Analisis strategi adaptasi nelayan Proses Hierarki Analitik PHA

41

3.3.4 Analisis strategi adaptasi nelayan

Analisis strategi adaptasi nelayan masing-masing lokasi yang akan terdampak langsung oleh kegiatan reklamasi dilakukan secara deskriptif. Strategi adaptasi nelayan masing-masing lokasi dibandingkan untuk mengetahui kecenderungan nelayan dalam mengatasi dampak reklamasi yang akan dirasakan. Strategi adaptasi nelayan dibedakan dalam 2 kategori yaitu strategi untuk mengatasi hasil tangkapan yang menurun dan strategi yang dilakukan jika dengan terpaksa harus berpindah lokasi karena lahan yang saat ini ditempati hilang karena reklamasi.

3.3.5 Valuasi ekonomi

Penilaian manfaat ekonomi kawasan Teluk Jakarta dilakukan dengan teknik valuasi ekonomi Fauzi et al, 2007. Valuasi ekonomi terhadap keberadaan Teluk Jakarta dihitung berdasarkan manfaat langsung dari adanya kawasan Teluk Jakarta, yang selanjutnya dianalisis dengan menggunakan Extended Cost Benefit Analysis. Metode valuasi yang digunakan adalah metode pendekatan produktivitas dan benefit transfer. Benefit transfer yang digunakan pada penelitian ini adalah menilai perkiraan benefit dari tempat lain dimana sumberdaya tersedia. Kemudian benefit tersebut ditransfer untuk memperoleh perkiraan yang kasar mengenai manfaat dari lingkungan di wilayah studi. Khusus untuk perikanan, metode valuasi yang digunakan adalah pendekatan produktivitas. Pendekatan produktivitas adalah pendekatan yang mengukur nilai ekonomi sumberdaya alam berdasarkan kontribusi produktivitas sumberdaya tersebut.

3.3.5.1 Extended cost benefit analysis

Analisis kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan analisis monetisasi yaitu pengukuran dampak dengan ukuran monetary unit. Metode yang digunakan adalah Extended Cost Benefit Analysis. Metode ini dilakukan untuk menganalisis suatu kawasan dengan memasukan unsur biaya dan manfaat yang disesuaikan dengan kawasanspasial daerah penelitian. Dalam studi ini, beberapa aspek berupa dampak ekonomi tidak langsung terhadap semua stakeholder dimasukkan dalam perhitungan Jenkins 1998. Extended Cost Benefit Analysis akan menghasilkan suatu analisis yang komprehensif mengenai 42 dampak ekonomi dan sosial dari suatu aktifitas ekonomi terhadap stakeholder dan sumberdaya alam secara keseluruhan. Secara matematis, “Extended Cost Benefit Analysis” dapat ditulis sebagai berikut : ∑ ∑ ∑ = = = + − + − + = T t t T t t t T t t t r 1 EXT r 1 C r 1 B NPV dimana : B t C : Benefit Tahun ke-t t r : Discount rate : Cost Tahun ke-t EXT : Externalitas yang dihitung berdasarkan dampak ekonomi direct dan indirect Tingkat suku bunga discount rate adalah salah satu variabel ekonomi yang mempengaruhi suatu kegiatan ekonomi. Tingkat suku bunga digunakan dalam perencanaan pemanfaatan suatu sumberdaya alam untuk mengetahui penerimaan bersih di masa datang dan dapat dibandingkan satu sama lain selama interval waktu perencanaan tertentu. Penerimaan bersih di masa mendatang didiskonto sehingga nilai sekarang present value dapat diketahui. Pada penelitian ini digunakan discount rate 3 , 8 , dan 12 atas dasar bahwa discount rate untuk analisis ekonomi dalam pemanfaatan sumberdaya adalah 8 sampai 15 Gittinger, 1986 dan discount rate 3 yang mewakili nilai lingkungan. Bank Dunia sering mengajukan angka-angka 10 , 12 dan 15 sebagai social discount rate yang rasional untuk negara-negara berkembang. Menurut Suparmoko 1989, untuk perencanaan di bawah pemerintah biasanya menggunakan tingkat suku bunga sosial.

