Defenisi Operasional 1 Hirarki Pertama

48 Dimana: CHijt : i-1 = nilai prioritas elemen ke-i terhadap elemen ke-t pada tingkat diatasnya i-1 yang diperoleh dari hasil pengolahan horisontal. VWti-1 = nilai prioritas pengaruh elemen ke-t pada tingkat ke i-t terhadap sasaran utama yang diperoleh dari hasil pengolahan horisontal. P = jumlah tingkat hirarki r = jumlah elemen yang ada pada tingkat ke-i s = jumlah elemen yang ada pada tingkat ke i-t 8. Mengevaluasi inkonsistensi untuk seluruh hirarki. Pada pengisian judgement pada tahap MPB matriks pembanding berpasangan terdapat kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam membandingkan elemen satu dengan elemen yang lain sehingga diperlukan suatu uji inkonsistensi. Dalam PHA, penyimpangan diperlukan dengan toleransi rasio inkonsistensi dibawah 10 persen. Langkah ini dilakukan dengan mengalikan setiap indeks konsistensi dengan prioritas-prioritas kriteria yang bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks konsistensi acak, yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Untuk memperoleh hasil yang baik, rasio inkonsistensi hirarki harus bernilai kurang dari atau sama dengan 10 persen. Rasio inkonsistensi diperoleh setelah matriks diolah secara horisontal dengan menggunakan program komputer expert choice 2000. Jika rasio inkonsistensi mempunyai nilai yang lebih dari 10 persen maka mutu informasi harus ditinjau kembali dan diperbaiki, antara lain dengan memperbaiki cara menggunakan pertanyaan ketika melakukan pengisian ulang kuisioner dan dengan lebih mengarahkan responden yang mengisi kuisioner. 4.5. Defenisi Operasional 4.5.1 Hirarki Pertama 1. Tingkat 1 adalah fokus, yaitu tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Pada hirarki pertama, fokus hirarki tujuan penelitian adalah menentukan 49 faktor yang paling berpengaruh dalam penyusunan strategi promosi produk minuman kesehatan Curma di PT Biofarmaka Indonesia. 2. Tingkat 2 adalah tujuan, yaitu tujuan yang ingin dicapai oleh PT Biofarmaka Indonesia dalam menjalankan kegiatan promosi produk minuman kesehatan Curma yang terdiri dari menginformasikan dan mengingatkan produk kepada konsumen, meningkatkan penjualan, memperluas pangsa pasar, dan untuk menghadapi persaingan. 3. Tingkat 3 adalah faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi produk minuman kesehatan Curma yang terdiri dari faktor anggaran, faktor karakteristik produk, faktor pasar, bauran pemasaran lainnya selain promosi, dan faktor konsumen. 4. Tingkat 4 adalah sub faktor, yaitu penjabaran dari faktor yang terdapat pada tingkat 3. Faktor anggaran terdiri dari cash perputaran kas perusahaan dan sale penjualan sebelumnya. Karakteristik produk terdiri dari sifat dan mutu produk. Faktor pasar terdiri dari daur hidup produk, segmen pasar, trend pasar, dan positioning produk di pasar. Bauran pemasaran selain promosi terdiri dari produk, harga, dan distribusi produk. Faktor konsumen terdiri dari karakteristik konsumen, loyalitas konsumen, dan kesiapan pembeli. 4.5.2 Hirarki kedua 1. Tingkat 1 adalah fokus hirarki, yaitu tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian. Pada hirarki kedua, tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah alternatif strategi promosi yang tepat bagi produk minuman kesehatan Curma di PT Biofarmaka Indonesia berdasarkan kendala yang dihadapi dan pendukung yang dimiliki perusahaan. 2. Tingkat 2 adalah dasar pemilihan alternatif strategi promosi, yaitu faktor kendala dan pendukung. Faktor kendala merupakan segala sesuatu baik yang datang dari dalam maupun ancaman dari luar yang menyulitkan perusahaan dalam menetapkan strategi promosi. Faktor pendukung adalah segala sesuatu yang mendukung atau memudahkan perusahaan dalam menetapkan strategi promosi untuk produk minuman kesehatan Curma. 