Hubungan Waktu Luang dengan Terpaan Media

5.2.1.2 Hubungan Uang Saku dengan Terpaan Media

Pada kasus SDN 04 Dramaga, responden memiliki uang saku yang tergolong rendah. Oleh karena itu terlihat anak cenderung tidak memiliki uang lebih untuk disisikan guna memperoleh kesenangan lainnya seperti bermain Playstation atau intenet. Dengan kata lain semakin rendah uang saku seseorang maka semakin tinggi terpaan media televisi pada orang tersebut. Hal serupa dikatakan oleh Bajjari dalam Testiandini 2006 yang menyatakan bahwa jika dilihat dari sisi uang saku semakin tinggi uang saku ternyata semakin seseorang menyisihkan televisi karena kesenangan non media yang lebih luas. Hal berbeda terlihat pada nilai korelasi antara uang saku dengan terpaan televisi yang bernilai positif yaitu 0,20. Nilai tersebut menyatakan sebaliknya bahwa semakin tinggi uang jajan maka semakin tinggi pula terpaan media televisi yang terjadi pada anak tersebut. Perbedaan perhitungan ini dimungkinkan terjadi karena nilai korelasi tingkat hubungan antara uang saku dengan terpaan media televisi yang tidaklah tinggi atau dengan kata lain tidak memiliki keterhubungan yang kuat tidak high significant . Hal ini karena pada anak Sekolah Dasar umunya uang jajan lebih sering digunakan untuk membeli makanan atau mainan daripada mencari hiburan lain selain televisi. Selain itu umunya anak Sekolah Dasar belum memiliki ketertarikan yang banyak pada media hiburan lain seperti Playstation ataupun internet.

5.2.1.3 Hubungan Waktu Luang dengan Terpaan Media

Pada kasus SDN 04 Dramaga ini terlihat bahwa korelasi antara waktu luang dengan terpaan media bernilai positif yaitu 0,24. Dapat dijelaskan bahwa anak-anak umunya belum memiliki banyak kegiatan dalam satu harinya sehingga waktu luang yang mereka miliki kebanyakan dipergunakan untuk menonton televisi. Dengan kata lain semakin banyak waktu luang seseorang maka semakin tinggi terpaan media pada orang tersebut. Hal serupa juga dikatakan oleh Testiandini 2006 yang menyatakan kan bahwa semakin banyak waktu luang seseorang semakin tingi pula kecenderungan seseorang menonton televisi. Waktu luang orang yang pekerjaannya banyak cenderung digunakan untuk beristirahat bukan untuk menonton televisi. Sebaliknya orang yang waktu kerjanya lebih sedikit mungkin lebih banyak meluangkan waktunya untuk menonton televisi. Indikator karakteristik individu yang paling mempengaruhi terpaan media televisi adalah umur. Pada Tabel 7 terlihat bahwa nilai korelasi antara umur dan terpaan media televisi adalah 0,40 lebih tinggi dari pada nilai korelasi antara waktu luang dengan terpaan media televisi 0,24 dan nilai korelasi antara uang saku dengan terpaan media televisi 0,20. Tingginya pengaruh umur terhadap terpaan media televisi dibandingkan dengan indikator lain waktu luang dan uang saku terlihat dimana umur menentukan pilihan acara yang akan ditonton. Anak umur SD umumnya akan lebih memilih acara yang memiliki unsur hiburan daripada acara yang bersifat informatif. Sehingga jika dalam satu hari tersebut televisi banyak menampilkan acara yang berunsur hiburan maka anak akan meluangkan banyak waktu untuk menonton televisi. Jika dalam satu hari televisi tidak banyak menampilkan acara yang bersifat menghibur, maka anak cenderung enggan menonton televisi. Hal ini akan mempengaruhi tinggirendahnya terpaan media televisi pada anak. Indikator waktu luang tidak lebih tinggi mempengaruhi terpaan media televisi dibandingkan indikator umur karena umumnya anak SD memiliki waktu luang yang cukup banyak dan walaupun anak tersebut sibuk dengan kegiatan lainnya seperti sekolah dan les, anak tersebut akan tetap menyempatkan dirinya untuk menonton televisi. Indikator uang saku tidak tinggi mempengaruhi terpaan media televisi dibandingkan indikator umur dan waktu luang karena uang saku yang dimiliki oleh anak SD kadang tidak terlalu mempengaruhi terpaan media televisi karena uang saku yang dimiliki oleh anak umumnya tidak dipergunakan untuk menikmati media lain selain televisi, namun kebanyakan uang saku anak SD digunakan untuk membeli makanan atau mainan.

5.2.2 Hubungan Lingkungan Sosial dengan Terpaan Media

Dokumen yang terkait

Hubungan Karakteristik Petani dengan Tingkat Partisipasinya sebagai Anggota Kelompok Tani. Kasus pada Kelompok Tani Mekarsari, Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat

0 9 89

Prestasi Belajar Anak SD yang Bekerja sebagai Pedagang Asongan di Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 7 95

Respon Masyarakat Pedesaan terhadap Penayangan Ikan Partai Politik di Televisi (Kasus Penduduk Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 7 136

Hubungan antara Kebutuhan Informasi dengan Terpaan Media Para Penyuluh Agama Islam : Kasus di Kota Bogor, Jawa Barat

1 12 162

Perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah (Kasus masyarakat Kelurahan Gunung Batu, Kecamatan bogor Barat, Kota Bogor dan Desa Petir, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

0 12 117

Efektivitas komunikasi periklanan produk sirup marjan pada khalayak media televisi: kasus Desa Babakan, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor

28 279 228

Keanekaragaman jenis Burung pada beberapa tipe Habitat di Hutan Penelitian Dramaga, Bogor, Jawa Barat

0 10 34

HUBUNGAN TERPAAN ACARA HARIRING DI TVRI JAWA BARAT DENGAN SIKAP MASYARAKAT JAWA BARAT TERHADAP KESENIAN SUNDA.

0 0 2

HUBUNGAN ANTARA TERPAAN MEDIA MENGENAI PENCULIKAN ANAK DI TELEVISI DENGAN TINGKAT KECEMASAN ORANG TUA DI RT 23 KELURAHAN SIDOMULYO SAMARINDA

0 1 14

HUBUNGAN TERPAAN BERITA PENCULIKAN ANAK DI TELEVISI DENGAN KEWASPADAAN IBU RUMAH TANGGA DI SURABAYA (Studi Korelasional Kuantatif Tentang Hubungan Terpaan Berita Penculikan Anak di Televisi Dengan Kewaspadaan Ibu Rumah Tangga di Surabaya).

0 0 31