26
IV. METODE PENELITIAN 4.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di pemukiman penduduk di dekat jalur KRL di Kelurahan Kebon Baru, Jakarta Selatan. Pemilihan dilakukan secara sengaja
purposive karena salah satu wilayah di kelurahan tersebut merupakan daerah yang dekat dengan jalur KRL. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juli
2010.
4.2. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dibutuhkan untuk tujuan penelitian. Data
primer digunakan meliputi: karakteristik rumahtangga, persepsi rumahtangga terhadap kondisi kelayakan lingkungan tempat tinggal di dekat jalur KRL,
persepsi rumahtangga terhadap kesediaan menerima ganti rugi pemukiman, estimasi besarnya nilai ganti rugi yang bersedia diterima rumahtangga WTA dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Data sekunder adalah data yang digunakan tidak untuk tujuan penelitian. Data sekunder merupakan data mengenai gambaran
umum Kelurahan Kebon Baru diantara mengenai wilayah dan kondisi penduduk secara umum. Data-data tersebut diperoleh dari Kelurahan Kebon Baru, Jakarta
Selatan dan instansi-instansi terkait.
4.3. Penentuan Sampel Rumahtangga
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode nonprobabilty sampling. Kelompok masyarakat yang menjadi pada penelitian ini adalah masyarakat yang
tinggal di dekat jalur KRL. Masyarakat yang dipilih menjadi adalah masyarakat RW 06 dan RW 013 di Kelurahan Kebon Baru. Jumlah yang diambil dalam
27
penelitian adalah 120 rumahtangga. Rumahtangga tersebut terdiri dari 30 rumahtangga dengan status kepemilikan rumah milik dan dengan jarak ke sumber
bising kurang dari sama dengan 20 meter, 30 rumahtangga dengan status kepemilikan rumah sewa dan dengan jarak ke sumber bising kurang dari sama
dengan 20 meter, 30 rumahtangga dengan status kepemilikan rumah milik dan dengan jarak ke sumber bising lebih dari 20 meter dan 30 rumahtangga dengan
status kepemilikan rumah sewa dan dengan jarak ke sumber bising lebih dari 20 meter. Status kepemilikan rumah digunakan dalam penentuan jumlah
rumahtangga karena status kepemilikan rumah diduga mempengaruhi hipotesis dari penelitian. Sedangkan jarak 20 meter dijadikan batasan karena wilayah yang
kemungkinan besar akan digusur adalah yang memiliki jarak kurang dari sama dengan 20 meter ke jarak sumber bising. Penjelasan mengenai pengambilan
sampel dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Penentuan Jumlah Sampel Rukun
Warga
Rukun Tetangga 006
002 003 Jumlah
Sampel 15 15
013
001 002 004 006 009 011 Jumlah
Sampel 15 15 15 15 15 15
4.4. Pengumpulan Data