Hubungan Pasien dengan Rumah Sakit Hubungan Dokter dengan Rumah Sakit

54 Doktrin Hukum Kesehatan menentukan ada dua bentuk perikatan dilihat dari prestasi yang harus diberikan,yaitu perikatan ikhtiar inspanning verbintenis yaitu karena didasarkan atas kewajiban usaha dan perikatan hasil resultaat verbintenis yaitu merupakan perikatan dimana seorang dokter berkewajiban menghasilkan suatu hasil yang diharapkan. 62

2. Hubungan Pasien dengan Rumah Sakit

Pada hubungan hukum dokter dan pasien, maka hampir semuanya terbentuk perikatan ikhtiar, jarang sekali dokter berjanji memberikan hasil tertentu, sebab setiap tindakan medik, sekecil apapun itu selalu menimbulkan risiko yang kadang-kadang tidak dapat diprediksi sedikitpun. Hubungan pasien dan rumah sakit adalah hubungan antara subyek hukum dengan subyek hukum. Diatur oleh kaidah-kaidah hukum perdata dan memenuhi hubungan yang mengatur tentang hak dan kewajiban para pihak. Rumah sakit bukan merupakan “persoon” yang terdiri dari manusia natuurlijk persoon, melainkan rumah sakit diberi kedudukan sebagai “persoon” dan oleh karenanya merupakan badan hukum “rechtpersoon”. Hukumlah yang telah menjadikan rumah sakit sebagai “rechtpersoon” dan oleh karena itu rumah sakit dibebani hak dan kewajiban menurut hukum. 63 Hubungan hukum yang terjadi antara pasien dan rumah sakit ada dalam dua perjanjian, yaitu perjanjian perawatan dan pelayanan medis. Perjanjian perawatan di mana terdapat kesepakatan antara rumah sakit 62 Ibid., hlm. 54 63 Ibid., hlm. 49 55 dengan pasien bahwa pihak rumah sakit menyediakan kamar perawatan dan dimana tenaga perawat melakukan tindakan perawatan. Perjanjian pelayanan medis di mana terdapat kesepakatan antara rumah sakit dengan pasien bahwa tenaga medis di rumah sakit akan berupaya semaksimal mungkin untuk menyembuhkan pasien melalui tindakan medis. 64

3. Hubungan Dokter dengan Rumah Sakit

Hubungan yang terbentuk antara dokter dan rumah sakit,dibagi menjadi dua macam. Hubungan yang pertama berupa hubungan ketenagakerjaan, yaitu dokter adalah pegawai rumah sakit, dalam arti ada hubungan antara pemberi kerja dan penerima kerja. Istilah pola hubungan tersebut biasa disebut dengan istilah “dokter in rumah sakit”. Hubungan yang kedua adalah hubungan dimana dokter bukan sebagai pegawai dari rumah sakit. Antara dokter dan rumah sakit terdapat perikatan yang lahir karena perjanjian. Inti dari perjanjian tersebut adalah bahwa dokter menggunakan fasilitas rumah sakit pada saat dokter melaksanakan kewajiban dan tugas pelayanan kesehatan terhadap pasien. Istilah pola hubungan ini disebut “dokter out” yaitu dokter yang hanya menggunakan fasilitas yang ada di rumah sakit. 65 Pada hubungan perburuhan dalam hal dokter berbuat kesalahan kelalaian, maka rumah sakit dapat dimintakan pertanggungjawabannya.Pada hubungan perjanjian atau kontrak, dalam hal 64 Pitono Soeparto.,dkk., Etik dan Hukum di Bidang Kesehatan, Airlangga University Press, Surabaya, 2006, hlm. 136 65 Nusye KI Jayanti, Penyelesaian Hukum dalam Malapraktik Kedokteran, Pustaka Yustisia, Yogyakarta, 2009, hlm. 76 56 dokter melakukankesalahankelalaian, maka rumah sakit tidak dapat dimintakan tanggungjawabnya. 66

4. Hak dan Kewajiban Pasien