dan jumlah mata jaring ke arah horizontal lebih banyak dari pada jumlah mata jaring
arah vertikal. Pada bagian atasnya dilengkapi dengan beberapa pelampung dan bagian bawahnya dilengkapi dengan beberapa pemberat sehingga adanya dua
gaya yang berlawanan menyebabkan jaring dapat terentang sempurna. Menurut Gunarso 1985, gillnet merupakan dinding jaring dengan bahan
yang lembut dan mempunyai daya visibilitas yang rendah. Gillnet sebagai dinding
15 yang lebar ditempatkan di atas dasar laut untuk menangkap ikan demersal, atau
seluruh tempat mulai dari pertengahan kolom air sampai lapisan permukaan untuk menangkap ikan pelagis Sainsburry 1996.
Ayodhyoa 1981 mengklasifikasikan gillnet berdasarkan cara
pengoperasiannya atau kedudukan jaring di daerah penangkapan. yaitu : 1 Surface gillnet, yaitu gillnet yang direntangkan di lapisan permukaan
dengan area daerah penangkapan yang sempit; 2 Bottom gillnet, yaitu gillnet yang dipasang dekat atau di dasar laut
dengan menambahkan jangkar sehingga jenis ikan tujuan penangkapannya adalah ikan demersal;
3 Drift gillnet, yaitu gillnet yang dibiarkan hanyut di suatu perairan terbawa arus dengan atau tanpa kapal. Posisi jaring ini ditentukan oleh jangkar,
sehingga pengaruh kecepatan arus terhadap kekuatan tubuh jaring dapat diabaikan;
4 Encircling gillnet, yaitu gillnet yang dipasang melingkar terhadap gerombolan ikan dengan maksud menghadang ikan.
Secara umum cara gillnet dipasang melintang terhadap arah arus dengan tujuan menghadang arah ikan dan diharapkan ikan-ikan tersebut menabrak jaring
serta terjerat gilled pada mata jaring di sekitar insang atau terpuntal entangled pada tubuh jaring. Oleh karena itu wama jaring sebaiknya disesuaikan dengan
wama perairan tempat gillnet dioperasikan Sadhori 1985. Menurut Martasuganda 2002, jaring insang hanyut drift gillnet adalah jaring yang cara
pengoperasiannya dibiarkan hanyut di perairan, baik itu dihanyutkan di bagian permukaan surface drift gillnet, kolom perairan midwatersubmerged drift
gillnet atau dasar perairan bottom drift gillnet. Hasil tangkapan gillnet terdiri atas ikan berbagai jenis ikan baik pelagis
maupun demersal, tergantung pada jenis dan metode pengoperasiannya. Jenis- jenis ikan yang tertangkap oleh gillnet adalah layang Decapterus spp, tembang
Sardinella fimbriata, kuwe Caranx spp., manyung Arius spp., selar Selaroides spp., kembung Rastrelliger spp., tetengkek Megalaspis cordyla,
daun bambu Chorinemus spp., belanak Mugil spp., kuro Polynemus spp., tongkol Auxis spp., tenggiri Scomberomorus spp. dan cakalang Katsuwonus
pelamis Sadhori. 1985. Ukuran mata jaring mesh size mempunyai hubungan erat dengan ikan
yang tertangkap. Untuk menghasilkan ukuran ikan tangkapan yang besar pada
16 suatu daerah penangkapan, hendaknya ukuran mata jaring disesuaikan dengan
besar badan ikan yang terjerat. Pada umumnya ikan tertangkap secara terjerat pada bagian tutup insangnya maka luas mata jaring disesuaikan dengan luas
penampang tubuh ikan antara batas tutup insang sampai sekitar bagian depan dari sirip dada Ayodhyoa 1981.
2.3.2 Bagan