Hasil Penelitian Terdahulu Temulawak

12 kamfer, borneol, xanthorrizol, tumerol dan sineal. Kandungan kurkumin berkisar antara 1,6 - 2,22 dihitung berdasarkan berat kering. Secara empirik dan ilmiah zat aktif uji klinik, temulawak mempunyai 7 manfaat yaitu memperbaiki nafsu makan, memperbaiki fungsi pencernaan, memelihara kesehatan fungsi hati, mengurangi nyeri sendi dan tulang, menurunkan lemak darah, antioksidan, membantu memelihara kesehatan, dan membantu menghambat penggumpalan darah. Menurut ahli jamu, temulawak dapat dipakai untuk penyakit ginjal, demam, penyakit kuning, gangguan pada getah empedu, dan beberapa masalah lain. Menurut Prof. Dr. Suwijiyo Pramono, Apt dari fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada temulawak ampuh mengatasi kolesterol. Pada uji klinis yang melibatkan 80 pasien kolesterol tinggi hiperlipidemia, pemberian 2 kapsul ekstrak temulawak selama 2 kali sehari dalam 4 minggu dapat menurunkan kadar kolesterol 18,25. Doktor Fitokimia dari Universitas Toulouse Perancis itu juga mendapati kadar LDL low density lipoprotein dikenal sebagai kolesterol jahat turun 25,98 PT Biofarmaka Indonesia 2008. 2. 2. Hasil Penelitian Terdahulu Simamora S 2005 menganalisis promosi produk mahkota dewa di PT Mahkota Dewa Indonesia Jakarta dengan menggunakan proses hirarki analitik PHA. Peneliti menyatakan promosi perusahaan PT Mahkota Dewa Indonesia bertujuan untuk menciptakan kesadaran merek sehingga konsumen dapat mengenal produk-produk PT Mahkota Dewa Indonesia dan tidak beralih kepada produk kesehatan tradisional pesaing. Dari hasil penelitian dirumuskan alternatif strategi yang tepat bagi PT Mahkota Dewa Indonesia Jakarta adalah menitikberatkan promosi pada periklanan advertising. Analisis strategi promosi suplemen kesehatan Curfos pada PT Interbat dengan proses hirarki analitik PHA oleh Zulhiyardi 2007 mengidentifikasi bahwa faktor penyusun strategi promosi PT Interbat didasarkan pada pemilihan kendala yang dihadapi olehnya secara berturut-turut adalah faktor pesaing diikuti oleh faktor manajemen perusahaan. Sedangkan subfaktor promosi diikuti oleh 13 subfaktor merek produk pesaing. Alternatif strategi promosi yang disarankan adalah meningkatkan aktivitas promosi yang dilakukan saat ini, menitikberatkan pada hubungan masyarakat dan publisitas, menitikberatkan pada personal selling dan pemasaran langsung. Rachmat E 2008 menganalisis strategi promosi susu formula lanjutan follow up infant Morinaga Chilmil pada PT Sanghiang Perkasa menggunakan alat proses hirarki analitik PHA. Dari penelitian yang dilakukan oleh Rachmat pada susu formula lanjutan Morinaga Chilmil ditemukan bahwa strategi promosi yang telah dijalankan oleh PT Sanghiang Perkasa adalah periklanan strategi above the line secara langsung dan below the line secara tidak langsung. Strategi yang dijalankan dititikberatkan pada periklanan strategi below the line karena lebih tepat sasaran serta anggaran yang dikeluarkan dapat seminimal mungkin atau jauh lebih kecil dibandingkan strategi above the line. Faktor anggaran merupakan bagian yang penting bagi PT Sanghiang Perkasa dalam pengambilan keputusan promosi. Hal ini disebabkan oleh perhitungan biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan pada setiap kegiatan promosi yang dilakukan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, alternatif strategi yang disarankan untuk dilaksanakan perusahaan adalah strategi promosi penjualan dimana anggaran biaya yang akan dikeluarkan kecil dan tidak melanggar peraturan pemerintah. Selain itu, PT Sanghiang Perkasa berpendapat bahwa strategi promosi penjualan merupakan saluran promosi yang paling efektif dan efisien. Berdasarkan penelitian diatas mengenai strategi promosi, dapat disimpulkan bahwa rumusan alternatif strategi promosi setiap perusahaan memiliki prioritas titikberat yang berbeda-beda. PT Mahkota Dewa Indonesia menitikberatkan alternatif strategi promosinya pada periklanan karena PT Mahkota Dewa Indonesia ingin menciptakan kesadaran merek konsumen dan mengenalkan produknya. Sedangkan PT Interbat menitikberkan alternatif strategi promosi pada hubungan masyarakat dan publisitas. Hal ini disebabkan karena masyarakat belum mengetahui bahwa perusahaan farmasi juga memproduksi suplemen kesehatan berbahan baku biofarmaka dan sebelumnya masyarakat