1 535 295 .10 ANALISIS WILLINGNESS TO ACCEPT RUMAHTANGGA MENERIMA GANTI

72 Jual Objek Pajak NJOP tempat tinggal penduduk sehingga rumahtangga mengetahui gambaran tentang situasi hipotetik mengenai dana ganti rugi. 2. Mendapatkan Besarnya Nilai WTA Besarnya nilai WTA obtaining bids didapatkan dari hasil wawancara kepada rumahtangga. Nilai WTA yang diberikan rumahtangga bervariasi mulai dari Rp 1 300 000 hingga Rp 1 900 000 per m 2 . Hal ini disebabkan oleh perbedaan NJOP pada setiap lokasi tempat tinggal. Rumahtangga mau menerima ganti rugi jika ganti rugi yang diberikan sesuai dengan NJOP yang berlaku, rencana ini merupakan rencana pemerintah yang sulit untuk ditolak dan diharapkan akan dimanfaatkan secara baik. 3. Menghitung Dugaan Nilai Rataan WTA Dugaan nilai rataan WTA estimating mean WTA rumahtangga dihitung berdasarkan distribusi WTA rumahtangga. Perhitungan WTA rumahtangga dapat dilihat pada Tabel 25. Dugaan nilai rataan WTA rumahtangga dari perhitungan pada tabel di atas adalah sebesar Rp 1 535 295.10 per m 2 yang masih dalam selang NJOP penduduk di dekat jalur KRL. NJOP penduduk di dekat jalur KRL bervariasi yaitu mulai dari Rp 1 200 000 hingga Rp 1 600 000 per m 2 . Tabel 25. Distribusi WTA Rumahtangga Kelurahan Kebon Baru No. Kelas WTA Rpm 2 Frekuensi Frekuensi Relatif Kelas Jumlah Rpm 2 1. 1 200 000 – 1 300 000 1 0.01 17 647.06 2. 1 300 001 – 1 400 000 6 0.09 114 705.97 3. 1 400 001 – 1 500 000 18 0.26 370 588.50 4. 1 500 001 – 1 600 000 9 0.13 198 529.54 5. 1 600 001 – 1 700 000 15 0.22 352 941.40 6. 1 700 001 – 1 800 000 15 0.22 375 000.22 7. 1 800 001 – 1 900 000 4 0.06 105 882.41 Total 68

1.00 1 535 295 .10

73 4. Menduga Bid Curve Berdasarkan nilai WTA rumahtangga terhadap ganti rugi yang diajukan, maka akan dibentuk kurva WTA rumahtangga. Kurva WTA ini menggambarkan hubungan antara tingkat WTA yang diinginkan oleh rumahtangga dalam Rpm 2 dengan jumlah rumahtangga yang bersedia menerima pada tingkat WTA tersebut. Berdasarkan hasil survei, maka nilai WTA dapat digolongkan menjadi 7 kelompok seperti dijelaskan pada Tabel 26 Sedangkan kurva penawaran WTA yang dihasilkan dapat dilihat pada Gambar 2 . Tabel 26. Besaran Nilai Kelas dan Nilai Tengah WTA Rumahtangga Kelurahan Kebon Baru No. Kelas WTA Rpm 2 Nilai Tengah WTA Rp Frekuensi Kumulatif 1 1 200 000 – 1 300 000 1 250 000 1 1 2 1 300 001 – 1 400 000 1 350 000 6 7 3 1 400 001 – 1 500 000 1 450 000 18 25 4 1 500 001 – 1 600 000 1 550 000 9 34 5 1 600 001 – 1 700 000 1 650 000 15 49 6 1 700 001 – 1 800 000 1 750 000 15 64 7 1 800 001 – 1 900 000 1 850 000 4 68 Total 68 68 Gambar 2. Dugaan Kurva Tawaran WTA Rumahtangga Kelurahan Kebon Baru 74 Tabel 26 menunjukan jumlah kumulatif total rumahtangga yang bersedia menerima pada tingkat WTA tertentu. Nilai kumulatifnya semakin ke bawah semakin besar dilihat pada kolom kumulatif. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai WTA, maka semakin banyak rumahtangga yang bersedia menerima nilai WTA tertentu. Jumlah rumahtangga yang bersedia menerima ganti rugi pada tingkat WTA Rp 1 250 000 sebanyak satu orang. Jumlah rumahtangga yang bersedia menerima ganti rugi pada tingkat WTA Rp 1 350 000 sebanyak tujuh orang. Jumlah tujuh orang ini didapatkan dari jumlah rumahtangga yang jelas menerima ganti rugi pada tingkat WTA tersebut ditambah satu rumahtangga yang bersedia menerima ganti rugi pada tingkat WTA yang lebih rendah. Satu rumahtangga tersebut ditambahkan karena kesediaannya menerima ganti rugi pada tingkat WTA Rp 1 250 000, maka rumahtangga tersebut juga bersedia menerima ganti rugi pada tingkat WTA Rp 1 350 000. 5. Menentukan WTA Total Agregating Data Hasil perhitungan total WTA rumahtangga Kelurahan Kebon Baru dapat dilihat pada Tabel 27 jumlah populasi yang diambil berdasarkan jumlah KK yang berada di dekat jalur KRL. Namun untuk rata-rata luas lahan didapatkan dari rata-rata luas lahan rumahtangga pada tingkat WTA tertentu. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai total WTA sebesar Rp 219 404 100 000. Nilai ini menunjukan nilai dugaan WTP dari total populasi. 6. Evaluasi Pelaksanaan CVM Berdasarkan hasil analisis regresi berganda, diperoleh nilai R 2 sebesar 42.2 persen. Nilai ini menunjukan keragaman WTA rumahtangga 42.2 persen dijelaskan oleh variabel-variabel bebas dalam model dan sisanya 57.8 persen 75 dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Nilai R 2 yang rendah disebabkan karena pengambilan sampel yang kurang baik. Penelitian yang berkaitan dengan barang-barang lingkungan dapat mentolerir nilai R 2 sampai dengan 15 persen Hanley dan Spash, 1993 dalam Hanum, 2007. Oleh sebab itu, hasil pelaksanaan CVM pada penelitian ini masih dapat diyakini kebenarannya. Tabel 27. Total WTA Rumahtangga Kelurahan Kebon Baru No Kelas WTA Rpm 2 Nilai Tengah WTA Rp Frekuensi Populasi Rata- rata Luas Lahan m 2 Jumlah WTA Rp 1. 1 200 000 – 1 300 000 1 250 000 1 53 28 1 855 000 000 2. 1 300 001 – 1 400 000 1 350 000 6 318 35 15 097 050 000 3. 1 400 001 – 1 500 000 1 450 000 18 954 36 49 798 800 000 4. 1 500 001 – 1 600 000 1 550 000 9 477 38 28 259 600 000 5. 1 600 001 – 1 700 000 1 650 000 15 795 36 47 747 700 000 6. 1 700 001 – 1 800 000 1 750 000 15 795 41 57 134 000 000 7. 1 800 001 – 1 900 000 1 850 000 4 212 50 19 511 950 000 Total 68 3 604 219 404 100 000

7.3. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi WTA Rumahtangga Kelurahan Kebon Baru