6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Reklamasi merupakan sebuah kebutuhan dalam mewujudkan konsep water front city. Secara umum, reklamasi di Teluk Jakarta dapat
dilakukan dengan menerapkan, penegakan peraturan dan perundang undangan yang berlaku, best practice internasional serta mengacu
kepada pembelajaran dari keberhasilan pelaksanaan reklamasi di negara lain Guideline tenik reklamasi menurut PIANC 2010 sehingga dampak
dari reklamasi terhadap perikanan pantai dapat diminimalkan. Secara khusus hal hal yang dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah;
1 Aktivitas perikanan yang ditemukan di Teluk Jakarta adalah perikanan dogol, payang, gillnet, bagan, mini purse seine dan
budidaya kerang hijau. Di wilayah penelitian, yang terkena dampak langsung dari kegiatan reklamasi adalah perikanan dogol, payang,
gillnet, bagan, dan budidaya kerang hijau. 2 Dampak reklamasi terhadap kegiatan perikanan lebih besar pada
terganggunya jalur perahu nelayan, rusaknya sumberdaya ikan dan habitatnya, serta terganggunya kegiatan budidaya kerang hijau.
Daerah penangkapan ikan yang terdampak langsung seluas 1.527,34 ha dengan nilai manfaat langsung reklamasi sebesar Rp.
198.554.200.000.000 198,5 T.
3 Strategi adaptasi yang dipilih nelayan adalah tetap melakukan kegiatan perikanan tangkapbudidaya meskipun terjadi penurunan
hasil tangkapanbudidaya atau harus berpindah ke lokasi yang baru. 4 Berdasarkan valuasi ekonomi kegiatan reklamasi di wilayah studi
memiliki nilai NPV positif sehingga layak diteruskan. Akan tetapi dengan skenario jika reklamsi ini mematikan semua sumber listrik di
wilayah studi maka reklamasi menjadi tidak layak karena nilai NPV negatif. Oleh karena itu reklamasi dapat dilakukan dengan
memperhatikan dampak lingkungan sesuai dengan Pergub No. 121 tahun 2012.
5 Bahwa pada analisis terhadap biaya dan manfaat ekonomi terdapat 6 enam skenario pengaruh kerusakan lingkungan tetapi tetap
berorientasi pada 3 diskonto yaitu 3, 8 dan 12. Pada diskonto
118 tertinggi sebesar 12 nilai manfaat bersih dengan pengrusakan
lingkungan sebesar Rp 625 triliun dengan asumsi konstan sebesar Rp 192 triliun. Sedangkan pada diskonto terendah sebesar 3
dengan manfaat bersih sebesar Rp 1.701,7 triliun dengan skenario pengurangan kerusakan lingkungan permanen sebesar Rp 754,4
Triliun. 6 Kebijakan yang menjadi prioritas utama sebagai bentuk kompensasi
untuk mengatasi dampak reklamasi adalah kompensasi bidang pendidikan melalui pemberian beasiswa, kompensasi bidang
ekonomi melalui pengembangan sumber pendapatan tambahan, kompensasi bidang kimpraswil melalui pembangunan sarana dan
prasarana serta kompensasi relokasi sebagai alternatif terakhir. Untuk meminimumkan dampak reklamasi maka pemerintah dan
swasta pemegang konsesi harus melakukan pengawasan secara terpadu dengan melibatkan masyarakat sehingga pelaksanaan
reklamasi dapat sesuai rencana dan blue print yang telah dibuat.
6.2 Saran