STRATEGI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN JAMINAN

BAB VI STRATEGI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN JAMINAN

KESEHATAN DAERAH JAMKESDA DI KOTA SUKABUMI 6.1. Identifikasi Potensi dan Kebutuhan Masyarakat dalam Pengembangan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA di Kota Sukabumi Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA yang akan dikembangkan di Kota Sukabumi merupakan suatu upaya yang dikembangkan untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat yang belum memiliki asuransi kesehatan dengan menjaga mutu pelayanan dan mengendalikan biaya pelayanan sehingga tidak menghambat akses masyarakat. Karena pada saat ini baru sebagian kecil saja masyarakat Kota Sukabumi yang mengikuti Asuransi Kesehatan dan sebagian besar belum mengikuti asuransi kesehatan. Jadi dalam hal ini masyarakat yang menjadi sasaran program ini adalah masyarakat yang tidak mengikuti asuransi kesehatan seperti Askes, Askeskin, Gakin, Jamsostek, Dana Sehat, Askes Swasta. Pada dasarnya Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA yang adalah sistem pemeliharaan kesehatan yang memadukan penataan subsistem pelayanan dengan subsistem pembiayaan kesehatan. Karena itu dalam Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA masyarakat akan dilibatkan untuk membiayai dengan iuran dimuka sebagai wujud partisipasi aktif dan kemandirian dalam pembangunan kesehatan. Selain itu pemerintah pun turut berpartisipasi dalam cost sharing pembiayaan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA tersebut. Sedangkan adalah pihak penyelenggara bertanggung jawab mengelola iuran secara efesien, keterlibatan sarana pelayanan kesehatan untuk melaksanakan layanan bermutu namun ekonomi cost-effectiveness dengan pembayaran praupaya, dan keterlibatan pemerintah sebagai badan pembina yang mengarahkan hubungan saling menguntungkan antar pelaku Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA tersebut. Dari hasil diskusi dengan para stakeholder dan masyarakat di Kota Sukabumi diperoleh beberapa informasi mengenai potensi faktor pendukung yang ada di Kota Sukabumi dalam pengembangan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat yang belum memiliki asuransi, antara lain sebagai berikut: 1. Adanya sarana dan tenaga kesehatan yang relatif cukup memadai di Kota Sukabumi. Sarana kesehatan di Kota Sukabumi saat ini, seperti Puskesmas dan Rumah sakit memiliki jumlah relatif cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan. Selain itu dari segi aksesibilitas secara geografis jarak terhadap sarana kesehatan relatif tidak ditemukan masalah. Dari sisi tenaga kesehatan dokter umum, dokter spesialis, dokter gigi bidan, perawat dan mantri di Kota Sukabumi ini relatif cukup memadai dari segi jumlah maupun kualitas sumber daya manusianya. 2. Adanya dukungan dan political will yang baik dari Pemerintah Daerah dalam mengembangkan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA di Kota Sukabumi. Program Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA yang bertujuan untuk mewujudkan cakupan asuransi menyeluruh di Kota Sukabumi telah diusulkan kepada Pemerintah Daerah Kota Sukabumi. Usulan Program Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA tersebut mendapat respon yang baik dari Kepala Daerah Kota Sukabumi Walikota Sukabumi dan pihak Dewan Perwakilan Rakyat untuk direalisasikan. 3. Baru sebagian kecil masyarakat Kota Sukabumi yang memiliki Asuransi Kesehatan. Pada saat ini baru sebagian kecil masyarakat Kota Sukabumi yang mengikuti asuransi kesehatan Askes, Askeskin, Gakin, Jamsostek, Dana Sehat, Askes Swasta sehingga saat ini sebagian besar masyarakat Sukabumi belum mengikuti asuransi kesehatan. Untuk itu masyarakat yang belum mengikuti asuransi akan diikutsertakan dalam Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA, guna mendapatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas secara adil dan merata. 4. Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA merupakan suatu upaya untuk mengatasi ancaman terhadap akses dan mutu pelayanan bagi masyarakat akibat kenaikan biaya kesehatan. Dengan adanya Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA bagi masyarakat yang belum mengikuti asuransi melalui pembiayaan praupaya maka hal ini dapat mengantisipasi terjadinya kekuranganketiadaan ketika sakit atau kenaikan biaya kesehatan atau dengan kata lain untuk mengurangi resiko finansial dan dapat meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan secara merata dan adil. 5. Luas wilayah dan jumlah penduduk Kota Sukabumi yang tidak terlalu besar. Dengan kondisi wilayah Kota Sukabumi yang luas wilayah dan jumlah penduduk yang tidak terlalu besar maka diharapkan akan memberi dampak positif dalam dalam pengembangan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA ini, karena pengelolaan, pembiayaan dan pengawasannya tidak akan serumit daerah yang luas wilayah dan jumlah penduduknya besar. 6.2.Identifikasi Masalah dalam Pengembangan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA di Kota Sukabumi 1. Program Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA yang sebelumnya pernah diterapkan Pemerintah Daerah Kota Sukabumi tidak berhasil dalam pelaksanaannya. Program seperti Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA ini sebelumnya pernah diterapkan dan dibuat peraturannya Peraturan Daerah oleh Pemerintah Daerah Kota Sukabumi pada tahun 1997. Dalam pelaksanaan program tersebut masyarakat diwajibkan untuk membayar iuran sebesar Rp.600 orangbulan dan para dokter pun diwajibkan untuk melakukan iuran dengan nilai yang sangat besar, yaitu sebesar Rp.100.000 orangbulan. Namun dalam pelaksanaannya program ini tidak berhasil karena pengembangannya bersifat top down dan cenderung dipaksakan. Program tersebut kurang disosialisasikan kepada masyarakat mengenai konsep, tujuan, manfaat dari program tersebut, selain itu kurangnya persiapan dari sarana dan prasarana pendukung program tersebut. 2. Model pengembangan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA yang berhasil diterapkan di beberapa daerah di Indonesia tidak dapat begitu saja diadopsi untuk wilayah Kota Sukabumi Berdasarkan pengalaman beberapa daerah lain di Indonesia yang turut melaksanakan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA, seperti di Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Purbalingga, dan Kabupaten Jembrana pelaksanaan program tersebut dinilai sudah berlangsung sangat 9 . Namun dalam menerapkan suatu program seperti Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA pemerintah daerah tidak dapat begitu saja mengadopsi sistem tersebut untuk masyarakat Kota Sukabumi dengan alasan daerah lain telah berhasil menerapkannya. Dalam menerapkan suatu program di suatu daerah pembuat keputusan harus menyesuaikan dengan kondisi masyarakat Kota Sukabumi itu sendiri, apakah sesuai atau tidak, karena hal tersebut akan mempengaruhi keberhasilan suatu program. Hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana karakteristik masyarakatnya itu sendiri, baik dari segi sosial, ekonomi, budaya dan pendidikan, serta apa yang dibutuhkan mereka. Untuk itu kita harus menerapkan program yang spesifik lokasi atau dengan kata lain suatu program yang sesuai dengan karakteristik masyarakat dan kebutuhan masyarakatnya. 3. Kurangnya kesadaran masyarakat Kota Sukabumi mengenai pentingnya berpartisipasi dalam pembiayaan praupaya asuransi kesehatan. Kurangnya kesadaran masyarakat Kota Sukabumi dalam berpartisipasi dalam dalam pembiayaan praupaya berupa iuran setiap bulan untuk 9 Jawa Pos, 02012007 asuransi kesehatan, ditunjukkan mogoknya masyarakat dalam membayarkan iuran kesehatan dalam program Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA yang pernah dilakukan Pemerintah Daerah Kota Sukabumi sehingga menyebabkan program ini menjadi tidak berhasil. Namun hal tersebut bukan sepenuhnya kesalahan masyarakat melainkan juga akibat kurangnya sosialisasi yang persuasif dan komunikatif kepada masyarakat Kota Sukabumi mengenai manfaatkeuntungan yang bisa diperoleh dalam program tersebut bagi mereka. 4. Belum berkembangnya kelembagaan masyarakat dalam bentuk kelompok-kelompok non-formal dari segi kualitas dan kuantitas. yang dapat berperan sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan partisipasi aktif dalam pembangunan kesehatan masyarakat Kota Sukabumi. 