50 3. Tingkat 3 adalah faktor kendala dan pendukung. Kendala perusahaan dalam menentukan strategi promosi produk minuman kesehatan Curma adalah sumberdaya manusia, manajemen produksi, pesaing, dan dana. Faktor pendukung perusahaan untuk menentukan strategi promosi produk minuman kesehatan Curma adalah produk Curma sendiri, perusahaan, teknologi yang dimiliki perusahaan, dan lembaga pendukung yang membantu perusahaan. 4. Tingkat 4 adalah sub kendala dan sub pendukung. Sub kendala sumberdaya manusia yang dihadapi perusahaan adalah jumlah SDM dan skill yang dimiliki SDM dalam promosi. Sub kendala manajemen produksi adalah kapasitas produksi Curma dan kontinuitas produksi. Sub kendala pesaing yaitu promosi dan merek yang dimiliki pesaing. Sub kendala dana adalah penetapan dana dan sumber dana promosi produk minuman kesehatan Curma. Sub pendukung perusahaan yaitu fasilitas yang dimiliki perusahaan, struktur organisasi, dan target penjualan perusahaan. Sub pendukung produk adalah harga, mutu, dan sifat produk Curma. Sub pendukung teknologi terdiri dari sistem quality control dan tools support yang dimiliki perusahaan. Sub pendukung lembaga pendukung yaitu lembaga pemerintahan dan lembaga swasta. 5. Tingkat 5 adalah alternatif strategi promosi. Alternatif strategi promosi terdiri dari periklanan advertising, promosi penjualan sales promotion, humaspublisitas public relation, pemasaran secara langsung direcet marketing, dan penjualan secara pribadi personal selling. 4.5.3 Alternatif Strategi Promosi 1. Alternatif 1 merupakan strategi promosi yang menitikberatkan pada periklanan advertising merupakan alat promosi yang terdiri dari iklan lini atas above the lineATL, yaitu tayangan iklan di media cetak majalah, koran, dan tabloid, televisi, radio, bioskop, billboard, dan sebagainya dan iklan lini bawah below the lineBTL, yaitu iklan pada pameran, brosur, lembar informasi, benda-benda pajangan di tempat penjualan, tas iklan, kalender, dan sebagainya. 51 2. Alternatif 2 yaitu strategi promosi yang menitikberatkan pada promosi penjualan sales promotion. Promosi penjualan memberikan penawaran insentif untuk membeli, yang sebagian besar berjangka pendek, contohnya pemberian sampel produk, potongan harga pembelian discount, pemberian hadiah, mengikuti pameran dagang dan pengadaaan bazar. 3. Alternatif 3 yaitu strategi promosi yang menitikberatkan pada hubungan masyarakat atau publisitas public relation. Strategi ini mencakup sumbangan amal, sponsor pada acara atau kegiatan, talkshow, seminar yang berkaitan dengan produk, pemberitaan melalui website dan pemberian konsultasi kesehatan gratis di kios herbal untuk pembeli produk perusahaan. 4. Alternatif 4 yaitu strategi promosi yang menitikberatkan pada pemasaran secara langsung direct marketing. Strategi promosi ini berusaha menjangkau konsumen dengan menyerahkan produk kepada konsumen tanpa menggunakan perantara seperti, pemasaran secara langung di mall Botani Square Bogor, Agrimart IPB, kios herbal Taman Kencana, dan pemasaran secara online melalui space iklan dan website perusahaan. 5. Alternatif 5 yaitu strategi promosi yang menitikberatkan pada penjualan secara pribadi sales promotion. Strategi promosi ini dilakukan untuk menjangkau konsumen secara intim dengan mengalokasikan sumberdaya manusia yang dimiliki sebagai driver sales person pengantar produk ke tempat konsumen, order getter pencari konsumen di luar, order taker pelayan dalam kios herbal, dan demand creator penjual produk dengan kreativitas tinggi. 52 V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Sejarah, Visi dan Misi PT Biofarmaka Indonesia 5.1.1 Sejarah PT Biofarmaka Indonesia