Kerangka Operasional KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.

23 3. Nilai WTA rumahtangga yang status kepemilikan rumah milik lebih tinggi daripada nilai WTA rumahtangga yang status kepemilikan rumah sewa. Besarnya WTA dipengaruhi secara negatif oleh lama tinggal dan dipengaruhi secara positif oleh luas lahan, pengeluaran rumahtangga, tingkat pendidikan, jarak ke sumber bising dan status kepemilikan rumah.

3.2. Kerangka Operasional

Kerangka operasional mengenai penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pembangunan yang tidak merata di Indonesia sehingga terjadi urbanisasi besar-besaran ke wilayah pusat perekonomian dan pusat pemerintahan, yaitu DKI Jakarta. Adanya urbanisasi tersebut menyebabkan wilayah DKI Jakarta semakin padat dan meningkatnya permintaan pemukiman. Lahan yang jumlahnya tetap dan terbatas menyebabkan timbulnya pemukiman yang padat. Beberapa dari wilayah tersebut adalah adalah wilayah yang kurang layak untuk dijadikan tempat tinggal. Salah satunya adalah wilayah dekat jalur KRL, Kebon Baru, Jakarta Selatan. Analisis persepsi rumahtangga terhadap kondisi kelayakan lingkungan tempat tinggal di dekat jalur KRL dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Analisis yang digunakan adalah regresi logit sehingga diketahui pula faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi persepsi rumahtangga terhadap kondisi kelayakan lingkungan tempat tinggal adalah tingkat pendidikan, luas lahan, lama tinggal, jarak ke sumber bising dan status kepemilikan rumah. Analisis kesediaan rumahtangga dalam menerima dana ganti rugi pemukiman dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya. Analisis ini juga menganalisis besarnya ganti rugi dilakukan dengan menggunakan metode CVM dan faktor-faktor yang 24 Keterangan: tidak masuk dalam objek penelitian Gambar 1. Diagram Alur Kerangka Operasional Urbanisasi Permintaan pemukiman meningkat Pemukiman padat dan kurang layak di wilayah Kebon Baru Risiko bermukim di dekat jalur KRL Rekomendasi Kebijakan Ganti Rugi Wilayah Dekat Jalur KRL Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi rumah tangga tentang kondisi kelayakan lingkungan tempat tinggal mereka Faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan rumah tangga menerima ganti rugi Jumlah ganti rugi estimasi nilai WTA Regresi Logit Faktor-faktor yang mempengaruhi WTA CVM Regresi berganda Pembangunan fasilitas transportasi Kebijakan ganti rugi pemukiman penduduk Isu penggusuran Ya Tidak Kesepakatan nilai ganti rugi yang disetujui kedua belah pihak Pembangunan yang tidak merata Pemerintah Kota DKI JAKARTA 25 yaitu dengan menggunakan regresi linier berganda. Faktor-faktor yang diduga mempengaruhi analisis ini adalah luas lahan, lama tinggal, pengeluaran rumahtangga, tingkat pendidikan, status kepemilikan rumah dan jarak ke sumber bising. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran tentang kebijakan yang dapat diambil oleh pemerintah. Kebijakan tersebut adalah kebijakan dalam menentukan ganti rugi pemukiman di dekat jalur KRL sehingga tercipta tata kota yang lebih baik yang menguntungkan baik untuk masyarakat maupun untuk pemerintah. 26

IV. METODE PENELITIAN 4.1.