87
BPJS Kesehatan wajib memberikan kompensasi. Pasal 30 ayat 3 menyebutkan, kompensasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diberikan
dalam bentuk : a.
Penggantian uang tunai; b.
Pengiriman tenaga kesehatan; dan c.
Penyediaan fasilitas kesehatan tertentu. Dari sisi hukum perdata, pertanggungjawaban RSU. Kabanjahe
terkait dengan hubungan hukum yang timbul antara pasien dengan rumah sakit dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit.Jika terjadi kesalahan
dalam pelayanan kesehatan, maka pasien dapat menggugat dokter berdasarkan perbuatan melawan hukum. Sedangkan gugatan terhadap
rumah sakit dapat dilakukan berdasarkan wanprestasi ingkar janji, di samping perbuatan melawan hukum.Kerugian yang dapat dituntut atas
dasar wanprestasi hanyalah
kerugian materiil atau kerugian
kekayaankebendaan vermogenschade atau kerugian yang dapat dinilai dengan uang. Sementara itu kerugian yang dapat dituntut dengan alasan
perbuatan melawan hukum selain kerugian kebendaan juga kerugian immaterial yang tidak bersifat kebendaan, namun dapat diperkirakan nilai
kebendaannya berdasarkan kelayakan. ”
C. Kendala dan Upaya Dalam Memberikan Pelayanan Kesehatan Bagi
Para Peserta Jaminan Kesehatan Nasional
Kelebihan Rumah Sakit Umum Kabanjahe dalam memberikan pelayanan kesehatan, yaitu :
88
1. Rumah sakit memiliki gedung yang relatif lebih representatif dengan
tata ruang dan alur pelayanan yang lebih baik. 2.
Peralatan medik dan non medik relatif lebih lengkap sehingga mampu menunjang pelayanan.
3. Jumlah dan jenis tenaga dokter spesialis relatif lebih lengkap bila
dibandingkan dengan rumah sakit lain di Kabanjahe 4.
Kemampuan dan keterampilan perawat dapat diandalkan, karena sudah mengikuti pelatihan-pelatihan.
5. Rumah sakit memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan
pembayaran tunai, dan BPJS. Kendala Rumah Sakit Umum Kabanjahe dalam memberikan
pelayanan kesehatan, yaitu : a.
Meskipun kondisi peralatan medis berkualifikasi baik namun kelengkapan alat medis yang menunjang mutu pelayanan masih relatif
kurang dan alat medis yang dikalibrasi masih jauh dari standar kalibrasi,
b. Secara keseluruhan penyediaan ruangan pelayanan Rawat Jalan,
Rawat inap,dsb masih relatif kurang. c.
Budaya kerja petugas pada umumnya dianggap masih rendah. d.
Promosi Kesehatan Rumah Sakit PKRS belum berjalan optimal. Tenaga Pemasaran Profesional belum ada sehingga masyarakat kurang
mengetahui perkembangan tenaga dan fasilitas yang dimiliki RSU Kabanjahe.
e. Rumah sakit belum dikelola secara efisien.
89
f. Belum dijalankannya sistem Surat Eligibilitas Peserta SEP untuk
mendapatkan pelayanan lanjutan, sehingga masih terjadi antrian yang panjang bagi peserta BPJS.
g. Beberapa dokter yang menjadi pegawai RSU Kabanjahe memiliki
saham pada Rumah Sakit Swasta. Persepsi pelanggan terhadap rumah sakit masih relatif baik
meskipun kualitas pelayanan secara teknis masih relatif di bawah standar. Kondisi tersebut karena cakupan pelayanan rumah sakit masih didominasi
oleh masyarakat miskin yang pemahaman secara teknis terhadap pelayanan rumah sakit masih kurang, dengan demikian kepuasan
pelanggan lebih pada aspek non teknis seperti keramahan petugas, kondisi fisik bangunan bukan pada kualitas penanganan penyakit yang diderita.
90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN