37 Hal yang diutamakan dalam data yang diterapkan pada PHA adalah
kualitas dari responden, bukan kuantitas respondennya. Dengan demikian metode PHA dapat dilakukan hanya berdasarkan penilaian satu orang saja, dengan syarat
orang tersebut merupakan orang yang ahli pada bidang yang dipermasalahkan. Walaupun hanya didasarkan pada penilaian satu orang, metode PHA mampu
menyajikan suatu analisis kuantitatif serta kualitatif yang memadai. Terdapat empat kelebihan menggunakan metode PHA, antara lain:
1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih
sampai kepada sub-sub kriteria yang paling mendalam. 2.
Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitifitas
pengambilan keputusan. 4.
Mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi obyektif dan multi kriteria yang berdasarkan pada perbandingan preferensi dari setiap
elemen hirarki. Kelemahan dari penggunaan metode PHA ini adalah penilaian yang
subyektif, tidak baku karena berdasarkan pemikiran seseorang. Tapi hal ini dapat diatasi dengan benar-benar memilih orang yang tepat yaitu orang yang ahli atau
pakar di bidang yang akan diteliti.
3. 2. Kerangka Operasional
Gaya hidup back to nature yang berkembang dalam masyarakat menyebabkan munculnya produk-produk pangan, obat-obatan, dan kosmetik yang
berbahan baku herbal. Salah satu dari tanaman herbal yang dikembangkan saat ini adalah tanaman obat biofarmaka. Produksi, nilai dan volume ekspor tanaman
biofarmaka di Indonesia yang meningkat telah dimanfaatkan oleh industri obat tradisional IOT dan industri kecil obat tradisional IKOT. PT Biofarmaka
Indonesia merupakan industri kecil obat tradisional IKOT yang saat ini menghadapi persaingan dengan perusahaan lainnya.
PT Biofarmaka Indonesia meluncurkan produk minuman kesehatan Curma untuk memperkenalkan produk PT Biofarmaka Indonesia kepada konsumen.
38 Selain itu, PT Biofarmaka Indonesia ingin meningkatkan pangsa pasar,
memperkokoh merek PT Biofarmaka Indonesia dan meningkatkan pendapatan agar mampu bertahan dalam persaingan. Hal tersebut dapat tercapai dengan
mencetuskan strategi pemasaran yang tepat seperti, strategi produk, strategi harga, strategi distribusi, dan strategi promosi. Untuk produk minuman kesehatan
Curma, PT Biofarmaka Indonesia perlu memiliki strategi promosi baru untuk mengkomunikasikan produk minuman kesehatan Curma kepada konsumen agar
konsumen mengetahui keberadaan produk. Kegiatan promosi produk minuman kesehatan Curma yang telah dilakukan
PT Biofarmaka Indonesia perlu ditinjau kembali secara deskriptif. Kemudian dilakukan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi
promosi Curma di PT Biofarmaka Indonesia dengan menggunakan metode PHA proses hirarki analitik. Selanjutnya, alternatif strategi promosi yang sesuai
untuk produk minuman kesehatan Curma berdasarkan kendala dan pendukung yang ada, juga akan diolah dengan menggunakan metode PHA Proses hirarki
analitik . Hirarki dibuat berdasarkan hasil pengumpulan data dan informasi yang
diperoleh dari para informan perusahaan, disesuaikan dengan beberapa teori mengenai promosi dan penelitian terdahulu. Dari informasi tersebut, kemudian
hasilnya hirarki sementara didiskusikan dengan pihak perusahaan yang dianggap tepat, yaitu para pengambil keputusan mengenai pemilihan dan pelaksanaan
promosi. Setelah diperoleh suatu hirarki yang telah sesuai dengan kondisi perusahaan dan telah dikelompokkan berdasarkan elemennya masing-masing,
kemudian dibuat kuisioner. Kuisioner akan diisi oleh responden pilihan yaitu para pengambil
keputusan mengenai pemilihan dan pelaksanaan promosi. Setelah pengisian kuisioner secara individu masing-masing responden mengisi kuisioner yang
sama kemudian disusunlah suatu matriks gabungan yang merupakan hasil rata- rata jawaban responden. Kemudian dilihat ratio inkonsistensinya, apabila telah
memenuhi batas yang ditentukan lebih kecil atau sama dengan 10 persen maka sudah dapat diperoleh hasil yang sesuai dengan yang diinginkan. Berdasarkan
hasil analisis tersebut, maka akan didapat urutan prioritas dari strategi promosi
39 produk minuman kesehatan Curma yang akan diterapkan PT Biofarmaka
Indonesia. Secara sistematis, kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Kerangka Operasional Penelitian
PT Biofarmaka Indonesia dengan Visi, misi dan
rencana ke depan Persaingan
Analisis deskriptif
PHA
Strategi promosi yang tepat bagi produk Curma di PT Biofarmaka Indonesia
Identifikasi kegiatan promosi
produk Curma yang dilakukan
Identifikasi faktor yang mempengaruhi
penyusunan strategi promosi
Alternatif strategi promosi sesuai dengan pendukung
yang dimiliki dan kendala yang dihadapi
Promosi Produk Minuman Kesehatan Curma
Gaya hidup back to nature, produksi, nilai dan volume ekspor tanaman obat yang meningkat, perkembangan industri obat tradisional sehingga
memunculkan ide untuk mengolah tanaman biofarmaka menjadi obat- obatan dan bahan kosmetik.
Meningkatkan penjualan, menginformasikan dan mengingatkan produk kepada konsumen, meningkatkan pangsa pasar, dan
memperkokoh merek PT Biofarmaka Indonesia
40
IV METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di PT Biofarmaka Indonesia di Kampus IPB Taman Kencana Jalan Taman Kencana No. 3, Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan
secara sengaja purposive, dengan mempertimbangkan bahwa PT Biofarmaka Indonesia merupakan salah satu industri kecil obat tradisional IKOT di kota
Bogor dan berada di bawah pengawasan Pusat Studi Biofarmaka PSB LPPM IPB yang fokus pada pengembangan produk-produk herbal dari tanaman obat
biofarmaka. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Mei 2009.
4.2. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data primer diperoleh melalui
hasil pengamatan langsung di lapangan observasi, wawacancara langsung, pemberian kuisioner daftar pertanyaan kepada manajer pemasaran PT
Biofarmaka Indonesia yang banyak berhubungan dengan masalah pemasaran dan promosi produk minuman kesehatan Curma. Wawancara dilakukan untuk
mengetahui kondisi dan kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam hal pemasaran dan promosi.
Data sekunder diperoleh dari literatur dan instansi-instansi yang terkait, seperti Badan Pusat Statistik BPS, Departemen Pertanian, Direktorat Jendral
Bina Produksi Hortikultura, dan perpustakaan LSI IPB. Data sekunder juga diperoleh dari PT Biofarmaka Indonesia mengenai gambaran umum perusahaan
seperti sejarah perusahaan, visi, misi, dan rencana ke depan perusahaan, struktur organisasi, proses produksi, dan pemasaran terutama kegiatan promosi. Selain itu,
data sekunder diperoleh melalui buku, artikel internet, dan penelitian terdahulu.
4.3. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui metode pengamatan langsung observasi dan metode dengan menggunakan pertanyaan