84
1.3 Prosedur Pelayanan Kegawat Daruratan
Pasien datang sendiri, rujukan dokter, rujukan puskesmas, rumah sakit lain menuju tempat pendaftaran pelayananan Rawat Darurat IGD
untuk memperoleh tindakan medis yang terdiri dari : 1.
Penunjang medis yaitu : Laboratorium, Radiologi, Rehab medis,dll 2.
Rawat inap 3.
Dirujukdialihkan ke rumah sakit lain Setelah memperoleh tindakan medis, pasien menuju ke kasir untuk
melakukan pembayaran. Untuk peserta BPJS, biaya pelayanan dijamin oleh BPJS kesehatan.Pasien yang menerima pelayanan kesehatan di
fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, akan segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS
kesehatan setelah keadaan gawat daruratnya teratasi dan pasien dalam kondisi dapat dipindahkan.
B. Tanggungjawab Hukum Pihak Rumah Sakit Umum terhadap Peserta
Jaminan Kesehatan Nasional yang Menggunakan Pelayanan Kesehatan
Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang unik karena berbaur antara padat teknologi, padat karya, dan padat modal, sehingga
pengelolaan rumah sakit menjadi disiplin ilmu tersendiri yang mengedepankan dua hal sekaligus, yaitu teknologi dan perilaku manusia di
dalam organisasi.
81
Sebagai sebuah institusi, setiap rumah sakit menurut ketentuan Pasal 33 UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah sakit, setiap rumah sakit
81
Nusye KI Jayanti, op. cit. hlm. 24
85
harus memiliki organisasi yang efektif, efisien, dan akuntabel yang paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsur
pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan
keuangan. Untuk rumah sakit yang dikelola oleh pemerintah atau pemerintah
daerah, tanggung jawab dilaksanakan oleh pimpinan Unit Pelayanan Teknis UPT. Pimpinan UPT dalam hal ini adalah kepala rumah sakit atau
sebutan lainnya merupakan penanggungjawab organisasi dan penentu kebijakan organisasi rumah sakit.
82
1. Menghormati pasien;
Rumah sakit adalah subyek hukum. Berarti, rumah sakit dapat melakukan hubungan hukum dengan subyek hukum lainnya dalam
melaksanakan pelayanan kesehatan. Karena itu rumah sakit wajib menanggung segala konsekuensi hukum yang timbul sebagai akibat dari
perbuatannya atau perbuatan orang lain yang berada dalam tanggung jawabnya.
Hubungan rumah sakit dan pasien serta dokter sudah menjadi standar internasional yang tercakup dalam “Hospital Patient’s Charter”
dan terdiri dari tiga norma moral, yaitu :
2. Standar profesi; dan
82
http:www.jamsosindonesia.com pada tanggal 21 Februari 2015
86
3. Fungsi dan tanggung jawab sosial untuk pelayanan kesehatan rumah
sakit.
83
Menurut Kode Etik Rumah Sakit Indonesia KODERSI, tanggung jawab rumah sakit ini meliputi tanggung jawab umum dan tanggung jawab
khusus. Yang merupakan tanggung jawab umum rumah sakit, adalah kewajiban pimpinan Rumah Sakit untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan
mengenai permasalahan peristiwa, kejadian dan keadaan di Rumah Sakit. Sedangkan tanggung jawab khusus muncul jika ada anggapan bahwa
rumah sakit telah melanggar kaidah-kaidah baik dalam bidang hukum, etik, maupun tata tertib atau disiplin. Pasal 2 KODERSI 2001 Penjelasan.
Pertanggungjawaban Rumah Sakit dalam hukum keperdataan, meliputi pertanggungjawaban dalam hal wanprestasi sebagai tanggung
jawab kontraktual dan perbuatan melawan hukum onrechtmatige daad sebagai tanggung jawab undang-undang.
84
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 71 tahun 2013 tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional, Pasal 30
ayat 1 Dalam hal di suatu daerah belum tersedia fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat guna memenuhi kebutuhan medis sejumlah peserta,
Menurut UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit, Pasal 46 menyebutkan Tanggung Jawab Hukum Rumah Sakit adalah Rumah sakit
bertanggung jawab secara hukum terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di Rumah
Sakit.
83
Nusye KI Jayanti, op. cit. hlm. 25-26
84
Sunarto Adiwibowo, op. cit. hlm. 139
87
BPJS Kesehatan wajib memberikan kompensasi. Pasal 30 ayat 3 menyebutkan, kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan
dalam bentuk : a.
Penggantian uang tunai; b.
Pengiriman tenaga kesehatan; dan c.
Penyediaan fasilitas kesehatan tertentu. Dari sisi hukum perdata, pertanggungjawaban RSU. Kabanjahe
terkait dengan hubungan hukum yang timbul antara pasien dengan rumah sakit dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit.Jika terjadi kesalahan
dalam pelayanan kesehatan, maka pasien dapat menggugat dokter berdasarkan perbuatan melawan hukum. Sedangkan gugatan terhadap
rumah sakit dapat dilakukan berdasarkan wanprestasi ingkar janji, di samping perbuatan melawan hukum.Kerugian yang dapat dituntut atas
dasar wanprestasi hanyalah
kerugian materiil atau kerugian
kekayaankebendaan vermogenschade atau kerugian yang dapat dinilai dengan uang. Sementara itu kerugian yang dapat dituntut dengan alasan
perbuatan melawan hukum selain kerugian kebendaan juga kerugian immaterial yang tidak bersifat kebendaan, namun dapat diperkirakan nilai
kebendaannya berdasarkan kelayakan. ”
C. Kendala dan Upaya Dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan Bagi