Tujuan Jaminan Kesehatan Nasional Ruang Lingkup Peserta Jaminan Kesehatan Nasional

29 Pada tanggal 1 Januari 2014, PT ASKES Persero dinyatakan bubar tanpa likuidasi. Semua aset dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum PT ASKES Persero menjadi aset dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum BPJS Kesehatan. Semua pegawai PT ASKES Persero menjadi pegawai BPJS Kesehatan. Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham mengesahkan laporan posisi keuangan penutup PT ASKES Persero setelah dilakukan audit oleh kantor akuntan publik. Menteri Keuangan mengesahkan laporan posisi keuangan pembuka BPJS Kesehatan dan laporan posisi keuangan pembuka dana jaminan kesehatan. BPJS Kesehatan mulai beroperasi menyelenggarakan program jaminan kesehatan sesuai dengan ketentuan UU SJSN. Program Jaminan Kesehatan Masyarakat JAMKESMAS yang diselenggarakan oleh Kementrian Kesehatan, program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan yang diselenggarakan oleh PT JAMSOSTEK, serta program pelayanan kesehatan Tentara Republik Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia dialihkan kepada BPJS Kesehatan Pasal 60 ayat 1, ayat 2, ayat3 UU BPJS. 34

B. Tujuan Jaminan Kesehatan Nasional

Tujuan Jaminan Kesehatan Nasional untuk memberikan arah dan langkah-langkah yang perlu dilakukan secara sistematis, konsisten, koheren, terpadu dan terukur dari waktu ke waktu dalam rangka : 1. Mempersiapkan beroperasinya BPJS Kesehatan pada 1 Januari 2014 34 http:www.jamsosindonesia.comteropongsubdetailbpjs- kesehatan_397pembentukan-dan-pengoperasian_58 pada tanggal 27 Januari 2015 30 2. Tercapainya jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia 3. Terselenggaranya jaminan kesehatan sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam UU No 40 Tahun 2004 tentang SJSN, UU No 24 Tahun 2011 tentang BPJS, serta peraturan pelaksananya. 35 Dalam Pasal 19 ayat 2 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional mengatakan “Jaminan kesehatan diselenggarakan dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat dan pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan”.

C. Ruang Lingkup Peserta Jaminan Kesehatan Nasional

Salah satu prinsip penyelenggaraan jaminan sosial, termasuk didalamnya jaminan kesehatan, adalah kepesertaan bersifat wajib. Pasal 4 Undang-Undang SJSN menyatakan bahwa “Sistem Jaminan Sosial Nasional diselenggarakan berdasarkan pada prinsip : 1. Gotong-royong; 2. Nirlaba; 3. Keterbukaan; 4. Kehati-hatian; 5. Akuntabilitas; 6. Portabilitas; 7. Kepesertaan bersifat wajib; 8. Dana amanat; dan 9. Hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan peserta”. Penjelasan Pasal 4 UU SJSN butir g menyatakan bahwa prinsip kepesertaan wajib dalam ketentuan ini adalah prinsip yang mengharuskan seluruh penduduk menjadi peserta jaminan sosial, yang dilaksanakan secara bertahap. Sedangkan yang dimaksud penduduk adalah WNI yang berada di dalam maupun di luar negeri dan Warga Negara Asing WNA 35 Mundiharno dan Hasbullah Thabrany, op. cit. hlm. 3 31 yang tinggal di Indonesia untuk masa paling sedikit 6 enam bulan. Untuk program jangka pendek seperti Jaminan Kesehatan, WNA yang bekerja di Indonesia wajib membayaar iuran atau menjadi peserta. 36 a. Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan PBI : fakir miskin dan orang tidak mampu, dengan penetapan peserta sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 enam bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran, meliputi : b. Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan Non PBI, terdiri dari : 1. Pekerja Penerima Upah dan anggota keluarganya a. Pegawai Negeri Sipil; b. Anggota TNI; c. Anggota Polri; d. Pejabat Negara; e. Pegawai Pemerintah non Pegawai Negeri; f. Pegawai Swasta; dan g. Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan f yang menerima upah. Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat enam bulan. 2. Pekerja Bukan Penerima Upah dan anggota keluarganya a. Pekerja di luar hubungan kerja atau Pekerja mandiri; dan 36 Ibid, hlm. 50 32 b. Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima upah. Termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat 6 enam bulan. 3. Bukan pekerja dan anggota keluarganya a. Investor; b. Pemberi Kerja; c. Penerima Pensiun, terdiri dari : 1.1 Pegawai Negeri Sipil yang berhenti dengan hak pensiun; 1.2 Anggota TNI dan Anggota Polri yang berhenti dengan hak pensiun; 1.3 Pejabat Negara yang berhenti dengan hak pensiun; 1.4 Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun yang mendapat hak pensiun; 1.5 Penerima pensiun lain; dan 1.6 Janda, duda, atau anak yatim piatu dari penerima pensiun lain yang mendapat hak pensiun. d. Veteran; e. Perintis Kemerdekaan; f. Janda, duda, atau anak yatim piatu dari Veteran atau Perintis Kemerdekaan; dan g. Bukan Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan e yang mampu membayar iuran. 37 Cakupan Kepesertaan Untuk Penduduk Miskin dan Tidak Mampu 37 Hadi Setia Tunggal, Peraturan Perundang-undangan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS Edisi Lengkap, Harvarindo, Jakarta, 2014, hlm. 602-603 33 Sejak ditetapkannya Undang-Undang No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional SJSN, Pemerintah menyelenggarakan jaminan kesehatan untuk penduduk miskin dan tidak mampu melalui program yang kini dikenal dengan Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas. Dengan adanya Program Jamkesmas dan Keputusan Mahkamah Konstitusi atas Perkara Nomor 007PUU-III2005, berbagai Pemerintah Daerah Provinsi dan KabupatenKota menyelenggarakan program serupa yang dikenal dengan nama Jamkesda Jaminan Kesehatan Daerah. Pengelolaan program Jamkesda juga menggunakan skema bantuan sosial, dimana dana penyelenggaraan Jamkesda sepenuhnya berasal dari APBD. Namun perlu dicatat bahwa Ketetapan Mahkamah Konstitusi diatas mengatur BPJS di Daerah, bukan program Jamkesda, yang tidak selalu dikelola oleh BPJS di Daerah. Sebagian besar program Jamkesda menjamin penduduk tidak mampu yang tidak tercakup dalam kuota program Jamkesmas. Jumlah penduduk yang tercakup dalam skema JamkesdaPJKMU nama Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Umum-PJKMU-digunakan oleh PT Askes yang dikontrak Pemda untuk menjalankan program Jamkesda diperkirakan mencapai 31,6 juta jiwa. Saat ini diperkirakan setidaknya 350 KabupatenKota menyelenggarakan program jaminan kesehatan daerah dengan berbagai variasi nama, layanan yang dijamin, besar dana APBD per kapita,dan pola pengelolaannya. 38

D. Program Jaminan Kesehatan Nasional