hanya mengenal perusahaan farmasi sebagai produsen obat berbahan baku kimia 14 murni. PT Interbat memilih alternatif strategi promosi melalui hubungan masyarakat dan publisitas karena adanya sistem pemasaran perusahaan yang lebih diarahkan kepada konsumen perantara yaitu dokter yang menangani kasus medis pada anak. Berbeda dengan kedua perusahaan tersebut, PT Sanghiang Perkasa berpendapat bahwa strategi promosi penjualan merupakan saluran promosi yang paling efektif dan efisien. PT Sanghiang Perkasa merupakan perusahaan yang telah menggunakan saluran iklan above the line untuk memperkenalkan produknya kepada konsumen. Hal ini akan mendukung strategi promosi yang dipilih oleh PT Sanghiang Perkasa yaitu promosi penjualan. Strategi promosi penjualan ini dilakukan karena PT Sanghiang Perkasa mengetahui bahwa produk yang dihasilkan perusahaan telah dikenal oleh masyarakat sehingga dilakukan promosi penjualan agar konsumen lebih memilih membeli produknya dibandingkan produk pesaing. Abdulloh A 2008 melakukan analisis strategi pemasaran minuman jamu instant Langsing Ramping PT Biofarmaka Indonesia dengan menggunakan proses hirarki analitik PHA. Peneliti mengidentifikasi bahwa PT Biofarmaka Indonesia telah melakukan strategi pemasaran yaitu; strategi produk, yang masih menyentuh manfaat inti dari produk; strategi harga, dengan menetapkan harga dibawah harga pesaing; strategi promosi, melalui media cetak, pameran, dan penjualan dengan pemberian discount; strategi distribusi, langsung di kios herbal dan bekerjasama dengan perusahaan distributor. Prioritas strategi pemasaran secara berurutan yang dipilih perusahaan adalah distribusi karena secara simultan dapat meningkatkan penjualan dan pangsa pasar secara langsung, harga merupakan indikator yang akan dapat memposisikan produk diantara pesaing, promosi merupakan alat komunikasi keberadaan dan keunggulan produk, produk yang baik akan dipilih pelanggan. Prasetiawan E 2005 melakukan penelitian pengembangan usaha minuman instant di sub divisi PSB Pusat Studi Biofarmaka IPB. Alternatif strategi yang disarankan adalah meningkatkan diferensiasi produk minuman instant berbahan baku biofarmaka yang alami, bermutu, dan berkualitas yang dapat dikonsumsi masyarakat luas guna menghadapi pesaing dan pendatang baru. 15 Berdasarkan identifikasi yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa kualitas produk yang dihasilkan sub divisi PSB Pusat Studi Biofarmaka IPB bermutu karena bahan baku yang digunakan memiliki kualitas dan kuantitas yang baik serta telah menjadi stakeholder dalam pengembangan minuman instant berbahan baku biofarmaka. Akan tetapi, inovasi program pemasaran dan kegiatan promosi masih rendah. Analisis pengembangan usaha minuman instant berbahan baku biofarmaka pada home industri Lisna Agung Kabupaten Bogor dilakukan oleh Widia Apriani pada tahun 2007. Penelitian ini mengidentifikasi bahwa produk Lisna Agung berbahan baku biofarmaka yang telah mendapatkan sertifikat produk dan harga produk sama untuk semua jenis produk yang dihasilkan dan relatif murah. Kelemahan Lisna agung adalah kualitas sumberdaya manusianya masih rendah, belum memiliki karyawan khusus di pemasaran dan Reseach and Development, proses produksi sederhana, pemasaran dan promosi masih pasif. Alternatif strategi yang terbaik untuk dilakukan Lisna Agung adalah memperluas jaringan distribusi dan pemasaran. Berdasarkan penelitian Abdulloh A 2008 dan Prasetiawan E 2005, dapat disimpulkan bahwa PT Biofarmaka Indonesia yang merupakan pengembangan sub divisi produk PSB Pusat Studi Biofarmaka IPB memiliki kualitas produk yang bermutu dan berkualitas dengan harga yang relatif murah serta memiliki kekuatan instansi yang berada di bawah Pusat Studi Biofarmaka IPB. Akan tetapi, pemasaran dan promosi yang dilakukan oleh PT Biofarmaka Indonesia belum terdistribusi dengan baik. Oleh sebab itu, alternatif strategi pemasaran yang disarankan adalah pendistribusian yang secara simultan dapat meningkatkan penjualan dan pangsa pasar secara langsung serta diferensiasi produk pada pengembangan usaha minuman instan berbahan baku biofarmaka. Lisna Agung, yang menjadi pesaing PT Biofarmaka Indonesia di Bogor, juga bergerak dalam bidang pengembangan minuman instan berbahan baku biofarmaka memiliki kekuatan yang dapat menyaingi PT Biofarmaka Indonesia dengan penetapan harga yang sama untuk semua produk. