Isi dan Fungsi Televisi

penemuan ini dilanjutkan dengan mempatenkan televisi elektronis berwarna pada tahun 1925. Ciptaannya ini didemonstrasikan di New York World’s Fair pada tahun 1939. Siaran televisi pertama di Indonesia ditayangkan pada tanggal 17 Agustus 1962 bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke XVII. Siaran tersebut berlangsung mulai pukul 07.30 sampai pukul 11.02 waktu Indonesia bagian barat untuk meliput upacara peringatan hari Proklamasi di Istana Negara. Inilah momentum dimana Indonesia mengukuhkan diri sebagai Negara Asia ke empat yang memiliki media penyiaran televisi setelah Jepang, Philipina dan Thailand. Subidyo,2004 Subidyo 2004 menyatakan pula liputan perdana TVRI adalah upacara pembukaan Asian Games ke IV di Stadion Utama Senayan Jakarta. Liputan pertama TVRI ini dikoordinir oleh Organizing Comitte Asian Games IV yang dibentuk khusus untuk event olahraga itu, di bawah naungan Biro Radio dan Televisi Departemen Penerangan. Pada tanggal 12 November 1962, TVRI mengudara secara regular setiap hari. TVRI pertama kali menayangkan iklan 1 Maret 1963, seiring ditetapkannya TVRI sebagai televisi berbadan hukum yayasan melalui keputusan Presiden RI Nomor 215 tahun 1963. Saat ini siaran telah dapat menjangkau hampir semua provinsi di seluruh Indonesia berkat pemanfaatan satelit Palapa bahkan mampu pula menjangkau wilayah Asean. Munculnya TVRI kemudian disusul pula dengan munculnya stasiun-stasiun televisi swasta lainnya.

2.1.2 Isi dan Fungsi Televisi

Menurut Siregar 2001 dalam Testiandini 2006, isi siaran televisi dibagi menjadi dua yaitu: 1. Faktual, berasal dari empirissosiologis dan bersifat objektif. Materi dari faktual ada yang bersifat keras yang terikat dengan aktualitas, serta bersifat lunak yang lebih menekankan nilai human interest. Fungsi primer dari materi faktual adalah sosial informasional. Walaupun terdapat juga fungsi hiburannya namun hanya bersifat sekunder. 2. Fiksional berasal dari dunia humanities psychology dan bersifat subjektif. Fungsi primer dari materi fiksional adalah psikologi menghibur. Materi fiksional juga memiliki fungsi informasional namun hanya bersifat sekunder. Menurut Hoffman 1999 dalam Testiandini 2006, fungsi televisi dalam masyarakat tidak dilihat lagi sebagai sarana pendidikan dan juga tidak seharusnya menjadi sarana promosi perdagangan. Adapun fungsi televisi adalah: 1. Pengawasan situasi masyarakat dan dunia, bisa juga disebut sebagai fungsi informasi, namun istilah ini tidak digunakan karena dikhawatirkan menimbulkan salah paham seakan-akan televisi adalah sarana penerangan bagi penguasa kepada masyarakat. Fungsi televisi sebenarnya adalah mengamati kejadian yang terjadi dalam masyarakat kemudian melaporkan sesuai dengan kenyataan yang ditemukan. 2. Menghubungkan satu dengan yang lain, televisi dapat saja menghubungkan hasil pengawasan satu dengan hasil pengawasan lain secara lebih gamplang daripada sebuah dokumen tertulis. Dengan demikian televisi dapat berfungsi sesuai dengan kepentingan masyarakat dan dapat membuka mata pemirsa. 3. Menyalurkan kebudayaan, sebenarnya fungsi ini dapat disebutkan sebagai fungsi pendidikan. Namun istilah “pendidikan” tidak digunakan karena di dalam kebudayaan audiovisual tidak ada kurikulum. 4. Hiburan, fungsi ini memang dibutuhkan oleh masyarakat, karena kalau tidak menghibur umumnya sebuah tayangan tidak akan ditonton. Namun hiburan bukan berarti hiburan semata tanpa ada sesuatu yang dapat diambil pelajaran dari suatu program. 5. Pengarahan masyarakat untuk bertindak dalam keadaan darurat , televisi harus proaktif dalam memberi motivasi.

2.2 Terpaan Media Televisi

Dokumen yang terkait

Hubungan Karakteristik Petani dengan Tingkat Partisipasinya sebagai Anggota Kelompok Tani. Kasus pada Kelompok Tani Mekarsari, Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat

0 9 89

Prestasi Belajar Anak SD yang Bekerja sebagai Pedagang Asongan di Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 7 95

Respon Masyarakat Pedesaan terhadap Penayangan Ikan Partai Politik di Televisi (Kasus Penduduk Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 7 136

Hubungan antara Kebutuhan Informasi dengan Terpaan Media Para Penyuluh Agama Islam : Kasus di Kota Bogor, Jawa Barat

1 12 162

Perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah (Kasus masyarakat Kelurahan Gunung Batu, Kecamatan bogor Barat, Kota Bogor dan Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 12 117

Efektivitas komunikasi periklanan produk sirup marjan pada khalayak media televisi: kasus Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor

28 279 228

Keanekaragaman jenis Burung pada beberapa tipe Habitat di Hutan Penelitian Dramaga, Bogor, Jawa Barat

0 10 34

HUBUNGAN TERPAAN ACARA HARIRING DI TVRI JAWA BARAT DENGAN SIKAP MASYARAKAT JAWA BARAT TERHADAP KESENIAN SUNDA.

0 0 2

HUBUNGAN ANTARA TERPAAN MEDIA MENGENAI PENCULIKAN ANAK DI TELEVISI DENGAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA DI RT 23 KELURAHAN SIDOMULYO SAMARINDA

0 1 14

HUBUNGAN TERPAAN BERITA PENCULIKAN ANAK DI TELEVISI DENGAN KEWASPADAAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA (Studi Korelasional Kuantatif Tentang Hubungan Terpaan Berita Penculikan Anak di Televisi Dengan Kewaspadaan Ibu Rumah Tangga di Surabaya).

0 0 31