5. Belum terbentuknya dasar hukum pelaksanaan dari pemerintah daerah yang melegitimasi Program Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA Peraturan Daerah di Kota Sukabumi. Dalam pengembangan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA pemerintah pusat telah menyusun dasar hukum bagi pelaksanaan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA yang antara lain: • Ketetapan MPR-RI No. IVMPR1999 ttg Garis-Garis Besar Haluan Negara Th. 1999-2004 • Ketetapan MPR RI No.IMPR2002 ttg.Amandemen IV UUD 1945 • Ketetapan MPR RI No. VIMPR2002 ttg Jaminan Sosial Nasional • UU RI No.25 Th 2000 tentang Propenas Th.2000-2004 • UU RI No.23 Th. 1992 tentang Kesehatan • Keputusan MenKes RI No. 330MenKesSKIV90 ttg Ijin Operasional Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA • Undang- Undang nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN Sistem Jaminan Sosial Nasional Sedangkan dasar hukum pelaksanaan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA oleh Pemerintah Daerah Kota Sukabumi Peraturan Daerah belum terbentuk karena baru dalam tahap perancangan untuk penyusunannya. 6.3.Strategi dan Program Pengembangan Pembiayaan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA di Kota Sukabumi Dari hasil identifikasi permasalahan-permasalahan dalam pengembangan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat dirumuskan strategi-strategi yang diperoleh dari wawancara mendalam, FGD, yang antara lain sebagai berikut: 1. Pembentukan kelembagaan masyarakatkelompok-kelompok masyarakat non formal 2. Sosialisasi dan Advokasi program Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA kepada masyarakat dan instansidinas terkait 3. Pembuatan regulasi hukum sebagai upaya melegitimasi Program Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA perda sebagai Dasar hukum. Dari strategi-strategi tersebut program Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA akan dilaksanakan secara terarah melalui program-program yang antara lain: 1 Pemberdayaan masyarakat melalui pemebentukan kelompok- kelompok masyarakat non-formal kelembagaan masyarakat; 2 Sosialisasi dan Advokasi melalui pendekatan persuasif dan komunikatif secara berkelanjutan; 3 Penyusunan, Penetapan Pngesahan Dasar Hukum Program Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA; 4 Penunjukkan Bapel, Bapim, Perusahaan Asuransi, dan PPK dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA; 5 Pembiayaan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA yang dihimpun dari iuran masyarakat dan dari Pemerintah daerah Kota Sukabumi; 6 Meningkatkan pelayanan kesehatan, pemerataan dalam akses pelayanan, peningkatan efisiensi dan efektifitas alokasi sumber daya serta kualitas pelayanan yang bagi seluruh masyarakat; 7 Pengawasan, Monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA. 1. Pemberdayaan masyarakat melalui pemebentukan kelompok-kelompok masyarakat non-formal kelembagaan masyarakat; • Pembentukan dan pengembangan kelembagaan masyarakat melalui pembentukan kelompok-kelompok non-formal masyarakat sebagai upaya pemberdayaan masyarakat yang sadar dan peduli mengenai pentingnya kesehatan. • Dalam pembinaan dan pemberdayaan masyarakat yang sangat penting adalah bagaimana mengajak dan menggairahkan masyarakat untuk dapat tertarik dan bertanggungjawab atas kesehatan mereka sendiri dengan memobilisasi sumber dana yang ada pada mereka, melalui adanya pembentukan kelompok ini maka memudahkan penghimpunanmobilisasi iuran untuk dana pelaksanaan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA sebagai wujud partisipasi aktif masyarakat dalam mensukseskan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA. • Kelompok-kelompok non-formal ini merupakan wadah untuk mensosialisasikan pentingnya upaya menjaga kesehatan melalui pemberdayaan gerakan hidup sehat masyarakat agar dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan bagian upaya promotif dan preventif . 2. Sosialisasi dan Advokasi pengembangan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA kepada masyarakat dan instansidinas terkait melalui pendekatan yang persuasif, informatif dan komunikatif secara berkelanjutan • Sosialisasi dan Advokasi mengenai program Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA kepada Masyarakat dan pihak-pihak terkait dalam memperoleh persetujuan dan dukungan terhadap kegiatan kelembagaan dan kepesertaan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA bagi masyarakat secara luas. Dalam sosialisasi tersebut dijelaskan mengenai apa itu Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA, bagaimana konsep Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA, tujuan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA, manfaat pelaksanaan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA bagi masyarakat, jenis pelayanan kesehatan yang tercakup dalam Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA, Regulasi