114 Masyarakat sebagai pihak yang akan menerima manfaat sekaligus
penerima dampak memiliki posisi tawar yang lemah. Meskipun demikian, aspirasi masyarakat terhadap pelaksaan reklamasi terutama yang berkaitan
dengan upaya meminimumkan dampak patut diperhatikan. Pemerintah sebagai instansi pembuat kebijakan harus mampu menyusun aturan main pelaksanaan
reklamasi sehingga masyarakatnelayan terdampak dapat menerima program reklamasi dengan berbagai dampak yang akan ditimbulkan. Selain itu, dukungan
masyarakat terhadap program reklamasi juga diharapkan akan mampu memberikan keamanan dan kenyamanan sehingga program reklamasi tidak
hanya memberikan keuntungan bagi swasta pemegang konsesi namun juga mamberikan manfaat baik bagi masyarakat maupun lingkungan.
5.8 Rekomendasi Kebijakan
Reklamasi Teluk Jakarta dipilih sebagai alternatif terhadap pemenuhan kebutuhan lahan yang semakin tinggi. Perencanaan dan pelaksanaan yang baik
diharapkan akan menghasilkan manfaat yang lebih besar. Tentunya semua pihak tidak mengharapkan adanya dampak negatif yang berlebihan dengan
selesainya reklamasi seperti yang terjadi di Semarang. Reklamasi di Kota Semarang dituding telah menyebabkan penurunan tanah sehingga
menyebabkan banjir di Kota Semarang sulit diatasi Suwitri 2008. Berdasarkan hasil analisis AHP maka diperoleh 4 alternatif kebijakan
yang dapat dilakukan untuk meminimumkan dampak reklamasi terhadap aktivitas perikanan yang berlangsung di Teluk Jakarta. Urutan prioritas kebijakan yang
dapat dilakukan adalah :
1 Kompensasi bidang pendidikan
Kompensasi bidang pendidikan sangat dibutuhkan oleh anak-anak usia sekolah, terutama bagi anak-anak dari keluarga nelayan masyarakat
pesisir. Jenis kompensasi ini dapat diwujudkan melalui pemberian beasiswa kepada masyarakat pesisir yang terdampak langsung dari
kegiatan reklamasi. Kebijakan kompensasi ini akan lebih memberikan manfaat dibandingkan dengan kompensasi dalam bentuk uang tunai.
2 Kompensasi bidang kimpraswil sarana dan prasarana
Pembangunan atau pengadaan sarana dan prasarana kebutuhan primer dan sekunder sebagai wujud dari pelaksanaan reklamasi akan lebih
115 bermanfaat bagi masyarakat terdampak. Nelayanmasyarakat pesisir di
Teluk Jakarta terutama yang memiliki tempat tinggal di sepanjang bantaran sungai atau pantai belum memiliki perumahan dan sarana air
bersih serta MCK yang memadai. Melalui pelaksanaan kompensasi dalam pembangunan sarana dan prasarana diharapkan dapat
memperbaiki kualitas hidup masyarakat.
3 Kompensasi bidang ekonomi
Pengembangan mata pencaharian alternatif sebagai salah satu kebijakan yang dapat dilakukan dalam upaya meminimumkan dampak reklamasi di
Teluk Jakarta. Dampak terhadap hilangnya daerah penangkapan ikan serta penurunan sumberdaya ikan dapat diantisipasi melalui
pengembangan mata pencaharian alternatif. Selain itu, pemberdaan perempuan nelayan juga dapat ditempuh untuk tetap mempertahan
kehidupan ekonomi keluarga nelayan pasca reklamasi.
4 Kompensasi relokasi
Prioritas kebijakan yang menempati ranking terakhir adalah kompensasi relokasi nelayan yang terdampak langsung dari kegiatan reklamasi.
Relokasi mejadi alternatif terakhir yang dapat dilakukan mengingat kompleksitas dampak yang akan ditimbulkan dari proses relokasi. Biaya
sosial yang akan tinggi serta kerawanan konflik menjadi alasan penempatan akternatif ini pada ranking terendah. Meskipun demikian, hal
ini menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan program reklamasi di Teluk Jakarta.
Pemerintah dan swasta pemegang konsesi sebagai aktor yang memiliki peran dan tanggungjwab terhadap pelaksanaan reklamasi harus melakukan
langkah-langkah nyata untuk meminimumkan dampak yang mungkin terjadi baik pada sektor lingkungan maupun sosial. Pada aspek lingkungan dan sumberdaya
ikan, pelaksanaan reklmasi harus dilakukan dengan memperhatikan hasil studi kelayakan dan analisis dampak lingkungan. Swasta pemegang konsesi bersama
dengan pemerintah harus melakukan pengawasan yang terpadu sehingga dampak terhadap lingkungan dan sumberdaya ikan dapat diminimumkan.
Aspek sosial juga wajib menjadi perhatian karena dapat memicu konflik terhadap proyek reklamasi. Masyarakat yang terkenan dampak langsung dari
116 reklamasi harus diberikan kompensasi yang berimbang. Kompensasi tidak
selamanya dalam bentuk uang tunai, namun dapat dilakukan kompensasi melalui penyediaan fasilitas pendidikan, sarana-prasarana atau pengembangan
lapangan kerja baru. Hal ini diharapkan dapat meminimumkan konflik yang umumnya terjadi saat terjadi reklamasi. Nilai ganti rugi lahan yang tidak sesuai
umumnya memicu konflik antara masyarakat dengan pemegang konsesi sehingga seminimal mungkin dihindari adanya relokasi masyarakat di wilayah
reklamasi. Untuk dapat menerapkan kebijakan penggantian insentif pada sektor
perikanan maka diperlukan sebuah inventarisasi terhadap kagiatan perikanan terdampak reklamasi dari mulai tahap awal reklamasi, proses dan pasca
reklamasi. Hal ini tentunya untuk menentukan besaran insentif yang tepat sehingga menghindarkan terjadinya konflik yang mungkin terjadi.
6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan