Pengadaan Bahan Baku Proses Produksi

58 Produk permen yang diproduksi oleh PT Biofarmaka Indonesia dikhususkan untuk pasar anak-anak yang menyukai permen. Permen yang dihasilkan oleh PT Biofarmaka Indonesia juga dapat berguna bagi kesehatan tubuh karena bahan baku yang terkandung dalam permen memiliki khasiat obat dan terbuat dari bahan herbal sehingga aman untuk dikonsumsi anak-anak. Produk-produk PT Biofarmaka Indonesia diproduksi di laboratoium dengan kelengkapan pendukung untuk uji kualitas dan berada dibawah pengawasan PSB Pusat Studi Biofarmaka IPB. Selain itu, produk-produk PT Biofarmaka Indonesia telah memperoleh ijin produksi dari DepKes RI Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

5.5. Operasional Kegiatan PT Biofarmaka Indonesia

Kegiatan operasional yang dilakukan oleh PT Biofarmaka Indonesia saat ini dalam mencapai visi dan misi perusahaan adalah pengadaan bahan baku, proses produksi, dan penjualan produk.

5.5.1 Pengadaan Bahan Baku

Dalam menghasilkan produknya PT Biofarmaka Indonesia memerlukan bahan baku yang berasal dari pemasok utama dan pemasok lain. Pemasok utama adalah Pusat Studi Biofarmaka PSB IPB yang mempunyai kebun budidaya tanaman obat di kebun percobaan Cikabayan milik IPB dan di daerah Kalimantan. Sedangkan pemasok lain berasal dari daerah Solo dan Semarang. PT Biofarmaka Indonesia tidak terikat dengan para pemasoknya. Sistem pembelian bahan baku yang dilakukan PT Biofarmaka Indonesia berdasarkan pertimbangan kualitas dan harga dengan sistem pembayaran tunai dan sebagian dengan cicilan.

5.5.2 Proses Produksi

Bahan baku produk yang dihasilkan PT Biofarmaka Indonesia secara umum berasal dari simplisia tanaman biofarmaka. Simplisia yang diterima dari pemasok diperiksa terlebih dahulu untuk mengontrol kualitas bahan baku agar tetap sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Sebelum menjadi produk jadi, simplisia akan melalui tahapan-tahapan dalam proses produksi yang meliputi sortasi, pencucian, pengeringan, penggilingan, dan pencampuran. 59 1. Sortasi Simplisia yang akan digunakan disortir terlebih dahulu untuk menghindari terdapatnya benda atau bahan asing yang tidak diinginkan masuk ke dalam proses produksi misalnya batu, paku, plastik, dan kotoran lainnya. 2. Pencucian Simplisia yang sudah disortir dicuci dengan air bersih, pencucian dilakukan dengan tujuan menghilangkan pencemaran pada simplisia. 3. Pengeringan Pengeringan simplisia yang telah dicuci dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama simplisia dijemur terbuka di bawah sinar matahari dan tahap kedua dikeringkan dalam oven pengering. Proses pengeringan dalam dua tahap ini bertujuan untuk menjaga agar simplisia tetap berada dalam keadaan kering atau tidak lembab sehingga terhindar dari perkembangbiakan mikroorganisme yang akan merusak mutu simplisia. Kemudian quality control dilakukan di laboratorium PSB Pusat Studi Biofarmaka IPB untuk mengetahui kadar air simplisia. Apabila kadar air dalam simplisia masih tinggi, maka dilakukan pengeringan kembali di dalam oven pengering. Simplisia yang telah melalui proses ini dapat dikategorikan sebagai bahan baku bersih untuk produk- produk PT Biofarmaka Indonesia. 4. Penggilingan Simplisia yang telah melalui proses pengeringan atau bahan baku bersih digiling dengan menggunakan mesin penggiling. Setelah penggilingan, bahan baku tersebut diayak sehingga menjadi serbuk halus yang telah terstandarisasi untuk digunakan dalam pembuatan produk-produk biofarmaka. 5. Pencampuran Bahan baku bersih yang telah menjadi serbuk halus diracik kembali dengan bahan-bahan lain untuk menghasilkan produk bioafarmaka. Misalnya, untuk menghasilkan produk minuman kesehatan Curma, serbuk halus temulawak akan dicampur dengan ekstrak lemon, gula, dan madu sehingga menjadi ekstrak Curma. Kemudian ekstrak Curma akan dicampur dengan air sesuai dengan perbandingan yang telah standarisasi. 60 6. Pengemasan Serbuk halus simplisia sebelum diekstrak akan diayak kembali sehingga diperoleh serbuk yang lebih halus. Setelah diekstrak bahan tersbut dipanaskan untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme. Ekstrak tersebut diuji kembali di laboratorium untuk mengetahui masih ada atau tidaknya kontaminasi. Setelah dinyatakan higienis, ekstrak diaduk dengan mikser dan ditimbang untuk dimasukkan dalam kapsul yang sudah dicetak. Ekstrak kapsul disortasi telebih dahulu untuk menjaga kualitas kapsul agar tetap bersih dan bagus bentuknya. Kapsul dimasukkan ke dalam botol sesuai dengan jumlah yang ditentukan, kemudian botol tersebut disegel dan disterilisasi untuk menjamin mutu produk tersebut. Untuk produk minuman kesehatan Curma, dikemas dalam kemasan botol kaca ukuran 125 mL, disegel, dan disterilisasi untuk menjamin mutu produk. Setelah produk dimasukkan dalam kemasannya masing-masing, dicantumkan tanggal kadaluarsa produk pada setiap label kemasan produk. Produk minuman kesehatan Curma memiliki daya tahan selama tiga minggu dari pengemasan produk.

5.5.3 Penjualan Produk