Teknik Pengumpulan Data Definisi Operasional

Distribusi populasi dan sampel penelitian tersaji pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1. Distribusi Populasi dan Sampel Responden Kelas Populasi total orang Populasi Sasaran orang Sampel orang I 126 - - II 105 - - III 105 - - IV 97 97 20 V 120 120 24 VI 132 132 26 Jumlah 665 346 70 Sumber: data SDN.04 Dramaga 2009

3.3 Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif yang didukung oleh data kualitatif . Penelitian kuantitatif di sini menggunakan desain survei deskriptif kolerasi. Dimana penelitian ini berusaha menggambarkan karakteristik individu, lingkungan sosial dan faktor psikologi serta hubungannya dengan terpaan media televisibelajar kognitif anak. Selain itu penelitian ini juga berusaha menggambarkan terpaan media televisi dan belajar kognitif pada anak serta hubungan keduanya.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner yang disebarkan dan diisi oleh responden sedangkan data sekunder dalam penelitian ini adalah berupa data mengenai keadaan umum lokasi penelitian yang diperoleh dari kantor Kepala Sekolah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner terdiri dari sejumlah pertanyaan terdiri dari pertanyaan terbuka, dimana jawaban responden tidak dibatasi sehingga dapat mengungkap lebih banyak hal dan pertanyaan tertutup, dimana jawaban telah disediakan. Kuesioner yang disebar dibagi menjadi lima bagian. Bagian pertama berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai karakteristik individu. Bagian dua berisikan pertanyaanpernyataan mengenai lingkungan sosial baik yang mempengaruhi terpaan media televisi maupun belajar kognitif anak. Bagian ketiga berisikan pertanyaanpernyataan mengenai faktor psikologi. Bagian keempat berisikan pertanyaanpernyataan mengenai terpaan media televisi. Bagian kelima berisikan pertanyaanpernyataan belajar kognitif anak Sekolah Dasar.

3.5 Definisi Operasional

Penelitian ini menggunakan beberapa istilah operasional yang digunakan untuk mengukur berbagai peubah. Masing-masing peubah terlebih dahulu diberi batasan sehingga dapat ditentukan indikator pengukurannya. Istilah-istilah tersebut yaitu: 1. Karakteristik Individu adalah kondisi atau keadaan spesifik individu yang berkaitan langsung dengan dirinya. Variabel atau pengubah ini dapat diukur dengan: a. Mengidentifikasi umur anak SD yaitu lamanya seseorang hidup dari sejak lahir sampai saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun dibulatkan berdasarkan angka terdekat dengan tanggal lahir dengan menggunakan skala rasio; b. Mengidentifikasi uang saku anak SD yaitu banyaknya uang yang dibawa seorang anak ketika ke luar dari rumah. Indikator ini ukur dengan skala ordinal dan dibedakan menjadi kategori tinggi, sedang dan rendah dan c. Mengidentifikasi waktu luang anak SD adalah banyaknya waktu yang dimiliki oleh anak SD selain kegiatan sekolah dan kegiatan-kegiatan lain yang diikuti setelah jam sekolah. Indikator ini ukur dengan skala ordinal dan dibedakan menjadi kategori tinggi, sedang dan rendah. 2. Karakteristik Lingkungan Sosial adalah kondisi atau situasi yang menggambarkan suasana di sekitar anak SD dan dapat diukur dengan indikator-indikator sebagai berikut: a. Mengidentifikasi sekolah guru, teman sekolah yaitu orang-orang yang berinteraksi dengan anak sekolah dasar di sekolah guru dan teman sekolah dan memiliki kemungkinan mempengaruhi terpaan media televisibelajar kognitif. Indikator ini ukur dengan skala ordinal dan dibedakan menjadi kategori tinggi, sedang dan rendah; b. Mengidentifikasi tetangga dan teman sepermainan yaitu orang-orang yang berinteraksi dengan anak SD di lingkungan tempat tinggal dan memiliki kemungkinan mempengaruhi terapaan media televisibelajar kognitif. Indikator ini ukur dengan skala ordinal dan dibedakan menjadi kategori tinggi, sedang dan rendah dan c. Mengidentifikasi keluarga yaitu orang tua dan anggota keluarga lain yang memiliki hubungan darah dengan anak SD tersebut dan memiliki kemungkinan mempengaruhi terpaan mediabelajar kognitif anak SD. Indikator ini ukur dengan skala ordinal dan dibedakan menjadi kategori tinggi, sedang dan rendah. 3. Faktor Psikologi yang mempengaruhi belajar kognitif pada anak SD yaitu aspek- aspek kejiwaan yang mempengaruhi belajar kognitif anak Sekolah Dasar dan dapat diukur dengan menggunakan indikator-indikator sebagai berikut: a. Mengidentifikasi sikap anak SD yaitu kecenderungan untuk merespons dengan cara yang relatif tetap terhadap suatu objek orang, barang, dan sebagainya dan diukur menggunakan skala ordinal dengan kategori tinggi, sedang dan rendah; b. Mengidentifikasi bakat anak SD yaitu kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan dan diukur menggunakan skala ordinal dengan kategori tinggi, sedang dan rendah; c. Mengidentifikasi minat anak sekolah dasar yaitu kecenderungan atau gairah yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu dan diukur menggunakan skala ordinal dengan kategori tinggi, sedang dan rendah dan d. Mengidentifikasi motivasi anak SD yaitu hal dan keadaan yang berasal dari diri anak SD yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar dan diukur menggunakan skala ordinal dengan kategori tinggi, sedang dan rendah. 4. Terpaan Media Televisi adalah penggunaan media televisi dilihat frekuensi penggunaan, durasi penggunaan longevity serta pilihan pesan. Frekuensi, durasi dan pilihan stasiun program acara yang dipilih dilihat dalam kurun waktu satu hari dengan indikator-indikator sebagai berikut: a. Mengidentifikasi frekuensi anak SD menonton televisi yaitu berapa kali seorang anak sekolah dasar menonton televisi per harinya dan diukur menggunakan skala ordinal dengan kategori tinggi, sedang dan rendah; b. Mengidentifikasi durasi anak SD menonton televisi yaitu jumlah jam anak menonton acara program tertentu di televisi dan diukur menggunakan skala ordinal dengan kategori tinggi, sedang dan rendah. c. Mengidentifikasi pilihan pesan anak SD yaitu keinginan anak terhadap pesan yang dingin didapat dari menonton televisi terutama yang mengangkut belajar kognitif dan diukur menggunakan skala ordinal dengan kategori tinggi, sedang dan rendah. 5. Belajar Kognitif adalah proses untuk mengetahui atau mengelolah dan menggunakan pengetahuan dan dapat diukur dengan: a. Mengidentifikasi banyaknya materi acara yang dikuasai oleh anak SD yaitu jumlah keseluruhan materi yang diperoleh anak SD dari satu acara program tertentu yang ditontonnya dan diukur menggunakan skala ordinal dengan kriteria tinggi, sedang dan rendah dan b. Mengidentifikasi tambahan pengetahuan yang didapat yaitu peningkatan pengetahuan dari pengetahuan awal ke pengetahuan sekarang dan diukur menggunakan skala ordinal dengan kriteria tinggi, sedang dan rendah. Pada setiap variabel diberikan tiga pilihan jawaban dari pertanyaanpertanyaan yang ada. Pilihan tersebut adalah rendah, sedang dan tinggi. Setiap pilihan mendapatkan skor 1-3. Semakin besar nilai skor maka menunjukan bahwa variabelindikator semakin tinggi. Perhitungan nilai skor diatur sebagai berikut: x 100 Jumlah skor akhir yang didapat oleh masing-masing variabel kemudian diatur sebagai berikut: 0,01 - 30,33 = rendah 33,34 - 66,66 = sedang 66,67 - 100 = tinggi 3.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen 3.6.1 Validitas Instrumen

Dokumen yang terkait

Hubungan Karakteristik Petani dengan Tingkat Partisipasinya sebagai Anggota Kelompok Tani. Kasus pada Kelompok Tani Mekarsari, Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat

0 9 89

Prestasi Belajar Anak SD yang Bekerja sebagai Pedagang Asongan di Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 7 95

Respon Masyarakat Pedesaan terhadap Penayangan Ikan Partai Politik di Televisi (Kasus Penduduk Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 7 136

Hubungan antara Kebutuhan Informasi dengan Terpaan Media Para Penyuluh Agama Islam : Kasus di Kota Bogor, Jawa Barat

1 12 162

Perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah (Kasus masyarakat Kelurahan Gunung Batu, Kecamatan bogor Barat, Kota Bogor dan Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 12 117

Efektivitas komunikasi periklanan produk sirup marjan pada khalayak media televisi: kasus Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor

28 279 228

Keanekaragaman jenis Burung pada beberapa tipe Habitat di Hutan Penelitian Dramaga, Bogor, Jawa Barat

0 10 34

HUBUNGAN TERPAAN ACARA HARIRING DI TVRI JAWA BARAT DENGAN SIKAP MASYARAKAT JAWA BARAT TERHADAP KESENIAN SUNDA.

0 0 2

HUBUNGAN ANTARA TERPAAN MEDIA MENGENAI PENCULIKAN ANAK DI TELEVISI DENGAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA DI RT 23 KELURAHAN SIDOMULYO SAMARINDA

0 1 14

HUBUNGAN TERPAAN BERITA PENCULIKAN ANAK DI TELEVISI DENGAN KEWASPADAAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA (Studi Korelasional Kuantatif Tentang Hubungan Terpaan Berita Penculikan Anak di Televisi Dengan Kewaspadaan Ibu Rumah Tangga di Surabaya).

0 0 31