sepermainan. Hubungan karakteristik individu, tersebut dan lingkungan sosial dengan terpaan media televisi tersaji pada Tabel 7 berikut ini.
Tabel 7. Hubungan Karakteristik Individu, Lingkungan Sosial dengan Terpaan Media Televisi
Variabel Terpaan Media Televisi T
hitung SEM
Karakteristik individu 2,10
• Umur
0,40 •
Uang saku 0,20
• Waktu Luang
0,24 Lingkungan sosial
2,63 •
Keluarga 0,96
• Tetanggateman sepermainan
0,23 •
Sekolahteman sekolah 0,67
Keterangan: Berhubungan signifikan pada p0,05 T
tabel
=1,96
5.2.1. Hubungan Karakteristik Individu dengan Terpaan Media
Terdapat hubungan signifikan antara karakteristik individu dan terpaan media. Hal ini dibuktikan dengan nilai T
hitung
2,10 yang lebih besar daripada T
tabel 0,05
1,96. Sedangkan jika diliat dari hubunga korelasi antara indikator terlihat bahwa terdapat hubungan lurus antara karakteristik individu dan terpaan media.
5.2.1.1. Hubungan Umur dengan Terpaan Media
Pada kasus SDN 04 Dramaga diperoleh hasil kooefisien korelasi yang bernilai positif antara umur dengan terpaan media yaitu 0,4. Dengan kata lain semakin rendah
umur seseorang maka semakin rendah pula frekuensi dan durasi seseorang menonton suatu program untuk memenuhi kebutuhan kognitifnya. Pada anak, motivasi untuk
menonton televisi untuk memenuhi kebutuhan kognitif masih rendah. Hal itu karena anak-anak umumnya menonton televisi hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan
akan hiburan semata. Hal serupa dinyatakan oleh Testiandini 2006 yaitu bahwa jika diliat dari sisi umur, semakin rendah umur responden maka semakin semakin rendah
pula motivasi menonton televisi untuk memenuhi kebutuhan kognitif.
5.2.1.2 Hubungan Uang Saku dengan Terpaan Media
Pada kasus SDN 04 Dramaga, responden memiliki uang saku yang tergolong rendah. Oleh karena itu terlihat anak cenderung tidak memiliki uang lebih untuk
disisikan guna memperoleh kesenangan lainnya seperti bermain Playstation atau intenet. Dengan kata lain semakin rendah uang saku seseorang maka semakin tinggi
terpaan media televisi pada orang tersebut. Hal serupa dikatakan oleh Bajjari dalam Testiandini 2006 yang menyatakan bahwa jika dilihat dari sisi uang saku semakin
tinggi uang saku ternyata semakin seseorang menyisihkan televisi karena kesenangan non media yang lebih luas.
Hal berbeda terlihat pada nilai korelasi antara uang saku dengan terpaan televisi yang bernilai positif yaitu 0,20. Nilai tersebut menyatakan sebaliknya bahwa semakin
tinggi uang jajan maka semakin tinggi pula terpaan media televisi yang terjadi pada anak tersebut. Perbedaan perhitungan ini dimungkinkan terjadi karena nilai korelasi
tingkat hubungan antara uang saku dengan terpaan media televisi yang tidaklah tinggi atau dengan kata lain tidak memiliki keterhubungan yang kuat tidak high
significant . Hal ini karena pada anak Sekolah Dasar umunya uang jajan lebih sering
digunakan untuk membeli makanan atau mainan daripada mencari hiburan lain selain televisi. Selain itu umunya anak Sekolah Dasar belum memiliki ketertarikan yang
banyak pada media hiburan lain seperti Playstation ataupun internet.
5.2.1.3 Hubungan Waktu Luang dengan Terpaan Media