Pendidikan Pekerjaaan Responden Karakteristik dan Sosial Ekonomi Keluarga

angka kesakitan semakin tinggi sehingga kontak terhadap pelayanan kesehatan semakin tinggi pula. Hal ini berimplikasi pada tinggi rendahnya premi asuransi yang harus dibayarkankan. Berdasarkan penelitian, 62 persen penduduk Kota Sukabumi merupakan usia produktif. Ini berimplikasi pada besaran premi asuransi yang dibayarkan adalah menengah atau tidak terlalu tinggi.

5.5.2. Status Perkawinan

Pada Tabel berikut Tabel 5 dijelaskan mengenai status perkawinan dari responden. Tabel 5. Status Perkawinan Responden No Status Perkawinan Jumlah 1 Kawin 36 85,7 2 Belum Kawin 3 Janda 6 14,3 Total 42 100 Berdasarkan pada tabel di atas dapat dilihat bahwa sebesar 85,7 persen responden dalam survey ini berstatus kawin, dan sebesar 14,4 persen berstatus Janda. Sementara responden yang belum pernah kawin dalam survey ini tidak ditemukan. Status perkawinan seseorang menentukan pola penyakit yang diderita. Masyarakat yang memiliki belum kawin memiliki pola penyakit yang berbeda dengan yang berstatus kawin. Resiko untuk hamil, melahirkan, seksiologi akan dialami oleh masyarakat yang memiliki status kawin. Hal ini menyebabkan perbedaan frekuensi kontak terhadap pelayanan kesehatan, perbedaan tindakaan yang diperlukan, dan tentu saja ini berimplikasi juga pada perbedaan pembayaran premi.

5.5.3. Pendidikan

Pendidikan merupakan komponen yang menggambarkan kualitas manusia. Tingginya pendidikan yang disandang menggambarkan tingginya tingkat pengetahuan yang dimiliki, dan tentu saja gaya hidup dan kualitas kehidupannya lebih baik dari pada masyarakat yang tidak berpendidikan. Hal ini berimplikasi pada tingkat penyediaan sarana pelayanan kesehatan yang harus disediakan. Masyarakat dengan pendidikan tinggi biasanya memiliki tingkat pemilihan sarana pelayanan kesehatan dan tingkat kepuasan terhadap pelayanan yang berbeda lebih tinggi dengan masyarakat yang kurang memiliki pendidikan. Berikut dalam Tabel 6 adalah tingkat pendidikan responden. Tabel 6. Pendidikan Responden No Jenis Pendidikan Jumlah 1 TidakBelum Sekolah 2 Tidak tamat SD 3 7,1 3 Tamat SD 17 40,5 4 Tamat SLTP 8 19 5 Tamat SLTA 14 33,4 6 Tamat Akademi 7 Tamat Perguruan Tinggi Total 42 100 Melihat dari tabel di atas , responden dalam survey ini paling banyak adalah mereka yang pernah menamatkan pendidikan pada tingkat SD yakni 40.5 persen, kemudian tertinggi ke dua adalah tamatan SLTA sebesar 33.4 persen. Sisanya adalah tamatan SLTP 19 persen dan dan tidak tamat SD 7.1 persen. Dalam survey ini tidak ditemukan responden yang tidakbelum sekolah. Hal tersebut memperlihatkan bahwa sarana pelayanan yang harus disediakan untuk kepuasan masyarakat yang maksimal tidaklah terlalu rumit.

5.5.4. Pekerjaaan Responden

Responden yang diwawancarai seluruhnya adalah ibu rumah tangga, dimana aktivitas pekerjaan dapat dilihat dari Tabel 7. Tabel 7. Jenis Pekerjaan Responden No Pekerjaan Jumlah 1 Tidak bekerja 25 59.5 2 Pegawai Negeri SipilTNI 1 2.4 3 Karyawan swasta - 4 Petaniberkebun milik sendiri - 5 Nelayan - 6 Wiraswastadagang 13 31 7 Buruhsupirtukang 1 2.4 8 Pensiunan 1 2.4 9 Lain-lain 1 2.4 Total 42 100 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa sebesar 59.5 persen responden tidak bekerja dan 31 persen sebagai wiraswastadagang, sisanya pensiunan, buruh, PNS Pegawai Negeri Sipil dan lain-lain guru ngaji masing- masing sebesar 2.4 persen. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa lokasi kerja mereka sebesar 18 persen berada di Kota Sukabumi dan sisanya di luar Kota Sukabumi. Jenis pekerjaan responden memiliki implikasi yang sama dengan tingkat pendidikan masyarakat, yakni berimplikasi pada perbedaan terhadap pemilihan sarana pelayanan kesehatan yang diinginkan. Hal itu berarti semakin tinggi jenis pekerjaan yang dimiliki, maka tingkat kepuasan terhadap pelayanan sarana pelayanan kesehatan akan semakin tinggi, masyarakat dengan status pekerjaan tersebut lebih memilih sarana pelayanan yang lebih baik. Oleh sebab itu, penyelenggara asuransi perlu memperhatikan sarana seperti apa yang perlu disediakan untuk tingkat kepuasan yang lebih tinggi, meskipun harus menyesuaikan premi yang dikenakan. 5.5.5. Kepemilikan Rumah. Dari hasil wawancara dengan responden didapatkan bahwa tempat tinggal responden status kepemilikan rumah yang didiami seperti terlihat dalam Tabel 8. Tabel 8. Status Kepemilikan Rumah No Status Kepemilikan Rumah Jumlah 1 Rumah sendiri 23 54.8 2 Rumah KeluargaOrang tua 4 9.5 3 SewaKontrak 15 35.7 Jumlah 42 100 Melihat Tabel 8 di atas, kepemilikan rumah responden sebesar 54.8 persen merupakan rumah milik sendiri, 35.7 persen responden sewa rumah dan sebesar 9.5 persen tinggal di rumah keluargaorang tua. Berdasarkan pada hasil penelitian tersebut sebagian besar responden yang diambil memiliki rumah sendiri hal ini berimplikasi terhadap kontak masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Masyarakat yang memiliki rumah sendiri memiliki resiko berobat yang tidak terlalu tinggi. Hal tersebut berarti bahwa tingkat kontak terhadap pelayanan kesehatan juga berkurang. Hal tersebut akhirnya mempengaruhi besaran premi yang dibebankan.

5.2. Pola Pembiayaan Masyarakat yang Tidak Memiliki Asuransi Kesehatan