UU payung hukum pelaksanaan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA, Administrasiprosedur pelayanan kesehatan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA. • Bagi masyarakat diberikan sosialisasi mengenai program Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA ini secara persuasif bersifat ajakan, informatif pemberian informasi yang lengkap, serta yang paling utama adalah komunikatif atau dengan kata lain menggunakan bahasa sederhana dan mudah dipahami masyarakat, sehingga masyarakat bisa memahami manfaat yang bisa diperoleh dalam program tersebut. • Begitu juga dengan dinasinstansistakeholder terkait yang berkepentingan dalam pengembangan realisasi program Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA ini diberikan sosialisasi dan advokasi secara persuasif, informatif dan komunikatif agar mereka memahami secara penuh peran dalam pelaksanaan program tersebut. • Dari sosialisasi awal yang dilaksanakan masyarakat dan dinasinstansistakeholder terkait pasti akan turut menyampaikan aspirasipendapat, saran mengenai pengembangan program ini, dan hal tersebut dapat menjadi feedback bagi pembuat kebijakan dasar hukum untuk menampung aspirasi dan saran bagi pengembangan program ini. 3. Penyusunan, Pengesahan, dan Penetapan dasar hukum bagi pemerintah daerah Kota Sukabumi dalam pengembangan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA dalam bentuk Peraturan Daerah Perda. • Penyusunan Perda ini disusun berdasarkan saran, aspirasi yang berasal dari para ahli, masyarakat, dan para stakeholder. Dimana peraturan ini disesuaikan dengan kondisi, karakteristik, dan kebutuhan masyarakat dalam asuransi kesehatan agar menjadi tepat sasaran dan dapat berhasil, dengan kata lain melalui kombinasi pendekatan Top Down dan Bottom up. 4. Penunjukkan Badan Penyelenggara BAPEL Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA dan perusahaan asuransi untuk mengelola dana, Pemberi Pelayanan Kesehatan PPK Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA dan Badan Pembina BAPIM. • BAPEL: bertanggung jawab mengelola iuran secara efesien, keterlibatan sarana pelayanan kesehatan untuk melaksanakan layanan bermutu namun ekonomi cost-effectiveness dengan pembayaran praupaya, dan keterlibatan pemerintah sebagai badan pembina yang mengarahkan hubungan saling menguntungkan antar pelaku • BAPIM: Badan Pembinaan Bapim Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA Adalah badan pemerintah yang melaksanakan fungsi pembinaan, pengembangan dan pendorongan seperti diatur dalam pasal 66 ayat 1 Undang-Undang No 23 tahun 1992 tentang kesehatan. Anggota Bapim Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA terdiri atas wakil pemerintah. • PPK: Puskesmas, RS, Apotik Penyedia obat-obatan, dokter, bidan yang ditunjukdikontrak untuk memberikan pelayanan kesehatan pada peserta Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA • Perusahaan Asuransi: Perusahaan asuransi disini tidak selalu harus PT Askes dapat juga berupa koperasi, atau perusahaan asuransi swasta lainnya. 5. Pembiayaan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA yang dihimpun dari iuran masyarakat dan dari Pemerintah daerah Kota Sukabumi • Pemberdayaan kelembagaan masyarakat dalam pembiayaan kesehatan diupayakan melalui penghimpunan dana secara aktif dana untuk kesehatan, sehingga dapat dilakukan mobilisasi dana masyarakat untuk Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil dan termanfaatkan secara berhasil-guna dan berdaya-guna, untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya. • Alokasi dana yang berasal dari pemerintah pusat dan daerah. • Perencanaan Pembiayaan kesehatan yang kuat, stabil dan berkesinambungan dalam pelaksanaan pelaksanaan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA, dimana jumlah dana untuk kesehatan tersebut harus cukup tersedia dan dikelola secara berdaya-guna, adil dan berkelanjutan yang didukung oleh transparansi dan akuntabilitas. 6. Meningkatkan pelayanan kesehatan, pemerataan dalam akses pelayanan, peningkatan efisiensi dan efektifitas alokasi sumber daya resources serta kualitas pelayanan yang bagi seluruh masyarakat • Peningkatan pembangunan fasilitas pelayanan kesehatan karena dengan adanya Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA maka akan terjadi peningkatan akan kebutuhan pelayanan fasilitas kesehatan • Meningkatan kualitas SDM dan kemampuan manajerial melalui kegiatan trainingpelatihan kepada tenaga-tenaga kesehatan dan tenaga adminstrasi kesehatan agar dapat memberikan pelayanan dengan kualitas yang baik kepada para peserta Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA. • Pengembangan sarana-prasarana pendukung pelaksanaan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA, seperti pembangunan infrastruktur jalan menuju fasilitas kesehatan. 