Perjanjian Jaminan Kesehatan Nasional Pembentukan Jaminan Kesehatan Nasional

26 h. Hilangnya benda yang diperjanjikan het vergaan der verschul digde zaak, yaitu apabila benda yang diperjanjikan binasa, hilang atau menjadi tidak dapat diperdagangkan Pasal 1444 – 1445 KUH Perdata; i. Timbul syarat yang membatalkan door werking en ontbindende voorwaarde, yaitu ketentuan isi perjanjian yang disetujui kedua belah pihak; j. Kedaluarsa verjaring. 32

B. Perjanjian Jaminan Kesehatan Nasional

Dasar Hukum a. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat 3 dan Pasal 34 i. Pasal 28 H ayat 3 setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. ii. Pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945ayat 1 Fakir miskin dan anak- anak terlantar dipelihara oleh negara iii. Ayat 2 Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan iv. Ayat 3 Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak b. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional 32 Titik Triwulan Tutik, op. cit. hlm. 244 27 c. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial d. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran e. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan f. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit g. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional h. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara i. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah j. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Pertimbangan Keuangan antara Pusat dan Pemerintah Daerah k. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara l. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Kewenangan Pusat dan Daerah 33

A. Pembentukan Jaminan Kesehatan Nasional

Setiap orang berhak atas jaminan sosial untuk dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup yang layak dan meningkatkan martabatnya menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera,adil, dan makmur. Untuk memberikan jaminan sosial yang menyeluruh, Negara mengembangkan Sistem Jaminan Sosial Nasional bagi seluruh rakyat Indonesia. 33 Mundiharno dan Hasbullah Thabrany, Peta Jalan Menuju Jaminan Kesehatan Nasional 2012-2019, Dewan Jaminan Sosial Nasional, Jakarta, 2012, hlm. 3-4 28 Pada tanggal 19 Oktober 2004, Pemerintah mengundangkan Undang-Undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial UU SJSN. Dalam Pasal 5 ayat 1 UU SJSN mengatur pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS, yaitu: “Badan Penyelenggara Jaminan Sosial harus dibentuk dengan Undang-Undang”. Pada tanggal 25 November 2011, Pemerintah mengundangkan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS. Undang-Undang BPJS merupakan pelaksanaan Pasal 5 ayat 1 dan Pasal 52 UU SJSN pasca putusan Mahkamah Konstitusi atas Perkara Nomor 007PUU-III2005, guna memberikan kepastian hukum bagi pembentukan BPJS untuk melaksanakan program Jaminan Sosial di seluruh Indonesia. UU BPJS membentuk BPJS dan mengubah kelembagaan PT ASKES Persero, PT JAMSOSTEK Persero. Transformasi kelembagaan diikuti adanya pengalihan peserta,program,aset, dan liabilitas, serta hak dan kewajiban. UU Nomor 24 tahun 2011 tentang BPJS membentuk dua Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan menyelenggarakan program jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia termasuk pekerja asing yang bekerja di Indonesia sekurang-kurangnya enam bulan Pasal 6 ayat 1 UU BPJS. BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan jaminan kematian bagi seluruh tenaga kerja di Indonesia Pasal 6 ayat 2 UU BPJS. 29 Pada tanggal 1 Januari 2014, PT ASKES Persero dinyatakan bubar tanpa likuidasi. Semua aset dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum PT ASKES Persero menjadi aset dan liabilitas serta hak dan kewajiban hukum BPJS Kesehatan. Semua pegawai PT ASKES Persero menjadi pegawai BPJS Kesehatan. Menteri Badan Usaha Milik Negara selaku Rapat Umum Pemegang Saham mengesahkan laporan posisi keuangan penutup PT ASKES Persero setelah dilakukan audit oleh kantor akuntan publik. Menteri Keuangan mengesahkan laporan posisi keuangan pembuka BPJS Kesehatan dan laporan posisi keuangan pembuka dana jaminan kesehatan. BPJS Kesehatan mulai beroperasi menyelenggarakan program jaminan kesehatan sesuai dengan ketentuan UU SJSN. Program Jaminan Kesehatan Masyarakat JAMKESMAS yang diselenggarakan oleh Kementrian Kesehatan, program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan yang diselenggarakan oleh PT JAMSOSTEK, serta program pelayanan kesehatan Tentara Republik Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia dialihkan kepada BPJS Kesehatan Pasal 60 ayat 1, ayat 2, ayat3 UU BPJS. 34

B. Tujuan Jaminan Kesehatan Nasional