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Widia A 2007, dapat dilihat bahwa pemasaran dan promosi 16 Lisna Agung masih pasif. Hal ini berbeda dengan PT Biofarmaka Indonesia yang telah melakukan beberapa kegiatan promosi seperti pameran, dan penjualan dengan pemberian discount. Sehingga PT Biofarmaka Indonesia harus mampu meningkatkan pemasaran dan promosi agar Lisna Agung tidak merebut pasarnya dengan melakukan pemasaran dan promosi yang gencar. Penelitian yang akan dilakukan tidak jauh berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu. Topik penelitian yang akan dilakukan adalah strategi promosi sehingga tidak berbeda dengan penelitian terdahulu mengenai strategi promosi. Namun, produk yang dianalisis, minuman kesehatan Curma berbahan baku biofarmaka, berbeda dengan produk penelitian terdahulu mengenai strategi promosi. Tempat penelitian yang akan dilakukan di PT Biofarmaka Indonesia-Bogor yang merupakan tempat yang sama dengan penelitian terdahulu [Abdulloh A 2008 dan Prasetiawan E 2005]. Akan tetapi, topik dan produk yang akan diteliti berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian mengenai analisis strategi promosi sampai saat ini belum pernah dilakukan di PT Biofarmaka Indonesia-Bogor. Sehingga penelitian yang akan dilakukan berbeda dengan penelitian terdahulu dan layak untuk dilaksanakan pada produk minuman kesehatan Curma PT Biofarmaka Indonesia-Bogor. 17 Tabel 4. Judul, Tujuan, dan Alat Analisis Penelitian Terdahulu Nama Judul Tujuan Penelitian Alat Saur Contanius Simamora 2005 Analisis Promosi Produk Mahkota Dewa di PT Mahkota Dewa Indonesia Jakarta 1. Menganalisis tujuan utama kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT mahkota Dewa Indonesia 2. Mengkaji bentuk kegiatan promosi yang dilakukan oleh PT Mahkota Dewa Indonesia 3. Menganalisis faktor-faktor yang paling berpengaruh dan menjadi unsur penyusun strategi promosi PT Mahkota Dewa Indonesia 4. Menyusun rekomendasi alternative strategi promosi yang paling tepat bagi PT Mahkota Dewa Indonesia sesuai dengan peluang dan kendala yang dihadapi - PHA M. Zulhiyardi 2007 Analisis Strategi Promosi Suplemen Kesehatan Curfos Pada PT Interbat 1. Mengidentifikasi faktor penyusun strategi promosi pada PT Interbat 2. Merumuskan strategi alternatif promosi PT Interbat - PHA M. Aliy Abdulloh 2008 Analisis Strategi Pemasaran Minuman Jamu Instan ‘Langsing Ramping’ PT Biofarmaka Indonesia 1. Mengidentifikasi strategi pemasaran yang telah diterapkan oleh PT Biofarmaka Indonesia untuk minuman jamu instan ‘Langsing Ramping’ 2. Menentukan prioritas strategi pemasaran yang tepat untuk dijalankan PT Biofarmaka Indonesia untuk minuman jamu instan ‘Langsing Ramping’ - PHA Eko Rachmat 2008 Analisis Strategi Promosi Susu Formula Lanjutan Follow Up Infant Morinaga Chilmil Pada PT Sanghiang Perkasa 1. Mengetahui startegi promosi Susu Formula Lanjutan Morinaga Chilmil yang dilakukan oleh PT Sanghiang Perkasa 2. Mengidentifikasikan factor-faktor yang menjadi penyusun strategi promosi yang akan dilakukan 3. Merumuskan alternatif strategi promosi Susu Formula Lanjutan Morinaga Chilmil yang efektif dan efisien di PT Sanghiang Perkasa - PHA Eko Prasetiawan 2005 Analisis Strategi Pengembangan Usaha Minuman Instan Studi Kasus Pada Sub Divisi Produk Pusat Studi Biofarmaka IPB 1. Mengkaji kondisi kegiatan usaha minuman instan berbahan baku biofarmaka pada sub divisi produk PSB Pusat Studi Biofarmaka 2. Mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan; peluang dan ancaman dalam pengembangan usaha minuman instan berbahan baku biofarmaka 3. Menentukan alternatif strategi perusahaan dan prioritas strategi usaha minuman instan berbahan baku biofarmaka - IFE - EFE - IE - SWOT - QSPM Widia Apriani 2007 Analisis Strategi Pengembangan Usaha Minuman Kesehatan Instan Berbahan Baku Biofarmaka pada Home Industri Lisna Agung Kab. Bogor 1. Mengidentifikasi faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang berpengaruh terhadap aktivitas LIsna Agung 2. Mengidentifikasi faktor internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan Lisna Agung dalam mencapai tujuannya. - IE - SWOT - QSPM 18 III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Pengertian dan Konsep Pemasaran 3.1.1.1 Pengertian Pemasaran