7. Pengawasan, Monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA serta berjalan efektif dan efisien. • Pengawasan, monitoring dan evaluasi dilaksanakan dengan salah satu tujuan utama adalah untuk memperbaiki perencanaan program dan pelaksanaan berdasarkan berbagai temuan yang diperoleh di lapang dan feed back dari masyarakat peserta Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA. • Pengawasan dan monitoring ini dilaksanakan oleh BPKP dan Bawasda, Pengawasan Masyarakat Melalui DPRD serta oleh LSM, Media Massa. Dimana hal tersebut dilakukan secara berkelanjutan. No. Program Jangka Pendek 2009-2014 Program Jangka Panjang 2015-2020 Berkembangnya kelembagaan masyarakatKelompok- kelompok non formal dari sisi kualitas dan kuantitas 1. Pembentukan kelembagaan masyarakatKelompok- kelompok masyarakat non-formal • Ada partisipasi aktif dalam mensukseskan program Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA • Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesehatan • Tercapainya cakupan menyeluruh Asuransi Kesehatan Program Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA bagi seluruh masyarakat Kota Sukabumi • Mengembangkan partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan sistem asuransi • Peningkatan jumlah masyarakat yang berpartisipasi dalam pengembangan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA secara bertahap • Meningkatnya kemampuan masyarakat dalam pengetahuan dalam hal berorganisasi, manajemen, serta 2. Sosialisasi dan advokasi kepada masyarakat dan dinasinstansi yang terkait dalam pengembangan program Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA secara berkelanjutan serta melalui pendekatan persuasif dan komunikatif Meningkatnya permintaan akan asuransi kesehatan karena a tumbuhnya kesadaran dalam mengantisipasi resiko finansial akibat terus meningkatnya biaya kesehatan. 3. Penetapan Dasar Hukum bagi Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA oleh Pemerintah Daerah Kota Sukabumi Peraturan Daerah Pelaksanaan program Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA yang berjalan efektif dan efisien serta berkelanjutan berdasarkan penetapan dasar hukum yang berlaku 4 Penunjukkan Bapel, Bapim, Perusahaan Asuransi, dan PPK dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA Adanya peran yang berjalan secara efektif dan efisien dari Bapel, Bapim, Perusahaan Asuransi, dan PPK dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA secara optimal dan berkelanjutan 5. Pengawasan, Monitoring dan Evaluasi BPKP dan Bawasda, Pengawasan Masyarakat Melalui DPRD , LSM, Media Massa Berjalannya Pengawasan, Monitoring, Evaluasi program Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA yang berkelanjutan serta berjalan secara efektif dan efisien Pembiayaan Cost Sharing dalam pelaksanaan Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA yang dihimpun dari iuran masyarakat dan dari Pemerintah daerah Kota Sukabumi Pembiayaan kesehatan yang bersumber dari masyarakat semakin meningkat serta tercipta kemitraan antara masyarakat lembaga masyarakatkelompok-kelompok non-formal dan pemerintah yang melembaga. • Pembelanjaan kesehatan program Jaminan Kesehatan Daerah JAMKESDA dilaksanakan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel dengan pelayanan terkendali secara berkesinambungan. 6. • pengembangan peran serta sektor swasta dalam pembangunan kesehatan masyarakat sebagai wujud adanya tanggung jawab sosial sektor swasta dalam pembangunan kesehatan Kota Sukabumi • Terciptanya pelayanan kesehatan bermutu dan berkelanjutan secara adil dan merata bagi masyarakat Kota Sukabumi. Meningkatkan pelayanan kesehatan, pemerataan dalam akses pelayanan, peningkatan efisiensi dan efektifitas alokasi sumber daya resources serta kualitas pelayanan yang bagi seluruh masyarakat 7. • Tumbuhnya perilaku positif dalam masyarakat untuk menjaga kesehatan melalui gerakan hidup sehat dan bersih serta menerapkan gizi seimbang dalam pola makanan.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN