Hubungan Karakteristik Individu dengan Terpaan Media Televisi

Menurut Syah 2003, belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan obyek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada peserta didik agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Syah 2003 menyatakan implikasi teori perkembangan kognitif dalam pembelajaran adalah: a. Bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berpikir anak. b. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik. Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya. c. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing. d. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya. e. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan diskusi dengan teman-temannya. 2.5 Hubungan Karakteristik Individu, Faktor Psikologi dan Lingkungan Sosial dengan Terpaan Media Televisi dan Belajar Kognitif Anak

2.5.1 Hubungan Karakteristik Individu dengan Terpaan Media Televisi

Testiandini 2006 menyatakan perbedaan pola dan pengaruh menonton televisi berdasarkan perbedaan karakteristrik individu. Perbedaan pola dan pengaruh menonton televisi berdasarkan karakteristik individu adalah sebagai berikut. 1. Jenis kelamin Kuswanto 1993 dalam Testiandini 2006, responden laki-laki menunjukkan motivasi yang rendah untuk memenuhi kebutuhan kognitifnya dari menonton televisi. Sebaliknya responden wanita menunjukkan motivasi yang sangat tinggi untuk memenuhi kebutuhan kognitif dari menonton televisi. Riana 1995 dan Purwanto 1998 dalam Testiandini 2006 menyatakan bahwa laki-laki lebih menyukai menonton televisi seperti kuis, acara olahraga dan film aksi, sedangkan perempuan lebih menyukai menonton sinetron, telenovela, infortainment. 2. Usia Hasil penelitian Kuswanto 1993 dalam Testiandini 2006, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang cukup berarti antara karakteristik individu responden dengan motivasi menonton televisi untuk memenuhi kebutuhan kognitif. Semakin rendah usia responden maka semakin semakin rendah pula motivasi menonton televisi untuk memenuhi kebutuhan kognitif. Sejalan dengan Kuswanto, hasil penelitian Bajari 1995 dalam Testiandini 2006, juga menunjukkan bahwa semakin tua usia ternyata responden semakin lebih banyak mencurahkan waktu untuk melakukan kontak dengan media massa. 3. Uang saku Hasil penelitian Kuswanto 1993 dalam Testiandini 2006 menunjukkan bahwa semakin rendah tingkat ekonomi ternyata tingkat motivasi untuk memenuhi kebutuhan kognitif dari belajar akan berkurang. Namun hal berbeda disampaikan oleh Bajari 1995 dalam Testiandini 2006. Bajjari menunjukkan bahwa semakin tinggi penghasilan ternyata semakin menyisihkan televisi karena kesenangan non media yang lebih luas. 4. Tipe kepribadian. Tipe kepribadian mempengaruhi selera dalam memilih suatu jenis acara. Selain itu tipe kepribadian diperkirakan juga akan mempengaruhi respons dan efek yang akan dirasakan setelah mengakses media massa Testiandini 2006 5. Pendidikan Hasil penelitian Bajari 1995 dalam Testiandini 2006, menunjukkan bahwa pendidikan dan tanggung jawab pekerja professional yang lebih tinggi dapat mengakibatkan pilihan acara yang berbeda. Selain itu disebutkan pula bahwa semakin tinggi pendididkan responden maka kebutuhan untuk memperoleh informasi dari televisi juga semakin besar. 6. Waktu luang Waktu luang orang yang pekerjaannya banyak bisa diduga cenderung akan menggunakan waktu kosongnya untuk beristirahat daripada menonton televisi. Sedangkan orang yang waktu kerjanya lebih sedikit mungkin lebih banyak meluangkan waktunya untuk menonton televisi Testiandini 2006

2.5.2 Hubungan Lingkungan Sosial dengan Terpaan Media Televisi pada Anak

Dokumen yang terkait

Hubungan Karakteristik Petani dengan Tingkat Partisipasinya sebagai Anggota Kelompok Tani. Kasus pada Kelompok Tani Mekarsari, Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat

0 9 89

Prestasi Belajar Anak SD yang Bekerja sebagai Pedagang Asongan di Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 7 95

Respon Masyarakat Pedesaan terhadap Penayangan Ikan Partai Politik di Televisi (Kasus Penduduk Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 7 136

Hubungan antara Kebutuhan Informasi dengan Terpaan Media Para Penyuluh Agama Islam : Kasus di Kota Bogor, Jawa Barat

1 12 162

Perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah (Kasus masyarakat Kelurahan Gunung Batu, Kecamatan bogor Barat, Kota Bogor dan Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 12 117

Efektivitas komunikasi periklanan produk sirup marjan pada khalayak media televisi: kasus Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor

28 279 228

Keanekaragaman jenis Burung pada beberapa tipe Habitat di Hutan Penelitian Dramaga, Bogor, Jawa Barat

0 10 34

HUBUNGAN TERPAAN ACARA HARIRING DI TVRI JAWA BARAT DENGAN SIKAP MASYARAKAT JAWA BARAT TERHADAP KESENIAN SUNDA.

0 0 2

HUBUNGAN ANTARA TERPAAN MEDIA MENGENAI PENCULIKAN ANAK DI TELEVISI DENGAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA DI RT 23 KELURAHAN SIDOMULYO SAMARINDA

0 1 14

HUBUNGAN TERPAAN BERITA PENCULIKAN ANAK DI TELEVISI DENGAN KEWASPADAAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA (Studi Korelasional Kuantatif Tentang Hubungan Terpaan Berita Penculikan Anak di Televisi Dengan Kewaspadaan Ibu Rumah Tangga di Surabaya).

0 0 31