Prosedur Penanganan Pasien PERJANJIAN PELAYANAN KESEHATAN PASIEN KURANG MAMPU

70 Visi Rumah Sakit Umum Kabanjahe Visi Rumah Sakit Umum Kabanjahe adalah “Menjadi Rumah Sakit Umum Kabupaten yang terbaik di Propinsi Sumatera Utara”. Visi tersebut menunjukkan suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang diinginkan oleh RSU Kabanjahe. Misi Rumah Sakit Umum Kabanjahe Misi Rumah Sakit Umum Kabanjahe adalah : 1. Memberikan pelayanan rumah sakit yang prima 2. Melengkapi sarana dan prasarana rumah sakit secara bertahap 3. Meningkatkan profesionalisme pegawai 4. Melaksanakan akreditasi dan sertifikasi

A. Prosedur Penanganan Pasien

Standar pelayanan kesehatan merupakan bagian dari layanan kesehatan itu sendiri dan memainkan peranan yang penting dalam mengatasi masalah mutu layanan kesehatan. Standar pelayanan kesehatan adalah suatu pernyataan tentang mutu yang diharapakan, yang menyangkut masukan, proses, dan keluaran outcome sistem layanan kesehatan. Standar pelayanan kesehatan merupakan alat organisasi untuk menjabarkan mutu layanan kesehatan ke dalam terminologi operasional sehingga semua orang yang terlibat dalam layanan kesehatan akan terikat 71 dalam suatu sistem. 78 1. Sistem sebagai upaya menghasilkan pelayanan kesehatan Dalam administrasi kesehatan secara umum dapat dibedakan atas dua macam, yakni : 2. Sistem sebagai suatu upaya untuk menyelesaikan masalah kesehatan 79 Sebagai suatu sub sistem pelayanan kesehatan, target grup pelayanan kesehatan RSU Kabanjahe adalah jumlah pasien yang memanfaatkan rumah sakit. Dengan demikian pemenuhan standar pelayanan minimal terbatas pada cakupan mutu layanan tertentu atas sejumlah masyarakat yang menggunakan jasa layanan RSU kabanjahe. Landasan Hukum Penyusunan Standar Pelayanan Minimal tidak lepas dari berbagai aturan yang dijadikan landasan penyusunannya yaitu : a. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Nomor 495; b. Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4286; c. Undang-undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara Lembaran Negara RI Tahn 2004 Nomor 66, tambahan Lembaran Negara Nomor 4400; 78 Th.Endang Purwoastuti dan Elisabeth, Mutu Pelayanan Kesehatan dan Kebidanan, PUSTAKABARUPRESS, Yogyakarta, 2015, hlm. 87 79 Azrul Azwar, op. cit. hlm. 29 72 d. Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Pembangunan Nasional Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4421; e. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4437 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintahan Pengganti Undang-Undang 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 108,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548; f. Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4438; g. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4502; h. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578; i. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4585; 73 j. Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2005 tentang Pembinaan dan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 165; k. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah Lembaran Negara RI Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4614; l. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kota Lembaran Negara RI Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737; m. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 tahun 2006 tanggal 15 Mei 200 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; n. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.61 tahun 2007 tanggal 7 Noember 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah; o. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor.129MenkesSKII2008 tanggal Februari 2008 tentang , Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit; p. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen Kesehatan RI, Standar Pelayan Minimal Rumah Sakit. Tahun 2008; q. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor :9002759SJ tanggal 10 September 2008 perihal Pedoman Penilaian Penerapan PPK-BLUD; r. Peraturan Daerah Nomor 19 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Karo 74 s. Surat Keputusan Direktur RSU Kabanjahe Nomor 563RSU2013 tanggal 2013 tentang Penetapan Pembentukan Kelompok Kerja Pokja Penyusunan Dokumen Administratif Persiapan Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah PPK-BLUD pada Rumah Sakit Umum Kabanjahe. t. Surat Keputusan Direktur RSU Kabanjahe Nomor 898RSU2013 tanggal 09 September 2013 tentang Revisi Penetapan Pembentukan Kelompok Kerja Pokja Penyusunan Dokumen Administratif Persiapan Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah PPK-BLUD pada Rumah Sakit Umum Kabanjahe. Metodologi Penyusunan Standar Pelayanan Rumah Sakit Umum Kabanjahe Standar Pelayanan RSU Kabanjahe disusun dengan memanfaatkan dokumen-dokumen yang tersedia,pengamatan,wawancara dan menyebarkan formulir-formulir pengumpulan data yang dilakukan oleh klompok kerja Pokja yang dibentuk dengan Surat Keputusan Direktur RSU Kabanjahe Nomor 898RSU 2013 tanggal 09 September 2013 tentang Revisi Penetapan Pembentukan Kelompok Kerja Pokja Penyusunan Dokumen Administratif Persiapan Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah PPK-BLUD pada Rumah Sakit Umum Kabanjahe. Tim tersebut terdiri dari tenaga dengan kualifkasi dan memiliki kompetensi pelayanan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Seluruh isi materi standar pelayanan minimal telah ditelaah dan dibahas secara transpaaran dngan menggunakan kaidah-kaidah profesi medik yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab dari tim kelompok kerja. 75 Panduan Layanan Bagi Peserta BPJS Kesehatan Dalam Lampiran Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 28 tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional yang terdapat pada BAB IV mengenai Pelayanan Kesehatan, Setiap peserta mempunyai hak mendapat pelayanan kesehatan meliputi: 1 pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Pertama RJTP dan Rawat Inap Tingkat Pertama RITP, 2 pelayanan kesehatan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan RJTL, Rawat Inap Tingkat Lanjutan RITL; 3 pelayanan gawat darurat; dan 4 pelayanan kesehatan lain yang ditetapkan oleh menteri. Pelayanan kesehatan diberikan di fasilitas kesehatan yang telah melakukan perjanjian kerjasama dengan BPJS Kesehatan atau pada keadaan tertentu kegawat daruratan medik atau darurat medik dapat dilakukan oleh fasilitas kesehatan yang tidak bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Pelayanan kesehatan dalam program JKN diberikan secara berjenjang, efektif dan efisien dengan menerapkan prinsip kendali mutu dan kendali biaya. Pelayanan kesehatan dilaksanakan secara berjenjang dimulai dari pelayanan kesehatan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan tingkat kedua hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan tingkat ketiga hanya dapat diberikan atas rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat kedua atau tingkat pertama, kecuali pada keadaan gawat darurat, kekhususan permasalahan kesehatan pasien, pertimbangan geografis, dan pertimbangan ketersediaan fasilitas.Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut 76 FKRTL penerima rujukan wajib merujuk kembali peserta JKN disertai jawaban dan tindak lanjut yang harus dilakukan jika secara medis peserta sudah dapat dilayani di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama FKTP yang merujuk. Fasilitas Kesehatan Fasilitas kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan untuk peserta JKN terdiri atas fasilitas kesehatan tingkat pertama FKTP dan fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan FKRTL. FKTP dimaksud adalah : 1 Puskesmas atau yang setara; 2 Praktik dokter; 3 Praktik dokter gigi; 4 Klinik Pratama atau yang setara; 5 Rumah Sakit Kelas D Pratama atau yang setara; Dalam hal di suatu kecamatan tidak terdapat dokter berdasarkan penetapan Kepala Dinas Kesehatan KabupatenKota setempat, BPJS Kesehatan dapat bekerja sama dengan praktik bidan danatau praktik perawat untuk memberikan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama sesuai dengan kewenangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan FKRTL berupa: 1.1 Klinik utama atau yang setara; 1.2 Rumah Sakit Umum; 1.3 Rumah Sakit Khusus Fasilitas Kesehatan Penunjang yang tidak bekerjasama secara langsung dengan BPJS Kesehatan namun merupakan jejaring dari fasilitas kesehatan tingkat 77 pertama maupun fasilitas kesehatan tingkat lanjut yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan ,meliputi : 1. Laboratorium Kesehatan; 2. Apotek; 3. Unit Transfusi Darah; 4. Optik; Alur Pelayanan Kesehatan Sumber:http:www.google.co.idimgres?imgurl=http:infobpjs.netwp- contentuploads201409menggunakanbpjs.jpegimgrefurl=http:infobpjs.netca ra-berobat-dengan-menggunakan-bpjs 78 Tata Cara Mendapatkan Pelayanan Kesehatan Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama : a. Setiap Peserta harus terdaftar pada satu fasilitas kesehatan tingkat pertama yang telah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan; b. Peserta memperoleh pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama tempat peserta terdaftar; c. Peserta dapat memperoleh pelayanan rawat inap di fasilitas kesehatan tingkat pertama sesuai dengan indikasi medis; Pelayanan Kesehatan Tingkat Lanjut 1 Peserta datang ke BPJS Center Rumah Sakit dengan menunjukkan Kartu Peserta dan menyerahkan surat rujukan dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertamasurat perintah kontrol pasca rawat inap; 2 Peserta menerima Surat Eligibilitas Peserta SEP untuk mendapatkan pelayanan lanjutan; 3 Peserta dapat memperoleh pelayanan rawat inap di Fasilitas Kesehatan Tingkat lanjutan sesuai dengan indikasi medis. Pelayanan Kegawat Daruratan Emergency : a Pelayanan Gawat Darurat adalah pelayanan kesehatan yang harus diberikan secepatnya untuk mencegah kematian, keparahan dan atau kecacatan,sesuai dengan kemampuan fasilitas kesehatan; b Peserta yang memerlukan pelayanan gawat darurat dapat langsung memperoleh pelayanan di setiap fasilitas kesehatan; c Peserta yang menerima pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, akan segera dirujuk ke fasilitas 79 kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan setelah keadaan gawat daruratnya teratasi dan pasien dalam kondisi dapat dipindahkan; d Biaya akibat pelayanan kegawatdaruratan ditagihkan langsung oleh Fasilitas Kesehatan kepada BPJS Kesehatan. 