3.3.6 Proses Hierarki Analitik PHA

Pengkajian PHA dimulai dengan menata elemen suatu persoalan dalam bentuk hierarki. Lalu kita membuat pembandingan berpasangan antar elemen dari suatu tingkat sesuai dengan yang diperlukan oleh kriteria-kriteria yang berada setingkat lebih tinggi. Berbagai pembandingan ini menghasilkan prioritas dan akhirnya, melalui sintesis, menghasilkan prioritas menyeluruh. Kita mengukur konsistensi dan menangani interdependensi. Langkah analisis PHA menurut Saaty 1993 adalah: 43 1 Mendefinisikan persoalan dan rinci pemecahan yang diinginkan, 2 Menyusun struktur hierarki dari sudut pandang manajerial menyeluruh dari tingkat-tingkat puncak sampai ke tingkat di mana dimungkinkan campur tangan untuk memecahkan persoalan itu, 3 Membuat matriks banding berpasang untuk kontribusi atau pengaruh setiap elemen yang relevan atas setiap kriteria yang berpengaruh yang berada setingkat di atasnya. Dalam matriks ini, pasangan-pasangan elemen dibandingkan dengan suatu kriteria di tingkat lebih tinggi. Dalam membandingkan dua elemen, kebanyakan orang lebih suka memberi suatu pertimbangan yang menunjukkan dominasi sebagai suatu bilangan bulat. Matriks ini memiliki satu tempat untuk memasukkan bilangan itu dan satu tempat lain untuk memasukkan nilai resiprokalnya, 4 Jika satu elemen tak berkontribusi lebih dari elemen lainnya, elemen yang lainnya ini pasti berkontribusi lebih dari elemen itu. Bilangan ini dimasukkan dalam tempat yang semestinya dalam matriks itu dan nilai kebalikannya dalam tempat yang lain itu. Menurut perjanjian, suatu elemen yang disebelah kiri diperiksa perihal dominasinya atas suatu elemen di puncak matriks, 5 Dapatkan semua pertimbangan yang diperlukan untuk mengembangkan perangkat matriks di langkah 3. jika ada banyak orang yang ikut serta, tugas setiap orang dapat dibuat sederhana dengan mengalokasikan upaya secara tepat, yang akan kita jabarkan di bab sebelumnya. Pertimbangan ganda dapat disintesis dengan memakai rata-rata geometriknya, 6 Setelah mengumpulkan semua data banding berpasang itu dan memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta entri bilangan 1 sepanjang diagonal utama, prioritas dicari dan konsistensi diuji, 7 Laksanakan langkah 3, 4 dan 5 untuk semua tingkat dan gugusan dalam hierarki tersebut, 8 Gunakan komposisi secara hierarki sintesis untuk membobotkan vektor- vektor prioritas itu dengan bobot kriteria-kriteria, dan jumlahkan semua entri prioritas terbobot yang bersangkutan dengan entri prioritas dari tingkat bawah berikutnya, dan seterusnya. Hasilnya adalah vektor prioritas menyeluruh untuk tingkat hierarki paling bawah. Jika hasilnya ada beberapa buah, boleh diambil nilai rata-rata aritmetiknya, dan 44 9 Evaluasi konsistensi untuk seluruh hierarki dengan mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas kriteria bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak, yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Dengan cara yang sama setiap indeks konsistensi acak juga dibobot berdasarkan prioritas kriteria yang bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan. Rasio konsistensi hierarki itu harus 10 persen atau kurang. Jika tidak, mutu informasi itu harus diperbaiki, barangkali dengan memperbaiki cara menggunakan pertanyaan ketika membuat perbandingan berpasang. Jika tindakan terstruktur secara tepat, yaitu elemen-elemen sejenis tidak dikelompokkan di bawah suatu kriteria yang bermakna. Maka kita perlu balik ke langkah 2, meskipun mungkin hanya bagian–bagian persoalan dari hierarki itu yang perlu diperbaiki. Prioritas Kebijakan Pemerintah untuk Dampak Reklamasi Teluk Jakarta Tingkat I Fokus Tingkat IV Alternatif Kebijakan Tingkat III Sub Kriteria Tingkat II Kriteria Sosial Budaya Ekonomi Ekologi 1. Perubahan aktivitas ekonomi 2. Tingkat pendapatan masyarakat 1. Kelestarian habitat perairan pesisir 2. Keragaman biota pesisir 1. Hilangnya ruang interaksi sosial 2. Perubahan basis produksi masyarakat pesisir 1. Persepsi masyarakat 2. Demografi Kompensasi Beasiswa Kompensasi Ekonomi Kompensasi Relokasi Kompensasi Sarana dan Prasaranan Gambar 6 Struktur hierarki analisis dampak reklamasi di Teluk Jakarta

3.3.7 Analisis isi Content Analysis