80 Prosedur Pelayanan Pasien Rumah Sakit Umum Kabanjahe 1.1 Prosedur Pelayanan Rawat Jalan Pasien yang datang sendiri maupun yang rujukan ke rumah sakit, melakukan pendaftaran di loket pendaftaran rekam medik. Pasien ditanya mengenai tujuan kedatangannya di rumah sakit. Agar proses ini tidak menyebabkan terjadi kesalahan informasi perlu ditempatkan seorang dokter yang berperan sebagai pemberi informasi Nurse Officer yang mana uraian tugas dokter tersebut diatur berdasarkan kebijakan rumah sakit. Setelah pasien melakukan pendaftaran, apabila pasien merupakan pasien lama, pasien menuju ke poliklinik yang dibutuhkan. Kemudian, pasien diterima oleh petugas kesehatan yang bertugas. Petugasperawat melakukan pengkajian terhadap pasien. Kegiatan pengkajian minimal yang harus dilakukan meliputi data fokus antara lain : Keluhan yang dirasakan riwayat penyakit dahulu, tanda-tanda vital TTV, Timbangan BB, hasil pemeriksaan diagnostik yang sudah dilakukan. Kemudian, dokter menentukan diagnosis, rencana serta intervensi tindakan sesuai dengan kondisi pasien saat itu. Setelah pasien dilakukan pemeriksaan medis, perawat melanjutkan intervensi yang 80 Hadi Setia Tunggal, op. cit. hlm. 626-627 80 berhubungandengan masalah kolaborasi. Evaluasi pelayanan yang diberikan selama pasien dirawat jalan meliputi : a. Evaluasi dilakukan berdasarkan respon pasien setelah diberikan intervensi. b. Meningkatnya pengetahuan pasien tentang gaya hidup yang terkait dengan penyakitnya. c. Meningkatnya kepatuhan pasien untuk menjalani pengobatan yang dapat dievaluasi saat pasien datang untuk periksa kembali. Jika pasien dirawat inap yang harus dilakukan oleh perawat jalan : 1. Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang prosedur rawat inap. 2. Koordinasi dengan unitruang rawat inap terkait dengan kondisi pasien. 3. Melakukan serah terima dengan unitruang rawat inap. Jika pasien harus dirujuk, rujukan bisa dilakukan berdasarkan indikasi medis ke pelayanan internal rumah sakit pelayanan spesialissub- spesialis atau pelayanan eksternal rumah sakit fasilitas pelayanan kesehatan lain. Kegiatan dokter dan perawat yang dilakukan : a Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga tentang tindakan lanjut. b Menyiapkan pasien yang akan di rujuk sesuai standar. c Menyiapkan dokumentasi ringkasan pasien pindahrujuk d Melakukan koordinasi untuk transportasi. 81 Selama pasien dalam rawat inap, perawat memberikan informasi dan pendidikan kesehatan sejak pasien masuk rumah sakit selama perawatan dan sampai pasien pulang, meliputi : tata tertib rumah sakit, hak dan kewajiban pasien dan keluarga, informasi tentang perkembangan kondisi pasien, informasi petugas yang merawat, waktu konsultasi, dan persiapan pasien pulang. Prosedur pelayanan rumah sakit bagi pasien mandiri yang baru pertama kali datang ke rumah sakit, pertama harus melakukan pendaftaran di loket pendaftaran untuk menerima nomor rekam medis, setelah pasien melakukan pendaftaran, pasien menuju ke kasir petugas poli untuk membayar kartu pendaftaran. Setelah itu prosedur pelayanannya sama dengan pasien mandiri yang lama. Apabila pasien baru tidak perlu di rawat inap, maka setelah pemberian tindakan, pasien kembali menuju kasir petugas poli untuk melakukan pembayaran. Prosedur pelayanan rumah sakit bagi pasien BPJS Kesehatan sedikit berbeda dengan Pelayanan bagi pasien mandiri. Setelah pasien BPJS Kesehatan tiba di rumah sakit, pasien keluarga tidak langsung melakukan pendaftaran di loket pendaftaran Rekam Medis. Tetapi, pasien harus menuju Tim Pengendali BPJS Kesehatan untuk meregistrasi nomor identitas Peserta BPJS Kesehatan yang diberikan kepada setiap peserta sebagai bukti yang sah untuk mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai ketentuan yang berlaku. RSU Kabanjahe menyediakan layanan Instalasi Rawat Jalan yang memiliki 12 poliklinik dan 1 unit klnik dengan rincian sebagai berikut : 82 1 Poliklinik Umum 2 Poliklinik Penyakit Dalam 3 Poliklinik THT 4 Poliklinik Kulit dan Kelamin 5 Poliklinik Mata 6 Poliklinik Bedah 7 Poliklinik Gigi 8 Poliklinik Fisioterapi 9 Poliklinik Neurologi 10 Poliklinik Paru 11 Poliklinik Anak 12 Pelayanan Keluarga Berencana Rumah SakitBalai Kesehatan Ibu dan Anak PKBRSBKIA 13 Klinik Voluntary Counseling Test VCT

1.2 Prosedur Pelayanan Rawat Inap

Pasien umum membawa surat rujukan rawat inap dari dokter atau rujukan dari rumah sakit lain. Menyerahkan surat rujukan ke bagian pendaftaran pasien rawat inap. Kemudian pasien harus melalui bagian IGD, Poliklinik. Setelah selesai dilakukan pemeriksaan, untuk memperoleh perawatan lanjut pasien di bawa ke ruang rawat inap. Untuk pasien BPJS, pasien memiliki 2 cara untuk memperoleh pelayanan kesehatan tingkat lanjut. Cara pertama, pasien BPJS bisa datang ke bagian BPJS center Rumah Sakit untuk menunjukkan kartu peserta dan menyerahkan surat rujukan dari fasilitas kesehatan tingkat pertama. 83 Setelah dari BPJS center, pasien BPJS langsung dibawa ke ruang rawat inap untuk memperoleh perawatan lanjut. Cara kedua, pasien BPJS bisa langsung menuju tempat pendaftaran pasien rawat inap, dan memperoleh prosedur yang sama dengan pasien umum. Pelayanan Instalasi Rawat Inap RSU Kabanjahe memiliki kapasitas 125 tempat tidur dan 7 ruangan. NO RUANG JUMLAH TEMPAT TIDUR KET VIP UTA MA KLS I KLS II KLS III ISO L JML 1 2 3 4 5 6 7 Ruang I 18 18 4 inkubator Paviliun 12 12 VIP 11 11 Ruang VIBedah 4 12 2 18 Ruang V 36 36 Ruang IV 14 14 Ruang Kelas 16 16 JUMLAH 11 32 80 2 125 84

1.3 Prosedur Pelayanan Kegawat Daruratan

Pasien datang sendiri, rujukan dokter, rujukan puskesmas, rumah sakit lain menuju tempat pendaftaran pelayananan Rawat Darurat IGD untuk memperoleh tindakan medis yang terdiri dari : 1. Penunjang medis yaitu : Laboratorium, Radiologi, Rehab medis,dll 2. Rawat inap 3. Dirujukdialihkan ke rumah sakit lain Setelah memperoleh tindakan medis, pasien menuju ke kasir untuk melakukan pembayaran. Untuk peserta BPJS, biaya pelayanan dijamin oleh BPJS kesehatan.Pasien yang menerima pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang tidak bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, akan segera dirujuk ke fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS kesehatan setelah keadaan gawat daruratnya teratasi dan pasien dalam kondisi dapat dipindahkan.

B. Tanggungjawab Hukum Pihak Rumah Sakit Umum terhadap Peserta